Sukses

Cek Fakta: Muncul Lagi Informasi Palsu Menusuk Jari untuk Pertolongan Pertama Penderita Stroke

Beredar klaim menusuk jari dan telinga sebagai pertolongan pertama bagi penderita stroke. Benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Klaim menusuk jari dan telinga sebagai pertolongan pertama bagi penderita stroke beredar di media sosial. Klaim tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 3 Januari 2022.

Akun Facebook tersebut menyebut menulis narasi berisi tata cara pertolongan pertama bagi penderita stroke, yakni menusuk jari dan telinga dengan menggunakan jarum.

"METODE PERTOLONGAN PERTAMA MELALUI... "#PELEPASAN_DARAH" BAGI PENDERITA STROKE !!...

Jika ada di antara keluarga kita yang terkena stroke, jangan panik. itu kuncinya. Sebab, jika Anda panik, justru akan memperparah stroke yang dideritanya.

Ada pertolongan pertama yang dijamin sangat efektif.

Dan cara ini sudah diperkenalkan secara luas, agar menjadi pertimbangan masyarakat sebagai alternatif pertolongan pertama bagi orang yang terkena stroke. Cara ini merupakan metode penyembuhan melalui "PELEPASAN DARAH".

Tujuannya adalah untuk menolong si penderita agar tidak fatal. Bahkan dipastikan hampir tidak ada efek sampingnya.

Perlu diketahui, orang yang terkena stroke, pembuluh darah di bagian otak lambat laun akan menuju pada PROSES PERPECAHAN.

Bila menghadapi keadaan demikian, jangan panik... sekali lagi jangan panik.

Dimana pun penderita berada (kamar mandi, kamar tidur, atau ruang tamu),

"JANGAN DIPINDAHKAN TERBURU-BURU. KARENA BILA DIPINDAHKAN, AKAN MEMPERCEPAT PROSES PECAHNYA PEMBULUH DARAH".

Di tempat kejadian itu, topanglah si penderita supaya dalam posisi duduk, agar tidak terjatuh lagi.

Setelah posisi duduk, kini saatnya untuk melepaskan darah.

Bila di rumah ada jarum suntik, itu paling baik.

Bila tidak ada, pakailah jarum jahit atau jarum pentul.

Namun sebelumnya jarum harus disterilkan dengan cara dibakar api sejenak. (pakai korek api, kompor).

Kemudian tusuklah kesepuluh ujung jari di kedua tangan agar berdarah. Bila darah tidak keluar, bisa dipencet atau dipijit, hingga kesepuluh jari itu meneteskan darah ("setiap jari setetes").

Beberapa menit kemudian, si penderita dengan sendirinya akan sadar kembali.

Bila mulutnya bengkok atau miring, tariklah telinganya sampai merah dan di bagian daun telinganya juga ditusuk masing-masing dua tusukan jarum, sehingga masing-masing telinga menetes dua tetes darah.

Beberapa menit kemudian mulutnya akan kembali normal.

Setelah semuanya dirasakan normal, tanpa gejala lain, barulah si penderita diantarkan ke tempat pengobatan. maka masa krisis sudah bisa dilewati.

Sebaliknya, bila buru-buru mengangkut dengan ambulans, maka sepanjang jalan akan terjadi goncangan.

Sesampainya ke rumah sakit, hampir semua pembuluh darahnya akan pecah dan akan terjadi pendarahan yang hebat di dalam otaknya.

Jika itu terjadi, jangan lagi mengatakan bisa tertolong oleh pengobatan medis, ada mujizat pun sulit untuk mempertahankan nyawanya.

Umumnya, reaksi dari anggota keluarga atau masyarakat akan buru-buru membawa penderita stroke ke rumah sakit untuk pengobatan. Padahal, goncangan sepanjang jalan akan mempercepat pecahnya pembuluh darah.

Sehingga banyak penderita yang mengalami kerusakan fatal di bagian pembuluh darahnya.Maka, pendarahan otak menduduki peringkat kedua dalam ranking penyebab kematian. Mungkin ada yang mujur karena tidak fatal. Akan tetapi yang terjadi adalah KELUMPUHAN SEUMUR HIDUP.

