Sukses

Inspektur Jenderal, Pementasan Naskah Klasik Rusia Rasa Indonesia

Pementasan ke-142 oleh Teater Koma ini mengangkat kisah korupsi di Rusia dengan konsep pewayangan

Citizen6, Jakarta Syahdan, Ananta Bura, seorang walikota dari sebuah kota kecil tengah pusing tujuh keliling. Pusat kerajaan, Astinapura, akan mengirimkan seorang inspektur jenderal untuk menyelidiki kota yang dipimpinnya. Yang membuat sang walikota cemas adalah, ia tak tahu apa yang akan diselidiki oleh sang inspektur jenderal. Korupsi di negeri itukah?

Jika memang demikian, Ananta Bura patut merasa risau. Sebab tak ada satu pejabat pun di kota itu yang tidak korupsi. Termasuk polisinya. Sang walikota pun mengajak para pejabat berunding. Bagaimana cara mereka mencegah inspektur jenderal melaporkan hal yang buruk pada penguasa pusat? Cara yang masuk akal adalah, menyuapnya. Tapi, apa dia bisa disuap? Lalu, seperti apa sosok sang inspektur jenderal tersebut?

Saat itu pula, kota diributkan oleh seorang anak muda bernama Anta Hinimba yang tinggal di hotel, tapi tak mau membayar tagihan. Mendengar keberanian si pemuda, semua orang yakin, dialah inspektur jenderal yang dimaksud.

Pemain Teater Koma mementaskan teater dengan lakon Inspektur Jendral di Gedung Kesenian Jakarta, Kamis (5/11). (Liputan6.com/Gempur M Surya) 

Tak kehabisan akal, walikota membujuk Anta Hinimba untuk menginap di rumahnya. Saat itu pula, satu per satu pejabat di kota tersebut mendatangi Anta Hinimba. Tujuannya apa lagi kalau bukan 'membujuk' dirinya. Pihak lain yang tak puas dengan walikota tukang korupsi, juga tak tinggal diam. Mereka melancarkan aksi. Menuntut agar walikota diganti. Bukannya mengurus persiapan pernikahan anak walikota dengan inspektur jenderal.

Setelah sekian banyak pengorbanan dari para pejabat, berita lain berhembus. Ternyata Anta Hinimba bukanlah inspektur jenderal yang dimaksud. Malah inspektur jenderal yang asli telah tiba di kota itu. Korupsi yang seharusnya mereka tutupi, malah makin menjadi-jadi.

Demikian kira-kira lakon Inspektur Jenderal yang dibawakan oleh Teater Koma. Sepintas, memang terdengar seperti kisah pewayangan biasa. Namun siapa sangka, produksi ke-142 yang bekerja sama dengan Djarum Budaya Foundation ini, justru disadur dari naskah teater klasik Rusia "Revizor" karya Nikolai Gogol.

Pemain Teater Koma mementaskan teater dengan lakon Inspektur Jendral di Gedung Kesenian Jakarta, Kamis (5/11). (Liputan6.com/Gempur M Surya) 

"Sejak pertama kali dipentaskan pada abad ke-19 sampai sekarang, korupsi masih terjadi. Makanya saya rasa naskah ini relevan jika digubah dengan diberi sentuhan Indonesia," ujar sang sutradara Nano Riantiarno ditemui di Gedung Kesenian Jakarta, Kamis (05/11/2015).

"Kenapa dibawakan menjadi wayang? Karena kisah pewayangan itu Indonesia banget dan akan selalu relevan dengan kondisi negara kita."

Pementasan Inspektur Jenderal menampilkan aktor kawakan Teater Koma seperti Budi Ros, Ratna Riantiarno, Sari Madjid, Dorias Pribadi, Emmanuel Handoyo, Supartono JW, dan Asmin Timbil. Agar tak monoton, juga terdapat aksi kocak para panakawan wanita yang dimainkan oleh Daisy Lantang, Ratna Ully, Anggar Yasti, Tuti Hartati, dan Rita Matu Mona.

Pemain Teater Koma mementaskan teater dengan lakon Inspektur Jendral di Gedung Kesenian Jakarta, Kamis (5/11). (Liputan6.com/Gempur M Surya) 

Selain itu, sederet pemain berbakat lainnya juga ambil bagian, seperti Bayu Darmawan, Sir Ilham Jambak, Yulius Buyung, Julung Ramadan, Dana Hassan, dan Rangga Riantiarno. Untuk menambah kesemarakan di atas pentas, kostum berwarna-warni dipercayakan pada Rima Ananda Omar dan tata rias Sena Sukarya. Sedangkan untuk penata tari ada Ratna Ully serta Fero Aldiansya di bagian musik.

Kemegahan pementasan perpaduan Eropa dan Indonesia yang ditata oleh Taufan ini bisa Anda saksikan di Gedung Kesenian Jakarta, dari tanggal 6 hingga 15 November 2015. (sul)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.