Sukses

Konflik Bersenjata yang Meniadakan Kemanusiaan

Amnesty International dalam laporan tahunannya menegaskan rekor situasi terburuk sejak 7 dekade terakhir pada 2014

Citizen6, Jakarta Kini dunia tengah menjadi saksi bisu dari konflik-konflik terburuk pada kemanusiaan di era modern sekarang ini. Berbagai spekulasi akan motif-motif dibalik semua konflik diangkat oleh berbagai media dan para pakar ahli. Akankah itu konflik berlandaskan fanatisme kepercayaan, fasis, ataupun motif-motif konspirasi mengenai perebutan hak kuasa akan kekayaan bumi, minyak, gas. Bukan hal baru, memang. Namun, sayangnya kini konflik-konflik khususnya yang tengah terjadi di Timur tengah seakan mengatakan semua motif yang disebutkan tadi telah berbaur menjadi satu. Adalah karena fanatisme, perebutan kekayaan atau sekedar gila kuasa.

Betapa tidak amannya perkembangan dunia saat ini. Khususnya, bagi mereka, saudara-saudara sesama manusia kita yang bertahan dan berjuang untuk hidup di tanah konflik.

Seperti dikutip dari rubrik dw.de Amnesty International dalam laporan tahunannya menegaskan rekor situasi terburuk sejak 7 dekade terakhir, tahun 2014 menjadi titik nadir dalam penuntasan konflik bersenjata yang marak di 35 negara, yang memaksa lebih 50 juta rakyat sipil mengungsi dari kampung halamannya. Sayangnya kini (2015), konflik-konflik tersebut masih terus berlanjut. Beberapanya, seperti di bawah ini :

1. Konflik Suriah yang tak kunjung reda

Negara ini terpecah antara pasukan pemerintah di bawah Pemerintah, kelompok oposisi moderat, Islamis, kelompok preman dan geng kriminal. Lebih dari 100.000 orang tewas akibat konflik, dan 9 juta warga terpaksa mengungsi. Konflik ini berpotensi meluas ke negara-negara tetangga. Hingga tahun 2015 ini, kelompok IS (Islamic State) menjadi tokoh kriminal utama kekacauan di Negeri tersebut. Disebutkan hingga 2014 telah ada 76.000 jiwa manusia yang tewas, lebih dari 3,500 anak-anak adalah korbannya.

Serangan dan konflik senjata terus terpantau oleh media anatara IS dan Koalisi Negara Anti-IS yang dipimpin Amerika Serikat. 

2. Teror 'Boko Haram' di Nigeria yang di'cueki' dunia Internasional

Ratusan bahkan diduga hingga 2.000 orang tewas, dua kota hancur dan puluh ribu mengungsi pada 2014. Pemberontak Boko Haram berusaha mengislamkan semua warga di utara Nigeria. Upaya itu telah menewaskan lebih dari 10 ribu jiwa dalam lima tahun terakhir. Tahun lalu, Aprill 2014 aksi Boko Haram yang menculik ratusan murid perempuan mendapat kecaman internasional. Namun, setelahnya, media-media khususnya media barat tak lagi gencar memonitori teror kemanusiaan di Negeri sebrang itu. Kini dunia terlalu fokus pada konflik di Timur Tengah, karena tanah yang kaya minyak, mungkin...

3. Konflik Ukraina yang kian memanas

Pertempuran antara separatis pro Rusia dan militer Ukraina di sekitar kota-kota Luhansk dan Donetsk. Lebih dari 1.100 orang tewas dalam pertempuran sejak pertengahan April, demikian keterangan PBB. Tidak hanya pelaku bersenjata, namun juga warga sipil, bahkan anak-anak termasuk korban tewas. Lebih dari 100.000 orang meninggalkan kampung halaman mereka. Banyak yang tinggal di tempat penampungan seperti di Kharkiv, untuk menghindari teror separatis dan pertempuran.

Harapan dan keinginan akan tatanan kehidupan yang ideal dari setiap kepala manusia tak akan selalu sama. Namun, tetap, kita sebagai manusia harus melihat manusia lainnya sebagai manusia, bukan hanya obyek yang dapat dengan mudah dihilangkan atau dimatikan begitu saja demi harapan-harapan ideal tersebut. Fanatisme terhadap sesuatu tidaklah selalu baik, seringkali, malah, menjadi pemicu terjadinya perang dan konflik.

Peperangan dan konflik hanya meninggalkan kerusakan dan penderitaan bagi mereka yang tertinggal dan terlemahkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini