Sukses

6 Hoaks Sepekan, dari BPJS sampai Vaksin Covid-19

Berikut 6 hoaks yang beredar dalam sepekan

Liputan6.com, Jakarta- Peredaran hoaks beredar di media sosial semakin beragam, kondisi ini harus terus diwaspadai agar kita tidak tersesat oleh informasi yang salah.

Cek Fakta Liputan6.com mendapati sejumlah informasi viral di media sosial, hasilnya sebagian informasi terbukti hoaks.

Berikut 6 hoaks yang beredar dalam sepekan:

1. Kartu BPJS Kesehatan Bakal Non-aktif Jika Tidak Dipakai Minimal Sekali Setahun

 Beredar di media sosial posting-an yang mengklaim kartu BPJS Kesehatan atau KIS harus digunakan minimal setahun sekali jika tidak mau dinonaktifkan. Posting-an itu ramai dibagikan sejak beberapa hari lalu.

Salah satu akun ada yang mem-posting-nya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 11 Februari 2022.

Berikut isi posting-annya:

"Assalamualaikum Bapak/ ibu/sdr/i Disini kami ingatkan lagi, bahwa kalau ada bapak ibu dan keluarga yang memiliki BPJS bantuan pemerintah atau Kartu KIS yang diberikan pemerintah, tolong selalu dipakai minimal 1 kali dlm setahun /6 blnWalaupun kita tidak sakit, minimal periksa kesehatan saja ke puskesmas.Karena aturan BPJS sekarang, dalam 1 tahun terakhir kartu tidak pernah dipakai, langsung di non aktifkan.Nanti kita susah lagi mengurusnya pada saat dibutuhkan.

Tolong sampaikan berita ini ke Sanak keluarga kita yang lain yang juga menggunakan BPJS pemerintah...Semoga informasi berguna bagi kita semua..."

Lalu benarkah postingan yang mengklaim kartu BPJS Kesehatan atau KIS harus digunakan minimal setahun sekali jika tidak mau dinonaktifkan? Simak hasil penelusurannya di sini.

 

2. Alat Test PCR Mengandung Radio Aktif

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video alat test PCR mengandung radio aktif, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook pada 8 Februari 2022.

Unggahan klaim video alat test PCR mengandung radio aktif menampilkan seorang yang membuka alat test PCR dari tempat berbentuk tabung, ketikan alat tersebut dikeluarkan terdapat bunyi alarm dari sebuah alat berbentuk kotak berwarna hitam yang terdapay layar mengeluarkan angka digital ketika alat PCR didekatkan. Dalam video tersebut terdengar suara seorang wanita berbahasa Jerman yang menarasikan alat tersebut terkontaminasi radio aktif dan membuktikannya dengan alat uji.

Pada video terdapat tulisan "Say no to any kind of PCR testing ever from this medical system from this point forward"

Unggahan tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"PCR TESTIDE RADIOAKTIIVNE KIIRGUS"

Benarkah klaim video alat test PCR mengandung radio aktif? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini.

 

3. COVID-19 Varian Omicron Muncul Akibat dari Keracunan Chemtrail di Udara

 Klaim tentang virus corona COVID-19 varian omicron muncul akibat keracunan chemtrail di udara beredar di media sosial. Klaim tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 10 Februari 2022.

Akun Facebook tersebut mengunggah gambar berisi narasi bahwa COVID-19 varian Omicron disebabkan dari keracunan chemtrail di udara.

"WASPADA!!

Akhir2 ini pesawat chemtrail sgt aktif di udara. Gejala keracunan chemtrail:

Demam, badan linu, batuk, flu, diare, badan gatal2, dll.

Jika anda sampai keracunan jangan minum obat paracetamol. Sedia selalu norit, VCO, cuka apel, jeruk lemon, himalayan salt, minum air kelapa ijo.

Jadi paham ya apa yg dimaksud Omicron itu bkn lah virus, tapi sebab akibat dari keracunan chemtrail yg disebar di udara"

"Pantes saja smua orang menderita sedemikian," tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 109 kali dibagikan dan mendapat 25 komentar warganet.

Benarkah virus corona COVID-19 varian omicron disebabkan keracunan chemtrail di udara? Simak hasil penelusurannya di sini.

 

4. Video Erupsi Gunung Anak Krakatau pada 5 Februari 2022

 Sebuah video yang diklaim erupsi Gunung Anak Krakatau beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan oleh salah satu akun Facebook pada 5 Februari 2022.

Dalam video tersebut, tampak material letusan dan awan panas menyembur dari sebuah gunung. Video itu direkam dari atas sebuah kapal oleh seorang laki-laki.

Video tersebut kemudian dikaitkan dengan meletusnya Gunung Anak Krakatau pada 5 Februari 2022.

"ANAK KRAKATAU MULAI BATUK

Patutlah waspada, utamanya bagi warga yang berada tak jauh dari Gunung Krakatau, karena saat ini sudah memperlihatkan aktifitasnya.

Sesuai laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut bahwa Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda telah meletus sejak pukul 11.00 setidaknya delapan kali pada hari ini, pada Jumat, 4 Februari 2022.

Karenanya Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM mengingatkan agar warga perlu mewaspadai terjadinya erupsi susulan.Doa untuk keselamatan Indonesia," tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 2.900 kali ditonton dan mendapat 1 komentar warganet.

Benarkah video tersebut merupakan erupsi Gunung Anak Krakatau pada 5 Februari 2022? Simak hasil penelusurannya di sini.

 

5. Video Seorang Seperti Zombie setelah Disuntik Vaksin Booster

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video seorang bertindak seperti zombie setelah disuntik vaksin booster Covid-19. Video tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 3 Februari 2021.

Klaim video seorang bertindak seperti zombie setelah disuntik vaksin booster Covid-19 menampilkan seorang wanita yang berlari dan berteriak seperti sedang mendobrak pintu.

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Inilah yang terjadi ketika orang menerima pukchen dan b oo s ter coped-19. Orang-orang bertindak seperti zombie, secara fisik & kehilangan mental😊. Untuk kebenaran, pengetahuan, bimbingan & kebijaksanaan mentah, ikuti grup utusan telegram kami."

Benarkah klaim video seorang bertindak seperti zombie setelah disuntik vaksin booster Covid-19? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com  di sini.

 

6. Video TNI Paksa Warga Vaksin Covid-19

Beredar di media sosial postingan video yang mengklaim TNI memaksa warga untuk divaksin covid-19. Postingan itu ramai dibagikan sejak beberapa waktu lalu.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 6 Februari 2022.

Dalam postingannya terdapat video seorang warga sedang diamankan tentara dan polisi sambil disuntikkan sesuatu. Dalam video itu disertai narasi:

"Seorang warga divaksin secara paksa oleh petugas. Dia dipegangi seorang anggota TNI dan Polri"

Selain itu akun tersebut menambahkan narasi:

"Bukan anti vaksin tapi anti paksaan"

Lalu benarkah postingan video yang mengklaim TNI memaksa warga untuk divaksin covid-19? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.