Sukses

Penyebaran Misinformasi di Keluarga, Tips Membantah dan Membongkarnya

Seringkali misinformasi diperoleh dari keluarga terdekat, untuk memeranginya diperlukan beberapa langkah.

Liputan6.com, Jakarta - Awal mula penyebaran misinformasi sering kali diawali dari keluarga atau kerabat dekat. Hal tersebut menjadi tantangan ketika mengoreksi mereka bahwa informasi yang disebar adalah salah. 

Dilansir dari Washington Post, para ahli mengatakan, kita lebih mungkin mengubah sudut pandang kita jika kita didekati oleh seseorang yang kita sayangi, terutama jika orang tersebut adalah seseorang yang cenderung kita percaya. 

Untuk mengoreksi seseorang, terutama anggota keluarga, dibutuhkan empati.

Mendengarkan dan mencoba memahami kekhawatiran dari sudut pandang seseorang, memberikan contoh konten yang benar, serta melakukan percakapan dipercaya dapat mengubah sudut pandang seseorang. 

Secara lebih lanjut, para ahli tersebut menjabarkan beberapa tips untuk membantah informasi yang keliru

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

9 Tips untuk Menyanggah Klaim Palsu dari Teman dan Keluarga

1. Angkat Nilai Empati

Mike Wagner, profesor dan ilmuwan politik Universitas Wisconsin, mengatakan bahwa penting untuk diingat bahwa orang yang berbagi informasi yang salah tidak mempedulikan fakta-fakta penting. Untuk membongkar info yang dibagikan, lebih baik cari tahu sumber terpercaya bersama dan tanyakan sumber yang ia ambil.

2. Tidak Bersikap Emosional

Leticia Bode, profesor Universitas Georgetown yang mempelajari intervensi terhadap misinformasi, mengatakan bahwa nasihatnya adalah melakukan diskusi dengan niat yang terbaik. 

3. Menjaga Pesan Online Tetap Singkat

Jika informasi yang disebar adalah melalui grup, jaga pesan tetap singkat dan jangan langsung membanjiri dengan informasi. 

4. Tanyakan : “Dimana Anda Mendapat Info Ini?”

Alih-alih mengatakan kepada seseorang bahwa apa yang mereka yakini benar itu salah, tanyakan kepada mereka di mana mereka pertama kali mendengarnya. Tanya apakah mereka mendengarkan podcast? Membaca sebuah artikel? Atau apakah mereka menemukannya di Twitter? Setelah mendapatkan informasi sumber mereka, berikan sumber informasi yang Anda percayai.

5. Bicara Tentang Uang di Balik Misinformasi

Tanyakan pertanyaan, “Siapa yang diuntungkan karena Anda mempercayai hal ini?” dan “Siapa yang mengumpulkan uang atau menghasilkan uang karena audiens yang mereka bangun dari ini?”

6. Ketiadaan Nilai Demokrasi

Deen Freelon, profesor dan peneliti yang mempelajari disinformasi yang menyebar di jejaring sosial, mengatakan bahwa orang harus memahami bisnis mis- dan disinformasi adalah menguntungkan baik bagi mereka yang membagikannya maupun bagi platform tempat mereka membagikannya.

"Untuk keuntungannya, ini sangat bagus, tetapi dari perspektif demokrasi, sosial dan PR, ini sangat buruk," kata Freelon.

7. Tidak Berdebat Saat Pertemuan Keluarga

Sebagai gantinya, undanglah seseorang dan jadikan itu percakapan empat mata. Lebih baik lagi, tunggu orang itu untuk membicarakan pemilu atau berita itu sendiri dan bersiaplah untuk merespons untuk menghindari konfrontasi. 

8. Meluruskan Informasi dalam teks grup keluarga

Orang yang pertama kali membagikan informasi yang salah akan selalu menjadi orang yang paling sulit diyakinkan. Sebaliknya, pertimbangkan orang lain yang membaca postingan tersebut untuk diyakinkan secara langsung, untuk pendekatan yang lebih baik. 

9. Bersedia Untuk Move On

Ketika percakapan dan diskusi mulai mengarah kepada konfrontasi, lebih baik mundur dan bicarakan topik di lain waktu. Tidak semua orang bisa dibujuk dan lebih baik untuk mengalah alih-alih melanjutkan percakapan dan menimbulkan perpecahan. 

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.