Sukses

Magis, Tradisi Kebo-Keboan di Banyuwangi Festival 2016

Kebo-keboan merupakan tradisi yang sudah turun temurun dan dimaksudkan sebagai bentuk rasa syukur

Citizen6, Jakarta - Siapa yang tak kenal dengan daerah Banyuwangi, Jawa Timur yang dulunya dikenal sebagai kota dukun santet kini berubah menjadi kota pariwisata. Tak mudah bagi pemerintahan Banyuwangi untul mengubah image tersebut dengan menjadikan Banyuwangi sebagai destinasi pariwisata baru. Salah satu upaya dari pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut dengan menyelenggarakan Banyuwangi Festival yang lebih dikenal B-Fest di setiap tahunnya. Tahun 2016 menjadi Festival keempat kali.

Tujuan dari penyelenggaraan tersebut untuk mempromosikan Banyuwangi ke seluruh indonesia bahkan mancanegara agar bisa membawa manfaat bagi masyarakat Banyuwangi, Khususnya di bidang ekonomi.

Banyuwangi festival 2016 terdiri atas 58 event dan bakal dimulai pada bulan Maret 2016. Selain event lama, seperti Internasional Tour de Banyuwangi Ijen (ITDBI), Festival Gandrung Dewu, Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), Batik Festival dan Jazz Pantai.

Pada tahun ini ada 20 event baru, salah satunya adalah Tradisi Kebo-Keboan. Kebo-keboan atau kerbau jadi-jadian adalah salah satu budaya daerah Banyuwangi yang patut untuk disaksikan dan selami.

Rencananya Tradisi Kebo-keboan ini akan di selenggarakan pada 2 dan 8 Oktober 2016. Sedangkan Festival Banyuwangi sendiri akan berakhir pada tanggal 17 Desember 2016.

Kebo-keboan merupakan tradisi yang sudah turun temurun dan dimaksudkan sebagai bentuk rasa syukur

Bila ingin menikmatinya datanglah ke Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi dan Dusun Krajan, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Di sana ritual itu dihelat dalam suasana penuh suka cita sekaligus pengharapan yang meruah.

Kebo-keboan merupakan tradisi yang sudah turun temurun dan dimaksudkan sebagai bentuk rasa syukur dari petani sekaligus pengharapan agar hujan turun menyuburkan ladang mereka. Selepas itu ritual ini, petani dan warga berharap tanah akan subur, panen akan melimpah, serta terhindar dari malapetaka, baik itu yang akan melimpa tanaman maupun kepada warga yang mengerjakannya.

Di Tradisi kebo-keboan akan ada puluhan orang berdandan seoerti kerbau dan bertingkah polah layaknya kerbau. Mereka umumnya laki-laki bertubuh kekar mengenakan celana pendek, kulit mereka dilumuri arang hitam dan rambut palsu dengan tanduk kerbau, lonceng kayu tergantung di leher seperti kerbau.

Mereka tidak terkendali dan kesurupan seperti kerbau, terkadang melenguh, makan rumput, dan sering kali juga mengerjar penonton. Kebo-keboan ini pun berkubang di sawah basah, beraksi membajak sawah, serta diarak keliling desa diiringi pawai warga.

Penulis:
Ricka Astari

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini