Sukses

Cek Fakta: Video Diklaim Suntikan Vaksin Covid-19 Kosong Pada Anak-Anak di Kota Semarang, Simak Faktanya

Beredar di media sosial postingan video yang diklaim penyuntikan vaksin covid-19 kosong pada anak-anak. Postingan video itu ramai dibagikan sejak tengah pekan kemarin.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan video yang diklaim penyuntikan vaksin covid-19 kosong pada anak-anak. Postingan video itu ramai dibagikan sejak tengah pekan kemarin.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Twitter. Akun itu mempostingnya pada 26 Januari 2022.

Dalam video berdurasi 19 detik itu terdapat seorang anak perempuan sedang divaksin covid-19. Tetapi jarum suntik terlihat tidak jadi dimasukkan ke lengan anak tersebut.

Video tersebut disertai narasi:

"Sungguh ini sepertinya ada skenario tertentu utk penggagalan program Vaksinisasi , Terjadi lagi di sekolah Tunas Harum Bangsa Semarang Jateng. Viralkan biar diadili"

Lalu benarkah postingan video yang diklaim penyuntikan vaksin covid-19 kosong pada anak-anak?

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan klarifikasi dari Dinas Kesehatan Kota Semarang. Klarifikasi itu ditulis dalam artikel berjudul "Dinkes Klarifikasi Video Viral Vaksinasi Anak di Sekolah" yang tayang di website semarangkota.go.id pada 27 Januari 2022.

Berikut narasi selengkapnya:

"SEMARANG - Beredar video penyuntikan vaksinasi Covid-19 anak usia 6 - 11 tahun di satu sekolah swasta di Semarang. Penyuntikan vaksin dalam video tersebut diragukan oleh masyarakat karena vaksinator tampak tidak melakukan suntikan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengklarifikasi, kejadian tersebut ada miskomunikasi. Petugas sudah melakukan penyuntikan sesuai SOP antara lain menggunakan handglove dan handsanitizer. Jarum suntik juga sudah diisi vaksin. Dengan demikian, petugas tidak menyuntikkan vaksin kosong.

Saat petugas melakukan aspirasi (tarikan di awal suntikan), terlihat ada sedikit darah sehingga petugas mencabut kembali suntikkan karena berisiko masuk ke pembuluh darah.

Dengan pertimbangan tersebut, petugas menunda penyuntikan vaksinasi dosis kedua pada siswa. Namun, petugas tidak menyampaikan hal tersebut kepada orang tua maupun pihak sekolah.

"SOP vaksinasi sudah berjalan dengan benar. Pakai handglove, jarum suntik diisi vaksin. Karena diaspirasi, tidak jadi masuk. Yang jadi permasalahan, di belakang sudah numpuk banyak, jadi tidak disampaikan langsung kepada orang tua yang bersangkutan. Karena di video, kemudian menjadi berkembang. Malamnya, begitu saya tahu, saya perintah besok pagi harus ke TKP untuk menjelaskan secara rinci," jelas Hakam, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (26/1/2022).

Dinas Kesehatan, lanjut dia, telah menindaklanjuti laporan tersebut dengan melakukan pendampingan kepada puskesmas penyelenggara vaksinasi untuk menyampaikan kronologi kejadian. Orang tua siswa pun telah menerima penjelasan terkait kejadian tersebut. Vaksinasi ulang dosis kedua telah dilakukan dan disaksikan langsung oleh perwakilan sekolah dan orangtua.

"Selasa kemarin Alhamdulillah dengan edukasi yang kami lakukan, si anak kami beri dosis kedua," ucapnya."

Sumber:

http://semarangkota.go.id/p/3297/dinkes_klarifikasi_video_viral_vaksinasi_anak_di_sekolah

https://kominfo.go.id/content/detail/39653/disinformasi-penyuntikan-vaksin-kosong-di-kota-semarang/0/laporan_isu_hoaks

3 dari 4 halaman

Kesimpulan:

Postingan video yang diklaim penyuntikan vaksin covid-19 kosong pada anak-anak sudah diklarifikasi pihak Dinkes Kota Semarang. Faktanya penyuntikan tidak jadi dilakukan karena saat petugas melakukan aspirasi (tarikan di awal suntikan), terlihat ada sedikit darah sehingga petugas mencabut kembali suntikkan karena berisiko masuk ke pembuluh darah.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.