Sukses

Studi Baru Ungkap Twitter Platform Media Sosial Paling Tahan dari Serbuan Hoaks

Dalam hasil penelitian juga menyebutkan bahwa sebagian besar pengguna Twitter merupakan pengguna yang memiliki tingkat pendidikan di atas rata-rata.

Liputan6.com, Jakarta - Platform media sosial masih menjadi tempat utama menyebarkan teori konspirasi dan hoaks hingga saat ini. Meski begitu dalam sebuah studi terungkap media sosial Twitter menjadi platform yang paling tahan atau aman dari adanya penyebaran hoaks atau informasi salah.

Penelitian Open University of Catalonia (UOC), Barcelona, Spanyol yang berkolaborasi dengan 19 universitas lainnya menunjukkan bahwa ini dipengaruhi kerangka dan fitur Twitter yang berbeda dari platform lainnya.

"Pada platform Twitter, misalnya konten berdasarkan teori konspirasi dapat dengan cepat dibantah atau mungkin ditenggelamkan dan menghilang akibat adanya informasi berkualitas yang lebih banyak disebar, atau oleh sejumlah besar orang yang bersedia menelusuri dan mengoreksi kesalahan persepsi dengan cepat," ujar Ana Sofía Cardenal, salah satu penulis penelitian, dilansir E&T.

"Fitur dan karakteristik operasi dari  Twitter adalah jaringan sosial yang lebih fokus mengkonsumsi berita, meningkatkan tekanan sosial pada apa yang dipublikasikan di dalamnya, yang pada gilirannya dapat mengurangi peredaran informasi yang tidak diverifikasi atau alternatif dibandingkan dengan media sosial lainnya. Tidak seperti Facebook dan YouTube yang memiliki karakter mendukung penyebaran teori-teori konspirasi tersebut," katanya menambahkan.

Dalam hasil penelitian juga menyebutkan bahwa sebagian besar pengguna Twitter merupakan pengguna yang memiliki tingkat pendidikan di atas rata-rata. Sehingga mereka memiliki kecenderungan lebih besar untuk mencari berita fakta hingga terlibat dalam debat politik daripada pengguna di platform lainnya.

Temuan lain dalam studi ini mengungkap bahwa ada hubungan positif antara pengguna Facebook, YouTube dan WhatsApp terkait keyakinan pada teori konspirasi tentang Covid-19.

"Di dalam media sosial dan aplikasi percakapan seperti itu orang cenderung tidak memeriksa lagi informasi atau konten yang ada karena dibagikan oleh kerabat dekat atau temannya. Tentu saja ini bisa meningkatkan sirkulasi informasi yang belum jelas," kata Ana.

(Penulis: Azarine Jovita Halim)

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.