Sukses

Video Hoaks Sepekan: Suntik Vaksin Kosong pada Anak di Semarang hingga Tentara China Menyamar Jadi Pengemudi Ojek Online

Beberapa video hoaks telah ditelusuri Cek Fakta Liputan6.com selama sepekan. Berikut rangkumannya.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah kabar hoaks masih beredar di media sosial selama sepekan terakhir. Beberapa di antaranya menyebar dalam bentuk video.

Salah satunya video yang diklaim penyuntikan vaksin covid-19 kosong pada anak-anak. Postingan video itu ramai dibagikan sejak tengah pekan kemarin.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Twitter. Akun itu mempostingnya pada 26 Januari 2022.

Dalam video berdurasi 19 detik itu terdapat seorang anak perempuan sedang divaksin covid-19. Tetapi jarum suntik terlihat tidak jadi dimasukkan ke lengan anak tersebut.

Video tersebut disertai narasi:

"Sungguh ini sepertinya ada skenario tertentu utk penggagalan program Vaksinisasi , Terjadi lagi di sekolah Tunas Harum Bangsa Semarang Jateng. Viralkan biar diadili"

Namun setelah ditelusuri, video yang diklaim penyuntikan vaksin covid-19 kosong pada anak-anak sudah diklarifikasi pihak Dinkes Kota Semarang.

Faktanya penyuntikan tidak jadi dilakukan karena saat petugas melakukan aspirasi (tarikan di awal suntikan), terlihat ada sedikit darah sehingga petugas mencabut kembali suntikkan karena berisiko masuk ke pembuluh darah.

Selain video yang diklaim penyuntikan vaksin covid-19 kosong pada anak di Semarang, terdapat video hoaks lainnya yang telah ditelusuri selama sepekan. Berikut rangkumannya.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tentara China Menyamar Jadi Pengemudi Ojek Online

Sebuah video yang diklaim seorang tentara China menyamar jadi pengemudi ojek online beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 25 Januari 2022.

Video berdurasi 30 detik itu memperlihatkan seorang pria yang tengah merekam video sambil menangis. Pria tersebut tampak mengenakan jaket berwarna hijau.

Terdapat juga tulisan dan logo dari salah satu aplikasi ojek online, selain itu ada juga bendera Vietnam di jaket tersebut. Video tersebut kemudian dikaitkan dengan seorang tentara China yang menyamar jadi pengemudi ojek online.

"Tentara china nyamar jadi tukang gojek dari citayam ngantar ke Cipayung eh gak bisa pulang ke tempat persembunyiannya malah nangis pake bahasa chino 🤪🤪🤪🤪🤪😭😭😭😭😭😭krn gak bisa bhs Indonesia , gmn nih viralkan ke LBP sama BIN/BAIS ...wk...kwk ...kwk," tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 3 kali direspons dan mendapat 2 komentar warganet.

Setelah ditelusuri, video yang diklaim diklaim seorang tentara China menyamar sebagai pengemudi ojek online ternyata tidak benar.

Faktanya, video tersebut merupakan rekaman pengemudi ojek online di Vietnam yang curhat karena terlalu lama menunggu pesanan makanan.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 

3 dari 4 halaman

Video Rakyat Zulu Tolak Mandatori Vaksin

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video Rakyat Zulu menolak mandatori vaksin, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 29 September 2021.

Klaim video Rakyat Zulu menolak mandatori vaksin menampilkan sejumlah orang membawa benda bernentu panjang seperti tiang di jalan sambil berteriak dengan irama.

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Rakyat Zulu sudah Muak dengan Mandatory Vaksin Pemerintah, yang selalu Meneror Rakyat dengan Polisi & Tentara. Mereka Turun dengan Tombak & Pedang, Siap Untuk Perang."

Setelah ditelusuri, video yang diklaim rakyat Zulu menolak mandatori vaksin ternyata tidak benar.

Orang-orang dalam video tersebut tidak memprotes vaksin, tetapi merayakan Heritage Day adalah hari libur umum yang merayakan akar dan budaya Afrika Selatan. Sebelumnya dikenal sebagai Hari Raja Shaka.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.