Sukses

Beredar Isu Asap Putih Setinggi 100 Meter dari Gunung Raung Efek Erupsi Semeru, Simak Faktanya

Erupsi gunung api juga bukan seperti Covid-19 yang mudah menular begitu saja ke gunung api lainnya.

Liputan6.com, Jakarta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG menepis anggapan publik tentang asap putih dari Gunung Raung yang pada Senin (5/12/2022) ini mengeluarkan asap putih setinggi 100 meter berkaitan dengan aktivitas erupsi yang terjadi pada Gunung Semeru di Jawa Timur.

Koordinator Gunung Api PVMBG Oktory Prambada menjelaskan bahwa gunung api memiliki dapur magmanya sendiri, karakter sendiri, dan sifatnya sendiri. Menurutnya, erupsi gunung api juga bukan seperti Covid-19 yang mudah menular begitu saja ke gunung api lainnya.

"Tidak ada hubungannya (aktivitas vulkanik Gunung Raung) dengan Semeru erupsi," katanya saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan semua gunung api berhak erupsi kapan saja. Ketika Gunung Semeru erupsi dan diikuti oleh peningkatan aktivitas vulkanik gunung api lain, fenomena itu bukan suatu kesinambungan cerita yang berkaitan.

"Hanya kebetulan saja mereka dalam fase erupsi atau fase krisis dalam satu waktu," kata Oktory Prambada.

Berdasarkan pantauan PVMBG, Gunung Raung telah mengalami peningkatan aktivitas saat naik status dari Level I atau Normal menjadi Level II atau Waspada terhitung sejak 29 Juli 2022 lalu.

Gunung Raung merupakan gunung api besar dan unik yang berbeda dari ciri gunung api pada umumnya di Pulau Jawa.

Dalam catatan PVMBG, keunikan dari puncak Gunung Raung adalah kalderanya yang memiliki kedalaman sekitar 500 meter, selalu berasap, dan sering menyemburkan api.

Gunung Raung termasuk gunung api tua dengan kaldera di puncaknya dan dikelilingi oleh banyak puncak kecil, sehingga menyuguhkan pemandangan yang menakjubkan dan indah.

Sejarah kegiatan Gunung Raung yang pertama kali diketahui terjadi pada tahun 1586, berupa letusan dahsyat melanda beberapa daerah dan terdapat korban manusia.

Karakter letusan Gunung Raung bersifat eksplosif seperti yang terjadi pada tahun 1586, 1597, 1638, 1890, 1953, dan 1956, menghasilkan abu yang dilontarkan ke udara dan pernah terjadi awan panas yang meluncur menyelimuti sebagian tubuh gunung apinya pada tahun 1953.

Sedangkan, bahaya utama letusan atau bahaya primer Gunung Raung berupa luncuran awan panas dan lontaran piroklastik.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Kumpulan Hoaks Seputar Erupsi Gunung Api, dari Gede sampai Semeru

Hoaks seputar erupsi gunung api kerap bermunculan di media sosial, hal ini tentu dapat menyesatkan pihak yang mempercayai kabar palsu tersebut.

Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah informasi seputar erupsi gunung api, hasilnya sebagian terbukti hoaks.

Simak kumpulan hoaks seputar erupsi gunung api.

Erupsi Gunung Gede Sebabkan Gempa Cianjur pada November 2022

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim erupsi Gunung Gede sebabkan gempa Cianjur pada November 2022, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 22 November 2022.

Unggahan klaim erupsi Gunung Gede sebabkan gempa bumi Cianjur pada November 2022 tersebut berupa tulisan sebagai berikut.

"Aya info sareng himbawan ti bmkg bandung, mengenai gempa di daerah cianjur Sukabumi dan sekitarnya, di mohon untuk tetap waspada untuk beberapa hari kedepan, dikarenakan gunung gede sedang erupsi dan pergerakan sesar cimaniri yang mengakibatkan gempa bumi. Tetap waspada!"

Selain itu juga tangkapan layar Press Release Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung, tentang waspada aktivitas pergerakan sesar Cimandiri dan Erupsi Gunung Gede yang mengakibatkan gempa bumi.

Benarkah klaim erupsi Gunung Gede sebabkan gempa bumi Cianjur pada November 2022? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini.

3 dari 5 halaman

Video Erupsi Gunung Anak Krakatau pada 5 Februari 2022

 Sebuah video yang diklaim erupsi Gunung Anak Krakatau beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan oleh salah satu akun Facebook pada 5 Februari 2022.

Dalam video tersebut, tampak material letusan dan awan panas menyembur dari sebuah gunung. Video itu direkam dari atas sebuah kapal oleh seorang laki-laki.

Video tersebut kemudian dikaitkan dengan meletusnya Gunung Anak Krakatau pada 5 Februari 2022.

"ANAK KRAKATAU MULAI BATUK

Patutlah waspada, utamanya bagi warga yang berada tak jauh dari Gunung Krakatau, karena saat ini sudah memperlihatkan aktifitasnya.

Sesuai laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut bahwa Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda telah meletus sejak pukul 11.00 setidaknya delapan kali pada hari ini, pada Jumat, 4 Februari 2022.

Karenanya Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM mengingatkan agar warga perlu mewaspadai terjadinya erupsi susulan.Doa untuk keselamatan Indonesia," tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 2.900 kali ditonton dan mendapat 1 komentar warganet.

Benarkah video tersebut merupakan erupsi Gunung Anak Krakatau pada 5 Februari 2022? Simak hasil penelusurannya di sini.

 

4 dari 5 halaman

Erupsi Gunung Semeru

Video Erupsi Gunung Semeru

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video erupsi Gunung Semeru disertai air terjun

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video erupsi Gunung Semeru disertai air terjun, informasi tersebut diunggah salah satu akun Twitter, pada 7 Desember 2021.

klaim video erupsi Gunung Semeru disertai air terjun menampilkan pemandangan gunung sedang erupsi dengan kepulan asap ke langit dam dibawahnya terdapat air terjun.

Kemudian video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Semeru Mountain volcanic eruption from 2 days ago"

Benarkah klaim video erupsi Gunug Semeru disertai air terjun? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.

 

 

 Video Letusan Gunung Semeru Ini Sebagian Salah

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video cuplikan letusan Gunung Semeru, informasi tersebut diunggah oleh pengguna Twitter, pada 6 Desember 2021.

Liputan6.com, Jakarta- klaim video cuplikan letusan Gunung Semeru menampilkan video berdurasi 45 detik, pada detik 0.01 menampilkan gunung menyeburkan asap ke langit yang berwarna jingga. Kemudian cuplikan video tersebut berganti pada detik ke 0.28, video tersebut menampilkan sejumlah anak berlari mejauhi kepulan asap yang membumbung ke langit.

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Cuplikan lain dari Letusan Semeru di pulau Jawa di Indonesia.

#Semeru #Eruption #Indonesia"

Benarkah klaim video cuplikan letusan Gunung Semeru? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.

 

 Video Aliran Lahar Gunung Semeru

 

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klim video lahar Gunung Semeru

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video lahar Gunung Semeru. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 6 Desember 2021.

Unggahan klim video lahar Gunung Semeru menampilkan cairan berwarna merah yang sedang tumpah di antara asap putih.

"PANTAUAN UDARA 5 DESEMBER 2021

LAHAR GUNUNG SEMERU"

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut

"Lahar Semeru..."

Benarkah klim video lahar Gunung Semeru? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.

5 dari 5 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.