Sungguh suatu kerugian besar bagi pribadi si penderita, maupun anggota keluarga.

Pendarahan otak adalah sungguh mengerikan.Andai kita dapat mengingat cara#PELEPASAN_DARAH" ini,

Maka akan dapat memberi pertolongan pertama, dan dalam waktu singkat dapat menolong si penderita supaya tidak terjadi kerusakan yang FATAL dan KEMATIAN... SHARE, di INGAT dan SIMPANLAH ARTIKEL ini... Sekian!!.." tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 166 kali dibagikan dan mendapat 20 komentar warganet.

Benarkah menusuk jari dan telinga sebagai pertolongan pertama bagi penderita stroke? Berikut penelusurannya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim menusuk jari dan telinga sebagai pertolongan pertama bagi penderita stroke. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "tusuk jadi stroke" di kolom pencarian Google Search.

Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah klaim tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Bohong, Saat Stroke Menyerang Lalu Harus Tusuk Jari Sampai Keluar Darah" yang dimuat situs liputan6.com pada 23 Februari 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini berembus kabar di masyarakat soal informasi penanganan gejala stroke dengan metode menusuk ujung jari tangan menggunakan jarum. Apa iya cara ini benar?

"Tidak benar. Bahkan respons nyeri akibat tusukan jarum dapat meninggikan tekanan darah yang berisiko memperburuk stroke," tegas spesialis saraf dari Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya, Dr.dr. Yuda Turana, Sp.S di Jakarta, seperti dikutip dari AntaraNews, Jumat (23/2/2018).

Penegasan bahwa metode ini tidak tepat juga diungkapkan oleh spesialis jantung dari Rumah Sakit Harapan Kita, dr. Dicky Armein Hanafy, SpJP (K),FIHA. Dia bahkan mengatakan cara ini tidak membawa hasil apapun.

"Tidak ada gunanya sama sekali. Ada risiko infeksi, apalagi kalau jarumnya tidak steril atau bersih," kata dia.

Ketimbang memberikan pertolongan pertama di rumah, kedua dokter spesialis ini menyarankan agar kita segera melarikan penderita ke rumah sakit untuk segera mendapatkan pertolongan.

"Keluarga harus langsung bawa ke rumah sakit," kata Yuda.

Stroke muncul karena pembuluh darah yang tersumbat atau pendarahan di otak. Sejumlah tanda yang bisa dikenali antara lain sakit kepala yang tiba-tiba parah, lemah, mati rasa, masalah penglihatan, kebingungan, kesulitan berjalan atau berbicara, pusing, dan ucapan yang tidak jelas.

Ahli kesehatan sepakat bahwa penyakit stroke dapat dicegah, salah satunya dengan melakukan gaya hidup sehat.

Seperti dilansir dari Medical Daily, setidaknya ada sejumlah cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi stroke.

1. Berhenti merokok

Selain stroke, merokok juga berhubungan dengan sejumlah masalah kesehatan seperti kanker, penyakit jantung dan lainnya.

Kebiasaan ini bisa meningkatkan trigliserida dalam darah, menurunkan kadar kolesterol baik (HDL), merusak lapisan aliran darah, dan menyumbat alirah darah.

2. Rutin berolahraga

Sebuah studi menemukan, berjalan dua jam per hari bisa mengurangi perempuan menderita stroke sekitar 50 persen bagi perempuan.

Lebih dari itu, aktif melakukan aktivitas fisik bisa meningkatkan kesehatan kardiovaskular dan menurunkan tekanan darah.

Kedua hal tadi berhubungan erat dengan meminimalisir risiko stroke.

3. Menjaga berat badan

Menjaga kesehatan dengan tubuh proporsional akan menjauhkan risiko terjadinya diabetes, penyakit jantung, dan stroke.

Oleh karenanya, pertahankan berat badan ideal anda.

Mengonsumsi makanan sehat dan menjaga diri tetap rileks juga menjadi upaya lain untuk membuang jauh-jauh risiko terkena stroke.

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Klaim menusuk jari dan telinga sebagai pertolongan pertama bagi penderita stroke ternyata tidak benar. Faktanya, tusukan jarum justru dapat meninggikan tekanan darah dan berisiko memperburuk stroke.

 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.