Sukses

Mitos Kesehatan Sepekan: Air Jeruk Nipis Bersihkan Paru-paru hingga Vaksin Covid-19 Berbahaya Akibat Fenomena ADE

Beberapa kabar hoaks dan mitos kesehatan masih bermunculan di media sosial. Berikut penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta - Informasi hoaks terus bermunculan di media sosial, tidak terkecuali hoaks dan mitos kesehatan yang dapat mempengaruhi masyarakat. Satu di antaranya klaim tentang air jeruk nipis dapat membersihkan paru-paru perokok.

Klaim tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 11 Juni 2021. Akun tersebut mengunggah narasi berisi klaim manfaat dari air jeruk nipis untuk memberiskan paru-paru perokok.

"Jeruk nipis memiliki kandungan yang baik untuk kesehatan, seperti vitamin, mineral dan lainnya.

Sehingga, air jeruk nipis dapat menurunkan kadar nikotin hingga 70,65% dalam tubuh. Bahkan, jeruk nipis juga dapat digunakan sebagai cara menghilangkan kebiasaan merokok.

Semoga bermanfaat🥰," tulis akun Facebook tersebut.

Konten yang disebarkan akun Facebook itu telah 6 kali dibagikan dan mendapat 10 komentar warganet.

Selain klaim tentang air jeruk nipis dapat membersihkan paru-paru perokok, terdapat mitos kesehatan lain yang telah ditelusuri. Berikut rangkumannya.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tukul Arwana Pendarahan Otak Usai Disuntik Vaksin Covid-19

Kabar tentang artis Tukul Arwana yang mengalami pendarahan otak usai divaksin Covid-19 beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 23 September 2021.

Akun Facebook tersebut mengunggah foto Tukul Arwana yang tengah disuntik vaksin Covid-19 dan gambar pemberitaan Tukul dilarikan ke rumah sakit akibat pendarahan otak.

Akun Facebook tersebut kemudian mengaitkan penyebab pendarahan otak Tukul usai divaksin Covid-19.

"4 hari setelah vaksin , Tukul pendarahan otak .

Joint channel telegram:http://t.me/sahabatoposisi

#sahabatoposisi," tulis akun Facebook tersebut.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 3 kali dibagikan dan mendapat 9 komentar warganet.

Setelah ditelusuri, kabar tentang Tukul Arwana mengalami pendarahan otak setelah divaksin Covid-19 ternyata tidak benar. Faktanya, tidak ada kaitan antara vaksin Covid-19 dengan pendarahan otak yang dialami Tukul Arwana.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 

3 dari 4 halaman

Vaksin Covid-19 Berbahaya Akibat Fenomena ADE

Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan video terkait potensi bahaya antibody-dependend enhacement (ADE) pada vaksin covid-19. Video itu disebarkan sejak beberapa waktu lalu.

Dalam video yang beredar terdapat penjelasan dari Chairil Anwar Nidom. Dia menyebut vaksin akan semakin ganas menyerang tubuh manusia setelah terkena antibodi, hal ini karena terdapat potensi ADE.

Dalam video juga terdapat narasi "Gimana nasib saudara kami yg udah divaksinasi? ternyata vaksinasi berisiko tinggi"

Setelah ditelusuri, video yang menyebut vaksin covid-19 berbahaya karena adanya potensi ADE adalah tidak benar.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.