Sukses

Perlu Kolaborasi Berbagai Pihak untuk Wujudkan Ekosistem Digital yang Inklusif

Ekosistem digital yang inklusif terhadap kelompok rentan dan aman dari konten negatif terus diupayakan oleh pemerintah melalui Kominfo.

Liputan6.com, Jakarta - Ekosistem digital yang inklusif terhadap kelompok rentan dan aman dari konten negatif terus diupayakan oleh pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Menteri Kominfo, Johnny G. Plate, jelaskan perlu adanya kolaborasi berbagai pihak dalam perwujudannya.

“Penting bagi seluruh stakeholders, baik institusi pemerintah, platform digital, organisasi masyarakat, media, hingga akademisi, untuk saling mendukung dalam penanganan konten negatif yang beredar di internet,” ungkapnya dalam Asia Tech x Summit Singapore 2022: Technology, Society and The Role of Policy, Singapura, beberapa waktu lalu.

Selain kolaborasi berbagai pihak, Menkominfo juga jelaskan pemerintah telah terapkan tiga langkah utama dalam mengatasi risiko bahaya di dunia digital sembari mengedukasi masyarakat.

Langkah pertama, yakni pemutusan konten negatif yang melanggar hukum.

“Pemutusan konten negatif ditindak berdasarkan laporan dari instansi pemerintah, masyarakat, maupun temuan dari tim Kominfo. Hingga saat ini tercatat 2,9 juta konten negatif yang telah diputus aksesnya,” jelas Menteri Johnny.

Sebanyak 1,7 juta konten dari 2,9 konten negatif tersebut berupa situs negatif. Sedangkan, 1,2 juta konten negatif lainnya berupa konten negatif yang tersebar di media sosial.

Berikutnya, pada langkah kedua, ia jelaskan Kominfo telah secara proaktif berupaya menanggulangi hoaks yang beredar melalui kerjasama dengan media dan masyarakat.

Langkah ketiga, yakni melalui penguatan dan peningkatan literasi digital masyarakat. Sebagaimana diketahui, Kominfo telah menyediakan berbagai program guna melatih literasi digital masyarakat. Salah satunya melalui Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD).

Literasi digital merupakan inti dari upaya kita untuk mendorong penggunaan internet yang aman dan produktif, serta menjadi langkah yang paling efektif untuk mengurangi narasi negatif dan hoaks yang beredar di dunia maya,” ujarnya.

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Digital Minister’s Declaration G20

Terkait dengan ekosistem digital yang inklusif, pemerintah melalui Kominfo berkomitmen untuk membangun ruang digital yang aman, adil, dan ramah bagi kelompok rentan.

“Melalui Digital Ministers’ Declaration yang dihasilkan pada Presidensi G20 Itali tahun 2021 lalu, Indonesia berkomitmen untuk mengoptimalkan penyediaan peluang bagi kelompok rentan,” jelas Menteri Johnny.

Pelibatan kelompok rentan serta minoritas ini merupakan salah satu gagasan pemerintah Indonesia dalam G20 Digital Minister’s Declaration.

“Pemerintah terus mendorong peningkatan literasi dan kemampuan digital yang melibatkan kelompok minoritas dan kelompok rentan di seluruh Indonesia,” ungkap Menkominfo.

Melalui program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD), pemerintah berharap dapat membekali masyarakat Indonesia untuk mampu menangkal informasi negatif yang beredar di internet.

Selain program GNLD, Kominfo baru saja luncurkan National Digital Talent Program 2022. Menteri Johnny juga menegaskan semangat inklusivitas dalam pengembangan talenta digital di Indonesia.

“Kami juga terus menunjukkan komitmen teguh kami untuk mengembangkan talenta digital. Kurikulum dan metode pembelajaran yang diterapkan mengakomodasi penyandang disabilitas, memastikan pengalaman belajar yang diterima tetap efektif dan efisien,” jelasnya.

Penulis: Viona Pricilla/Universitas Multimedia Nusantara

Sumber: https://www.kominfo.go.id/content/detail/42234/siaran-pers-no-225hmkominfo052022-tentang-bangun-ekosistem-digital-aman-dan-inklusif-menkominfo-pemerintah-terapkan-tiga-langkah/0/siaran_pers

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.