Sukses

Epidemiolog Sebut Lansia Perlu Diedukasi Guna Cegah Hoaks Vaksin COVID-19

Percepatan vaksinasi COVID-19 pada kelompok lansia penting digencarkan untuk mencegah potensi vaksin yang tak terpakai

Liputan6.com, Jakarta - Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Iwan Ariawan menyebut, lansia perlu memperoleh edukasi untuk mencegah terpapar berita bohong atau hoaks tentang vaksin COVID-19. 

"Ciri-ciri informasi hoaks di antaranya cenderung berlebihan atau bombastis, sumber informasi tidak jelas, cenderung menakut-nakuti atau bertentangan dengan program pemerintah, atau menyalahkan pemerintah," kata Iwan dilansir dari Antara, Sabtu (26/2/2022).

Iwan mengatakan, percepatan vaksinasi COVID-19 pada kelompok lansia penting digencarkan untuk mencegah potensi vaksin yang tak terpakai akibat kedaluwarsa.

"Vaksinasi pada lansia tidak hanya efektif untuk mengurangi kasus kematian, tapi juga efektif untuk mengurangi vaksin yang tak terpakai karena kedaluwarsa," ucap Iwan.

Iwan menambahkan, percepatan vaksinasi COVID-19 pada lansia salah satunya dilakukan pemerintah dengan mempercepat interval suntikan dosis penguat atau booster. Jika usia umumnya diberikan enam bulan, menjadi tiga bulan usai suntikan dosis lengkap vaksin primer.

Namun upaya percepatan vaksinasi tersebut juga dihadapkan pada tantangan kepesertaan lansia yang masih tertinggal dibanding kelompok usia lain.

Dilansir dari situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI hingga Jumat 25 Februari 2022, vaksinasi booster pada lansia baru mencapai 6,18 persen atau setara 1,3 juta lebih dari sasaran 21,5 juta jiwa lebih.

Capaian dosis 1 mencapai 74,94 persen atau 16,1 juta jiwa lebih dan dosis 2 sebanyak 53,48 persen atau 11,5 juta jiwa lebih dari target sasaran.

Menurut Iwan, pemerintah daerah harus mencari penyebab cakupan vaksinasi lansia rendah di daerah masing-masing.

"Jika penyebabnya karena lansia sulit menjangkau sentra-sentra vaksinasi, maka pemda harus mengusahakan pemberian vaksin langsung ke rumah-rumah lansia tersebut," tambah Irwan.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.