Sukses

Kumpulan Hoaks Seputar Tes Covid-19, Simak Faktanya

Pandemi covid-19 masih terjadi di Indonesia. Sayangnya hoaks terkait covid-19 terus menyebar di masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi covid-19 masih terjadi di Indonesia. Sayangnya hoaks terkait covid-19 terus menyebar di masyarakat.

Salah satu hoaks yang kerap muncul adalah terkait dengan tes covid-19. Lalu apa saja hoaks itu? Berikut beberapa di antaranya:

1. Cek Fakta: Hoaks Tahan Napas 10 Detik Untuk Tes Mandiri Covid-19

Beredar kembali di media sosial dan aplikasi percakapan postingan terkait cara mandiri untuk memeriksa covid-19 dengan cara menahan napas. Postingan ini sudah muncul sejak tahun lalu namun kembali beredar di masyarakat belakangan ini.

Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 26 Juni 2021.

Berikut isi postingannya:

"AYO TES SENDIRI BEBAS CORONA SETIAP PAGI ! MURAH, SEDERHANA DAN PRAKTIS

*Oleh : DR. Berlian Siagian.Awalnya infeksi Virus Corona mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi. Gejala klinis baru terlihat antara 7 - 28 hari setelah infeksi.Test yang murah, sederhana, dan praktis untuk mengenal infeksi Virus Corona *hanya dalam 30 detik,* tanpa kunjungan ke dokter atau pemeriksaan laboratorium, sangat kita perlukan. Anda dapat melakukannya sendiri, tanpa bantuan orang lain !

Perhatikan cara berikut ini :Ambil napas dalam-dalam dan tahan napas selama lebih dari 10 detik ! Jika setelah menahan nafas anda berhasil mengeluarkan napas pelan2 tanpa batuk, tanpa rasa tidak nyaman, tanpa lelah, dan tanpa kaku di dada, ini membuktikan bahwa tidak ada fibrosis di paru-paru anda, dan itu sebenarnya menunjukkan bahwa TIDAK ADA VIRUS APAPUN DIDALAM PARU2 ANDA !

Anda juga perlu memastikan mulut dan tenggorokan anda lembab dan tidak kering ! Minumlah MINIMAL SETENGAH GELAS AIR HANGAT SETIDAKNYA SETIAP 30 MENIT SEKALI. Jadi seandainya ada virus Corona telah masuk kedalam mulut anda, air hangat yang anda minum secara teratur dapat masuk kedalam perut, dimana KEASAMAN LAMBUNG AKAN LANGSUNG MEMBUNUH VIRUS CORONA !

Mari jangan menjadi penonton, sampaikan kepada keluarga dan semua teman anda.

Salam sehat ! In Syaa Allah, ini sangat bermanfaat."

Lalu benarkah postingan yang mengklaim tes mandiri covid-19 bisa dilakukan dengan menahan napas? Simak dalam artikel berikut ini...

2. Cek Fakta: Tidak Benar Hasil Tes pada Kemasan Alat PCR dalam Video Ini untuk Mencari Target Pasien Covid-19

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video hasil tes pada kemasan alat PCR untuk mencari target Covid-19. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 22 November 2021.

klaim video hasil tes pada kemasan alat tes PCR untuk mencari target Covid-19, menampilkan seorang yang mengeluarkan dua kemasan benda dari kotak putih bertuliskan "RAPID TEST DEVICE".

Pada kedua kemasan tersebut juga terdapat tulisan "COVID-19 Ag RAPID TEST DEVICE", satu kemasan terdapat tulisan "Negatif Control" dan satu kemasan berikutnya bertuliskan "Positif Control".

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Kalau yang di test PCR kemudian hasilnya positif,bukan berarti antum terpapar virus!Tetapi kalian sudah di target untuk jadi sasaran mereka!

Alat test yang sudah disediakan positive & negative‼️"

Benarkah klaim video hasil tes pada kemasan alat tes PCR untuk mencari target Covid-19? Simak dalam artikel berikut ini...

3. Cek Fakta: Beredar Lagi Hoaks Surat Seruan MUI Tolak Rapid Tes pada Ulama dan Vaksin Covid-19 untuk Anak

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim surat seruan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menolak rapid tes pada ulama dan vaksin Covid-19 untuk anak, surat tersebut beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp.

Surat seruan tersebut terdapat logo MUI dan keterangan alamat kantor pusat MUI seperti ini:

Berikut isi surat seruan MUI penolakan rapid tes pada ulama dan vaksin Covid-19 untuk anak:

"Hal: Seruan Siaga 1

PEMBERITAHUAN

Assalamua'laikum Warahmatulahi Wabarakatuh

Kami selaku Sekertaris Majelts Ulama lndonesna ( MUI ) Pusat Dengan ini menyerukan kepada seluruh MUI Provinsi, Kabupaten, dan Kota. Agar berhati-hati dan Waspada dengan di adakannya Rapid Test Covid-19 temadap para Ulama, Kyai, dan Ustadz di seluruh Indonesia.

Kami serukan bahwa rencana Test Corona ini adalah modus operandi dari Pki atas perintah Negara Komums China untuk menghabisi para tokoh agama Islam baik di Indonesia maupun diNegara muslim lain. Oleh karena Itu kita akan tolak niat mereka yang kelihatan baik. Tapi di dalamnya ada misi yang sangat jahat dan licik!Kita banyak belalar dari pengalaman

Kita banyak belajar dari pengalaman sejarah para Ulama dan para Kyai kita di tahun 1948 dan 1965, d1 mana para tokoh agama kita sering di tipu oleh muslihat Pki.

Kalau kit melakukan Rapid Test Covid-19, kita akan dinyatakn Positive. lalu kita akan di Karantina. kita akan di Suntik dengan dalih pengobatan, padahal kita di suntik racun. meninggal dan langsung di kuburkan

Kita sudah terbiasa hidup sehat Dan para Santri pun dan dulu sudah terbiasa hidup Lockdown.

Satu hal juga kepada semua orang tua, jika pemerintah melakukan suntik imunisasi untuk anak-anak sampai umur 18 tahun dengan dalih untuk lmunisasi Corona. agar ditolak, balk itu di lingkungan sekitar rumah, sekolah, dan tempat-tempat lain.

Cermat, Waspada dan berhati-hati karena umat muslim sedang di dzolimi oleh pihak -pihak komunis yang berlindung dalam wadah kekuasaan pemerintah.

Sekian dan terimakasih.Wassalamu a'laikum Warahmatulahi Wabarakatuh.

Jakarta 03 April 2020Sekretariat MUI Pusat."

Benarkah surat seruan MUI penolakan rapid tes pada ulama dan vaksin Covid-19 untuk anak? Simak dalam artikel berikut ini...

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.