Sukses

Deretan Hoaks Seputar Sertifikat Vaksin, Simak Faktanya

Liputan6.com, Jakarta - Program vaksinasi covid-19 masih terus berjalan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Meski demikian hoaks terus mengiringi program tersebut.

Salah satu hoaks yang banyak beredar adalah terkait sertifikat vaksin. Lalu apa saja hoaks tersebut? Berikut beberapa di antaranya:

1. Cek Fakta: Tidak Benar Foto Sertifikat Vaksin dari Tahun 1721

Beredar di Facebook unggahan foto terkait sertifikat vaksin tertua di dunia. Foto tersebut disebarkan oleh salah satu akun Facebook pada 15 September 2021.

Pada unggahan yang memiliki 34 komentar dan disukai 45 warganet terlihat surat sertfikat vaksin yang sudah lusuh dan berisikan narasi sebagai berikut:

"Sertifikat Vaksin tertua di dunia tahun 1721 Masehi. Dikeluarkan oleh khalifah Islamiyah Turki Ustmani. Vaksin itu bagian dari peradaban islam yang maju"

Lalu, benarkah sertifikat vaksin tersebut adalah yang tertua di dunia dan diterbitkan pada 1721? Simak dalam artikel berikut ini...

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hoaks Lainnya

2. Cek Fakta: Tidak Benar Sertifikat Vaksin Covid-19 Harus Disimpan Biar Tim Medis Tidak Lupa

Beredar melalui aplikasi percakapan Whatsapp pesan berantai terkait sertifikat vaksin covid-19 yang harus disimpan. Pesan berantai tersebut ramai dibagikan sejak pekan kemarin.

Dilansir dari website data.jakarta.go.id, pesan berantai tersebut menyebutkan bahwa sertifikat vaksin covid-19 yang diterima via Whatsapp harus disimpan untuk menghindari kesalahan pemberian jenis vaksin saat vaksin yang kedua.

Lalu benarkah pesan berantai tersebut? Simak dalam artikel berikut ini...

3. Cek Fakta: Hoaks Covid-19 Merupakan Singkatan dari Sertifikat Vaksin

Beredar di media sosial postingan soal singkatan dari nama covid-19 yang saat ini menjadi pandemi di seluruh dunia. Postingan tersebut ramai dibagikan sejak akhir pekan kemarin.

Salah satu akun yang mempostingnya bernama Qidjwini Qorni. Ia mempostingnya pada 22 November 2020.

Berikut isi postingannya:

"COVID-19 adlh,

C - Certification

O - Of

V - Vaccination

ID - IDentification

19 - 2019

Artinya adlh,Sertifikat sbg tanda bukti telah divaksin, Yakni berbentuk Bar Code, spt yg tertera pada barang2 yg dijual di swalayan yg jumlahnya ada 13 bar.

Mereka mengatakan covid adlh corona virus, Namun nyatanya adlh Barcode, yakni barcode yg akan diimplankan di bagian tertentu pd tubuh manusia, spt jidad, leher, ataupun lengan yg menunjukkan orang tsb sdh divaksin.

Dan program pemasangan barcode itu dieksekusi pelaksanaannya pd akhir 2019, di kota Wuhan, RRC. Setiap orang pny barcode sendiri2, Layaknya barang, jika tdk ada barcodenya, barang tsb tdk bisa masuk swalayan, Maka nanti, orang yg tdk memiliki tanda barcode pd tubuhnya, mereka tdk bisa masuk ke dlm tempat perbelanjaan, pelayanan umum, pelayanan kesehatan, pendidikan, transportasi, dll

Maka dari singkatan COVID-19 diatas kita mengerti, pandemi ini adlh setingan, pandemi ini hny dibuat2, bahkan skenario dr pandemi ini sdh ada sejak th 2010 dlm suatu kajian akademi dr Universitas2 terkenal di dunia, yg diprakarsai dan didanai gembong Elit Global, Rockefeller Foundation...,Dan simulasi dr kajian tsb persis sama dg yg terjadi pada hari ini,Apa tujuan besar dr pandemi setingan ini,~ De Populasi, dg pasien yg ditakut2 i hingga bnyk yg mati krn depresi, dan selanjutnya dg vaksin, Vaksin itu berisi material kimia yg berbahaya dr ekstrak janin yg digugurkan, dll, jg mengandung logam2 spt aluminium dll, yg ini bila menyatu dg sel2 kita, sangat rentan terkena ganasnya radiasi 5G,Ini adlh program GREAT RESET menuju gerbang Tata Dunia Baru, New World Order...!Yakni dimana dunia terbagi hny menjadi dua kelompok manusia saja,Klas Majikan dg Dajjal kelak sbg pemimpin tertingginya, danKlas Budak, yakni semua manusia yg tdk diakui sbg golongan mereka...Apakah rencana COVID-19 ini benar2 akan terwujud?Jika di Negri ini, aku pesimis kita bisa menolaknya, walaupun aku tdk pernah putus asa mengingat betapa mudahnya dibodoh2 innya mereka dg istilah PROKES padahal sejatinya Protocol kepatuhan menuju gerbang Tata Dunia Baru, NWO."

Lalu benarkah covid-19 merupakan singkatan seperti postingan di atas? Simak dalam artikel berikut ini...

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.