Sukses

Tega, Ibu Tiri Ini Mandikan Anaknya dengan Air Panas hingga Tewas

Hukuman memang terkadang diperlukan untuk membuat seseorang belajar dari setiap kesalahan.

Citizen6, Jakarta - Hukuman bukan berarti harus berwujud kekerasan, apalagi jika harus kehilangan nyawa. Seperti yang terjadi pada seorang balita berusia empat tahun, Austin Derreck Cooper, yang meninggal dengan cara menyakitkan akibat hukuman yang diberikan oleh ibu tirinya, Anna Ritchie (25). 

Dilansir dailymail.co.uk, balita laki-laki asal Ohio tersebut direndam dalam air panas sampai kulit bagian bawah tubuhnya mengelupas. Bagaimana tidak, Anna memberikan hukuman mandi air panas untuk Austin selama lebih kurang 20 menit dengan kondisi air panas 130 derajat Fahrenheit (56,7 Celsius). Padahal menurut para peneliti, dengan air sepanas itu dalam waktu empat detik saja sudah dapat membuat luka bakar pada kulit, apalagi jika itu dialami oleh anak kecil seperti Austin.

Lebih parahnya, Anna tidak membawa Austin ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Anna justru memakaikan baju piyama dan kaus kaki, lalu membawa Austin ke tempat tidur.

Jaksa penuntut Warren County, David Fornshell, menyebutkan Anna telah melakukan tindak kejahatan. Fornshell mengatakan bahwa Austin mengalami pendarahan hebat. Yang pasti kulitnya sudah mengelupas dari kedua kakinya ketika Anna mengeluarkan anak itu dari air yang panas tersebut. Jika saja Anna langsung membawa Austin ke rumah sakit, maka nyawa Austin akan tertolong.

"Andai Austin dirawat di rumah sakit segera, kemungkinannya besar dia akan bertahan hidup," kata Fornshell.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kehabisan Cairan Darah

Kejadian yang diderita Austin baru diketahui oleh ayahnya, Robert Ritchie III, saat ia ingin pergi ke kamar anaknya. Dia pun tak percaya menemukan balita itu sudah tidak bernafas lagi. Tanpa pikir panjang, Robert langsung menelepon layanan darurat kepolisian untuk mendapatkan pertolongan pertama pada putra kesayangannya. Tapi apa daya, saat Austin tiba di Atrium Medical Center, Middletown, Ohio, ia sudah diumumkan tewas kehabisan cairan dan darah.

"Saya pikir putra saya meninggal," katanya tersedu-sedu lewat telepon.

"Dia kaku seperti kayu," tangis Robert kepada media Cincinnati Enquirer.

Akibat insiden tersebut, ibu tiri kejam ini didakwa dengan tuduhan pembunuhan serta sejumlah tuntutan lainnya, yaitu pembunuhan tanpa rencana atas anak tirinya. Anna juga dituduh melakukan perbuatan yang kejam dan membahayakan anak-anak. Adapun alasan Anna melakukan hal ini karena ia marah diminta merawat anak yang bukan darah dagingnya sendiri.

Sebagai kuasa hukum Anna, Seth Cantwell, yang mengetahui alasan dan perbuatannya tersebut akhirnya menolak memberikan komentar ketika Anna terancam hukuman 15 tahun penjara atau hukuman seumur hidup.

Bukan hanya sang ayah yang terpukul, nenek Austin, Sheri Gredig, pun mengatakan pada WCPO bahwa ia merasa Anna tidak menunjukkan rasa penyesalan saat hadir di pengadilan bulan lalu.

"Dia bersikap seperti tidak melakukan sesuatu yang salah," kata Gredig.

"Anna Ritchie benar-benar jahat. Dia seharusnya tidak dibiarkan bebas lagi. Saya ingin dia dihukum mati. Dia mengambil kesayanganku," katanya.

Penulis
Christyana Caroline

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini