Sukses

Cek Fakta: Tidak Benar dalam Video Ini Rakyat Zulu Tolak Mandatori Vaksin

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video Rakyat Zulu menolak mandatori vaksin

Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video Rakyat Zulu menolak mandatori vaksin, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 29 September 2021.

Klaim video Rakyat Zulu menolak mandatori vaksin menampilkan sejumlah orang membawa benda bernentu panjang seperti tiang di jalan sambil berteriak dengan irama.

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Rakyat Zulu sudah Muak dengan Mandatory Vaksin Pemerintah, yang selalu Meneror Rakyat dengan Polisi & Tentara. Mereka Turun dengan Tombak & Pedang, Siap Untuk Perang."

Benarkah video Rakyat Zulu menolak mandatori vaksin? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video Rakyat Zulu menolak mandatori vaksin, dengan menggunakan Yandex.

 

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video Rakyat Zulu menolak mandatori vaksin

Penelusuran mengarah pada situs despora.de yang memuat video yang identik dengan klaim, video tersebut berjudul "SouthAfrica Zulu people against mandatory vaccinations 25092021". 

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video Rakyat Zulu menolak mandatori vaksin

Penelusuran dilanjutkan menggunakan Google Search dengan kata kunci 'SouthAfrica Zulu people against mandatory vaccinations'.

Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Video shows South Africa heritage celebration, not Zulu anti-vaccine protest" yang dimuat situs factcheck.afp.com, pada 29 September 2021. 

Situs tersebut memuat foto yang identik dengan klaim.

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video Rakyat Zulu menolak mandatori vaksin

 

 

Situs factcheck.afp.com menyebutkan, orang-orang dalam video tersebut tidak memprotes vaksin.

Siphamandla Goge, seorang reporter untuk saluran lokal eNCA, men-tweet video tersebut bersama dengan tagar #heritageday2021 pada 24 September, menulis bahwa itu menunjukkan peringatan di KwaDukuza, di provinsi KwaZulu-Natal.

Heritage Day adalah hari libur umum yang merayakan akar dan budaya Afrika Selatan. Sebelumnya dikenal sebagai Hari Raja Shaka, ketika Zulus memperingati Raja Shaka yang legendaris.

Google Street View menunjukkan bahwa video itu diambil di jalan ini. Toko Lounge & Furniture World dan nomor teleponnya cocok dengan yang terlihat di latar belakang klip.

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video Rakyat Zulu menolak mandatori vaksin

 Pencarian Google Maps menunjukkan bahwa ada peringatan untuk Raja Shaka tepat di seberang tempat kerumunan orang dalam video itu muncul.

Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Video shows Zulus celebrating holiday, not vaccine mandate protest" yang dimuat situs apnews.com, situs tersebut menyebutkan seorang jurnalis yang bekerja untuk eNews Channel Africa, yang mengambil video asli dan mempostingnya ke Twitter. “Ini tidak ada hubungannya dengan vaksinasi. Itu adalah peringatan Hari Warisan.”

Postingan Twitter Goge yang menampilkan video tersebut mengatakan, “#heritageday2021 More Amabutho nezintombi tiba KwaDukuza untuk memperingati uMkhosi weLembe.” Tidak ada teks yang muncul di video yang diposting Goge.

Goge menambahkan bahwa Hari Warisan, awalnya dikenal sebagai Hari Raja Shaka, dimulai sebagai peringatan Raja Shaka. Itu dirayakan setiap tahun pada 24 September, hari dimana dia diperkirakan telah meninggal pada tahun 1828. Pemerintah Afrika Selatan menjadikan perayaan itu sebagai hari libur umum, mengakui keragaman budaya negara itu pada apa yang sekarang dikenal sebagai Hari Warisan.

Menurut Shalo Mbatha, sarjana dari keluarga kerajaan Zulu dan dosen di Universitas Zululand, Raja Shaka dikreditkan dengan menciptakan kerajaan Zulu, berinovasi dalam teknik dan strategi militer dan memukul mundur upaya Inggris untuk menjajah wilayah tersebut.

“Raja Shaka ke Zulu adalah Yesus Kristus kita,” kata Mbatha. “Dia membawa era keemasan bagi Zulu. Dia menciptakan mereka dari kerajaan kecil menjadi kerajaan yang luar biasa.”

Menurut The Associated Press, pemerintah Afrika Selatan belum mengamanatkan vaksin, dan akan menyerahkannya kepada bisnis untuk memutuskan apakah akan membuat vaksinasi wajib atau tidak bagi karyawan dan klien. Keluarga kerajaan Zulu juga belum mengamanatkan vaksin.

"Saya memverifikasi dengan keluarga kerajaan bahwa tidak ada sikap resmi tentang vaksin," kata Mbatha. "Seperti yang dikatakan raja, orang harus mengikuti hati nurani mereka."

Sumber:

https://factcheck.afp.com/http%253A%252F%252Fdoc.afp.com%252F9NP43J-1

https://apnews.com/article/fact-checking-449331711410

 

 

 

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video Rakyat Zulu menolak mandatori vaksin tidak benar.

Orang-orang dalam video tersebut tidak memprotes vaksin, tetapi merayakan Heritage Day adalah hari libur umum yang merayakan akar dan budaya Afrika Selatan. Sebelumnya dikenal sebagai Hari Raja Shaka.

 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.