Sukses

10 Bahasa Ini Langka dan Terancam Punah

Bahasa-bahasa berikut ini terancam punah karena langkanya penutur mereka. Bahasa-bahasa apa saja?

Citizen6, Jakarta Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa menjadi media komunikasi seseorang dengan orang lain. Tanpa bahasa, dunia akan begitu kacau. Di seluruh dunia, terdapat lebih dari 6.000 bahasa  yang terancam punah. Bahasa-bahasa apa saja?

1. Taushiro (Pinche/Pinchi)

Taushiro merupakan bahasa asli Peru yang digunakan di kawasan Sungai Tigre. Bahasa ini dikenal sebagai bahasa yang isolat karena tidak memiliki hubungan nyata dengan bahasa lain. Pengguna bahasa ini hanya berhitung sampai sepuluh menggunakan jari. Sebagai contoh, untuk mengatakan 'satu' di Taushiro, Anda akan berkata washikanto. Untuk mengatakan nomor di atas 10, Anda akan berkata ashintu dan menunjuk ke jari kaki Anda. Sebuah studi pada tahun 2008 menyatakan hanya ada satu orang yang lancar berbahasa ini. Bahasa ini pun terdaftar sebagai bahasa yang hampir punah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Selanjutnya

2. Kaixana/Caixana

adalah salah satu bahasa yang terancam punah. Bahasa ini pernah digunakan di dekat tepi Sungai Japura, Brasil. Seiring waktu, pemukim Portugis mengambil alih wilayah tersebut. Studi pada tahun 2006 menunjukkan hanya ada satu orang yang masih berbicara bahasa Kaixana. Hal ini menjadikannya bahasa yang terancam punah.

3. Lemerig (Pak, Bek, Sasar, Leon, Lem)

Bahasa ini merupakan bahasa yang digunakan di pulau Vanuatu. Pulau Vanuatu merupakan sebuah pulau yang terletak di bagian Selatan Samudera Pasifik. Berdasarkan penilitan pada tahun 2008, hanya ada dua orang yang lancar berbicara bahasa ini. Lemerig mempunyai empat dialek yang berbeda yang mungkin semuanya sudah punah.

3 dari 6 halaman

Selanjutnya

4. Chemehuevi

Bahasa ini digunakan oleh penduduk Ute, Colorado, Arizona, Amerika Serikat. Suku Chemehuevi yang merupakan penutur asli bahasa ini sulit ditemukan. Pada tahun 2007, ditemukan hanya ada tiga orang yang sepenuhnya berbicara bahasa ini dan semuanya orang dewasa. Bahasa Chemehuevi banyak menggunakan kata-kata yang berhubungan dengan alam seperti kaiv (gunung), hucio (laut), mahav (pohon), dan tittvip (tanah).

5. Njerep Bantoid

adalah bahasa yang diucapkan di Nigeria, tepatnya di dekat Mambla. Saat ini bahasa Njerep telah digantikan oleh Mambila dengan dialek berbeda seperti Ba dan Mvop. Hanya ada empat orang yang berbicara bahasa ini. Mereka merupakan orang-orang yang berusia lanjut, sehingga bila mereka meninggal kemungkinan bahasa ini akan punah.

4 dari 6 halaman

Selanjutnya

6. Tanema (Tanima, Tetawo)

Di Kepulauan Solomon, bahasa Tanema pernah digunakan di tempat-tempat seperti Pulau Vanikolo, Provinsi Temotu, dan desa Emua. Saat ini, bahasa ini hanya dituturkan oleh empat orang saja. Tanema adalah bahasa campuran Austronesia dan Melayu Polinesia Tengah-Timur, dan Kelautan. Banyak penuturnya yang beralir ke bahasa Pijin/Teanu.

7. Liki (Moar)

adalah bahasa kritis yang diucapkan di luar kepulauan pantai utara Sarmi, Jayapura. Pada tahun 2007, ditemukan bahwa hanya 5 orang yang dapat berbicara bahasa tersebut. Di masa lalu, bahasa ini dituturkan oleh para pejabat gereja lokal yang tinggal di wilayah tersebut. Bahasa ini berasal dari gabungan bahasa Austronesia, Malayo-Polynesia, Timur Tengah, Timur Malayo-Polynesia, Kelautan, Barat Kelautan, Papua Nugini bagian Utara, dan Sarmi.

5 dari 6 halaman

Selanjutnya

8. Ongota/Birale

Pada tahun 2008, bahasa Ongota hanya dipakai oleh 6 orang penutur asli yang semuanya berusia lanjut. Bahasa ini merupakan bahasa Afro-Asia yang diucapkan di Ethiopia dari tepi barat Sungai Weito.

9. Dumi (Dumi Bo'bo, Bro Dumi, Ro'do Bo', Sotmali)

Bahasa yang satu ini biasa digunakan di daerah dekat sungai Tekan dan Rava, Nepal. Bahasa ini juga diucapkan di wilayah pegunungan Kabupaten Khotang, Nepal Timur. Bahasa ini hanya memiliki 8 orang pembicara asli.

6 dari 6 halaman

Selanjutnya

10. Chamicuro

Hanya ada delapan orang yang bisa berbahasa yang satu ini. Tak heran bahasa ini menjadi bahasa yang teracam punah. Bahasa ini umumnya digunakan di Peru. Di daerah setempat, tak ada lagi yang berbicara bahasa ini. Hal ini dikarenakan lebih banyak orang yang memakai bahasa Spanyol sebagai bahasa sehari-hari.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.