Sukses

Mantan Presiden AS Barack Obama Siap Perang Melawan Disinformasi 

Obama berharap dari pengalaman pribadinya dengan disinformasi dan pengetahuannya tentang konsekuensinya dapat membantunya menentukan yang terbaik.

 

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menyatakan siap perang melawan disinformasi. Obama mengaku banyak belajar dari pengalaman pribadinya yang sempat dihantam berbagai disiformasi. Salah satunya konspirasi “birther”.

Barack Obama berharap dari pengalaman pribadinya dengan disinformasi dan pengetahuannya tentang konsekuensinya dapat membantunya menentukan yang terbaik.

Orang-orang kepercayaan Obama dan penasihat luar dengan pengalamannya di industri teknologi mengatakan upaya yang dilakukan Obama telah meluas. Obama mengadakan pertemuan dan percakapan dengan akademisi, aktivis, peneliti, pemimpin sektor teknologi, eksekutif media, mantan regulator, dan mantan pejabat pemerintahan.

Orang-orang tersebut telah bertemu dengan Obama dan menggambarkannya sebagai orang yang ingin melawan masalah ini. Dalam pertemuan, Obama membawa catatan dan pertanyaan yang ia tulis terkait dengan topik tersebut, termasuk laporan RAND Corporation, Aspen Institute, dan studi penelitian mengenai media partisan oleh David Broockman dan Joshua Kalla.

Penasihat Obama, Eric Schultz, mengatakan Obama memandang disinformasi sebagai jalan untuk semua tantangan yang kita hadapi saat ini, termasuk perubahan iklim dan ketidakadilan rasial.

Schulzt menambahkan,, setelah Obama terpilih menjadi Presiden AS pada tahun 2008, disinformasi menyebar sangat cepat di berbagai platform selama masa jabatannya.

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bergumul Banyak Hal

Selama masa kepresidenannya, Obama mengakui bahwa ia bergumul dengan banyak hal. Termasuk “tingkat dimana informasi dan disinformasi sedang dipersenjatai.” Obama berpendapat bahwa ia memandang disinformasi sebagai informasi yang membuat orang tidak nyaman membacanya.  

Penasihat Obama mengatakan bahwa kliennya memiliki lebih banyak waktu untuk fokus melawan disinformasi.

“Sekarang ia memiliki kemampuan untuk berbicara dengan berbagai ahli tanpa terikat dengan pemerintah,” kata penasihat Obama.

Bukan hanya pemahaman yang baik tentang bagaimana disinformasi mempengaruhi kehidupan dan kariernya, tetapi juga kekhawatiran mengenai penyebaran disinformasi mengarah pada bentuk “Nihilisme Politik” yang dimana banyak orang Amerika tidak mengetahui apa yang harus mereka percayai.

“Itulah musuh bebuyutan dan lingkungan nyata yang menciptakan disinformasi dan memungkinkan otokrasi berkembang,” ujar penasihat luar tersebut.

 Dea Amanda/Universitas Multimedia Nusantara

Sumber: https://edition.cnn.com/2022/04/10/politics/obama-birtherism-big-lie-disinformation/index.html

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.