Sukses

Tokoh Agama Berperan Besar Cegah Hoaks

Dibutuhkan figur tokoh-tokoh agama yang mempersatukan

Liputan6.com, Jakarta- Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi menyatakan peran tokoh agama sangat besar dalam mencegah dampak berita hoaks atau bohong serta ujaran kebencian di media sosial sehingga tetap terjaga persatuan dan kerukunan umat beragama.

"Disadari bersama bahwa tantangan kehidupan beragama kian hari kian berat, kehadiran media sosial dalam mewarnai kehidupan beragama dewasa ini, tidak bisa diabaikan," kata Gubernur pada Rapat Koordinasi Daerah Forum Kerukunan Umat Beragama Sulawesi Tenggara, di Kendari, Rabu.

Menurut Ali, dibutuhkan figur tokoh agama yang mempersatukan, merangkul, serta piawai melunakkan perbedaan pilihan dan paham menjadi kekuatan sehingga umat tidak terjebak pada pandangan-pandangan yang ekstrem dan melegalkan kekerasan.

"Tidak jarang, media sosial membawa toksik, membawa racun seperti berita hoaks dan ujaran-ujaran kebencian yang justru menimbulkan perpercahan,”

Ali menilai, Forum Kerukunan Umat Beragama hendaknya menjadi tenda bangsa yang mengayomi semua umat beragama dari beragam kelompok. Komitmen ini harus tertanam kuat dalam kesadaran para tokoh dan aktivis Forum Kerukunan Umat Beragama di semua tingkatan.

Kemajemukan agama dan keyakinan yang ada di Indonesia, lanjut Ali, pada hakekatnya merupakan aset yang sangat berharga bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Terwujudnya umat beragama yang hidup rukun merupakan harapan seluruh masyarakat Indonesia yang plural sehingga patut terus dijaga.

"Keragaman perlu disyukuri, keragaman tidak diminta, melainkan pemberian Tuhan, bukan untuk ditawar tapi untuk diterima. Di tengah keberagaman, Indonesia masih berdiri kokoh, bersatu terus bergerak maju, mengejar negara-negara lainnya di dunia, yang lebih dulu maju," ujar dia.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Moderasi Pilihan yang Tepat untuk Menciptakan Kerukunan

Menurut Ali, moderasi beragama merupakan pilihan yang tepat dan selaras dengan jiwa pancasila di tengah adanya gelombang ekstremisme di berbagai belahan dunia, demi terciptanya toleransi dan kerukunan baik di tingkat lokal, nasional, maupun global.

Ali Mazi menyebut, moderasi dapat diukur dalam empat indikator diantaranya toleransi, antikekerasan, komitmen kebangsaan, serta pemahaman dan perilaku beragama yang akomodatif terhadap budaya lokal atau konteks Indonesia yang multi-kultural dan multi-Agama.

“Keempat indikator tersebut harus selalu dijaga dan dilaksanakan oleh seluruh elemen masyarakat sebagai upaya menciptakan kerukunan berbangsa dan bernegara yang berkelanjutan,” ujar Gubernur.

Ali Mazi mengaku mendukung bahwa keharmonisan antarumat beragama dan internal umat agama adalah tujuan utama dari kerukunan beragama, demi tercipta masyarakat yang bebas dari ancaman kekerasan dan konflik agama.

“Terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya atas kerja para penggerak dan aktivis kerukunan umat beragama dalam merawat kerukunan dan toleransi di masyarakat, terutama di level akar rumput," kata Ali Mazi.

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.