Sukses

Generasi Muda Harus Berperan Lebih Melawan Hoaks di Tahun Politik

Diskusi diadakan terkait keresahan generasi muda mengenai adanya urgensi atau harapan-harapan yang tersemat terkait dengan kondisi perpolitikan.

Liputan6.com, Jakarta - Departemen Ilmu Komunikasi UGM menggelar Diskusi Bulanan yang bertemakan Youth Activism and Fact-Checking: Menjadi Pahlawan Perlawanan Hoaks dalam Menghadapi Tahun Politik 2024, Kamis (10/11). Diskusi ini digelar secara Live Streaming di Youtube Channel ugm.id/livedikom.

Hadir sebagai narasumber utama adalah dosen Ilmu Komunikasi UGM, Zainnudin Muda Z. Monggilo, S.I.Kom., M.A. Sementara, Arkajendra Ardikanitra Mahasiswa Ilmu Komunikasi UGM 2021 tampil sebagai moderator dalam acara tersebut.

Diskusi bulanan ini sendiri diadakan terkait keresahan generasi muda mengenai adanya urgensi atau harapan-harapan yang tersemat terkait dengan kondisi perpolitikan. Termasuk soal Generasi Z yang diharapkan mampu mengambil peran dalam bidang politik.

Tidak hanya itu, Generasi Z diharapkan mampu berperan lebih dalam menanggapi berbagai persoalan misinformasi atau hoaks yang terjadi di platform media sosial.

“Tidak hanya saja besar sebagai kantong pemilih, penetrasi dan kontribusi kaum muda juga sama besarnya ditunjukkan dalam penggunaan internet per tahun 2022,” ujar Zam, panggilan Zainuddin.

Baginya, akses internet bukan lagi hal yang perlu diragukan bagi generasi muda saat ini, namun penggunaan akses internet juga mampu membawa dampak buruk bagi para pengguna yang tidak memahami dampak dari berbagai sisi.

Misalnya, dengan menyebarkan berita hoaks dan ujaran kebencian, dan lainnya. Hal ini dikaitkan dengan adanya gangguan informasi yang marak terjadi di jagat digitalisasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hate Speech Bukan Free Speech

Ia juga menambahkan jika hate speech bukanlah bagian dari sebuah free speech, melainkan ucapan atau tulisan yang kasar maupun dalam bentuk ancaman yang diungkapkan terhadap kelompok tertentu atas dasar ras, agama, atau orientasi seksual.

Meskipun begitu, hukum internasional melindungi kebebasan berekspresi, di antaranya melanggar hak orang lain, mendukung kebencian dan memicu diskriminasi atau kekerasan termasuk verbal.

Di akhir sesi ini, Zainnudin juga menuturkan, eksistensi dan partispasi generasi muda penting adanya. Generasi muda tidak boleh mendiamkan sebuah berita hoaks yang beredar apapun bentuknya, pergunakan suara dan jangan golput, cek sebuah kebenaran berita jangan percaya dengan mudah dan berbagi berita melalui kebenaran serta mampu menggunakan media sosial dengan cerdas dan bijak.

Gloria Natali/Universitas Multimedia Nusantara

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.