Sukses

Mitos Kesehatan Sepekan: Vaksin Covid-19 Memicu Hepatitis Akut hingga Mengubah DNA Otak

Beberapa kabar hoaks dan mitos kesehatan masih bermunculan di media sosial. Berikut penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta - Informasi hoaks terus bermunculan di media sosial, tidak terkecuali hoaks dan mitos kesehatan yang dapat mempengaruhi masyarakat.

Satu di antaranya klaim vaksin Covid-19 memicu hepatitis akut. Kabar tersebut diunggah salah satu pengguna Facebook, pada 10 Mei 2022.

Unggahan klaim vaksin Covid-19 memicu hepatitis akut tersebut berupa tangkapan layar tulisan "COVID-19 Vaccine Can Trigger Acute Hepatitis: Case Report."

Kemudian unggahan tersebut disertai dengan keterangan sebagai berikut.

"HEPATITIS bukan MISTERI. Italia sudah lockdown kembali. Kalian ingin lockdown jg? Lalu terapkan #MartialLaw? Liat yg terjadi di Shanghai China sebelum berlakukan lockdown🔥🔥"

Namun setelah ditelusuri, klaim vaksin Covid-19 memicu hepatitis akut ternyata tidak terbukti.

Belum ditemukan adanya kaitan vaksin Covid-19 dengan kemunculan penyakit-penyakit baru. Penyakit hepatitis akut ini justru sebagian besar menyerang anak usia di bawah 5 tahun.

Selain informasi klaim vaksin Covid-19 memicu hepatitis akut, terdapat mitos kesehatan lain yang telah ditelusuri selama sepekan. Berikut rangkumannya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Swab Test Covid-19 Suntikan Vaksin Mengubah DNA Otak

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim swab test Covid-19 menyuntikan vaksin merusak DNA otak, informasi tersebut diunggah salah satu akin Facebook, pada 23 Mei 2022.

Unggahan klaim swab test Covid-19 menyuntikan vaksin merusak DNA otak berupa video pembahasan sebuah konfirmasi dari Johns Hopkins tentang benda kecil yang diklaim sebagai nanobot dan dimasukan menggunakan alat yang ujungnya terdapat kapas dengan narasi sebagai berikut.

"Direktur John hopskin universitas memimpin tim peneliti dan biomediak dalam tes perangkat ini, cara perangkat ini melekat pada saluran intential organisme

Permukaan logam tipis dan tajam berlapis lilin parafin dan sebesar debu berpotensi mengangkut obat dan melepaskan obat itu secara bertahap ke tubuh, ilmuan mempublikasi hasil studi minggu ini pada jurnal sains."

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.

"Nanobot ini menyemprotkan vaksin secara berkala ke otak dalam swab, jika vaksin ubah DNA maka swab potensi ubah DNA otak langsung."

Setelah ditelusuri, klaim swab test Covid-19 menyuntikan vaksin merusak DNA otak ternyata tidak benar.

Johns Hopkins University membantah alat yang diklaim sebagai alat swab test tersebut dapat menyuntikan vaksin. Teknologi yang dibahas dalam klaim muncul sebelum Covid-19 dan tidak ada hubungannya dengan vaksin Covid-19. Tidak ada area di saluran pernapasan atau rongga hidung dapat mengakses otak.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.