Sukses

Simak 6 Hoaks Sepekan, dari Iis Dahlia Ditangkap sampai Pembuatan Vaksin AstraZeneca

Simak kumpulan hoaks yang beredar dalam sepekan

Liputan6.com, Jakarta- Beragam informasi disajikan di media sosial, namun tidak semuanya bisa dipercaya karena sebagian kabar tersebut tidak benar. Kondisi ini menuntut kita harus lebih selektif untuk mempercayai kabar yang didapat, agar tidak menjadi korban hoaks.

Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah informasi viral di media sosial yang beredar dalam sepekan, hasilnya sebagian informasi tersebut terbukti hoaks.

Simak kumpulan hoaks yang beredar dalam sepekan:

1. Penyanyi Iis Dahlia Ditangkap karena Jual Surat Swab Antigen dan PCR Palsu

Kabar tentang penyanyi Iis Dahlia ditangkap karena menjual surat swab antigen dan PCR palsu beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan akun Facebook Rafii pada 28 Juli 2021.

Akun Facebook Rafii mengunggah artikel berjudul "Iis Dahlia Ditangkap Usai Jual Surat Swab Antigen Serta PCR Palsu, Terancam 6 Tahun Penjara" yang dimuat situs dramaindo.ga.

Artikel tersebut memuat foto penyanyi Iis Dahlia. Sedangkan akun Facebook Rafii menambahkan narasi dalam konten yang disebarkannya itu.

"Seleb sekarang kekurangan uang," tulis akun Facebook Rafii.

Konten yang disebarkan akun Facebook Rafii telah 8 kali dibagikan dan mendapat 8 komentar warganet.

Benarkah penyanyi Iis Dahlia ditangkap karena menjual surat swab antigen dan PCR palsu? Berikut penelusurannya.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, kabar tentang penyanyi Iis Dahlia ditangkap karena menjual surat swab antigen dan PCR palsu ternyata tidak benar.

Faktanya, yang ditangkap karena menjual surat swab antigen dan PCR palsu bukan penyanyi Iis Dahlia. Melainkan warga Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan artis Iis Dahlia.

 

2. Kemensos Bagikan Rp 500 Ribu Dengan Cara Isi Survei

Beredar di media sosial pesan berantai yang menyebut Kementerian Sosial (Kemensos) membagikan uang Rp 500 ribu dengan mengisi survei. Pesan berantai itu menyebar sejak akhir pekan ini.

Salah satu yang mengunggahnya adalah akun bernama Irna Sriwiyanti. Dia mempostingnya di Facebook pada 7 Agustus 2021.

Berikut isi postingannya:

Kementerian Sosial

kondisi:

1. Pekerja yang bekerja atau menganggur

2. Bukan TKI

2. Anda harus warga negara Indonesia

Klik di sini untuk berpartisipasi 👇

https://einfowhatee.xyz/i/Nationalday/?show=1

Lalu benarkah pesan berantai yang menyebut Kemensos membagikan uang Rp 500 ribu dengan cara mengisi survei? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

 

3. Ada Pendistribusian Pangan Bersubsidi pada 9 Agustus 2021 dari Pemprov DKI Jakarta

Beredar di media sosial postingan yang menyebut ada pendistribusian pangan bersubsidi pada 9 Agustus 2021 dari Pemprov DKI Jakarta. Postingan itu ramai dibagikan sejak tengah pekan kemarin.

Salah satu yang mempostingnya adalah akun bernama Aulia Maldini. Dia mengunggahnya di Facebook pada 26 Juli 2021.

Dalam postingannya terdapat poster dengan lambang Pemprov DKI Jakarta dan Pasar Jaya dengan narasi:

"Pengumuman!

Program pangan bersubsidi (KJP) di gerai-gerai pasar jaya akan dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus 2021. Pembelakuan pembatasan pengambilan pangan bersubsidi dilaksanakan dengan prokes ketat."

Lalu benarkah ada pendistribusian pangan bersubsidi pada 9 Agustus 2021 dari Pemprov DKI Jakarta? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, postingan yang mengklaim ada pendistribusian pangan bersubsidi pada 9 Agustus 2021 dari Pemprov DKI Jakarta adalah tidak benar.  

 

4. Video Helikopter Membawa Bendera China

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video helikopter membawa bendera China. Klaim tersebut dinggah akun Facebook Ambarawa, pada 2 Agustus 2021.

Klaim video helikopter membawa bendera China yang diunggah direkam di dalam kendaraan yang sedang berjalan, menampilkan sebuah helikopter yang terbang membawa bendera berwarna merah dengan dibentangkan.

Dalam video tersebut terdapat narasi suara sebagai berikut:

"Ini maksudnya apa nih ada bendera China nih, ada bendera China dibawa ditarik ama helikopter, ada bendera komunis, bendera komunis ditari ama helikopter."

Unggahan video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Kemana dan dimana para penegak hukum di indonesia,menhan juga,kenapa ini di biarkan berkeliling di atas bumi negara indonesia,helikopter dengan mengibarkan bendera cina. Kenapa aparat pemerintah cuma ganas dan berani sama rakyatnya sendiri"

Benarkah klaim video helikopter membawa bendera China? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video helikopter membawa bendera China tidak benar.

Helikopter tersebut membawa bendera ukuran raksasa, dengan lambang-lambang kesatuan TNI yaitu Mabes TNI, TNI AD, TNI AL dan TNI AU dengan latar kain berwarna merah.

Ini menjadi bagian dari perayaan peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-76, pada tanggal 17 Agustus 2021

 

5. Menko Luhut Perintahkan Semua Masjid Disegel

 Kabar tentang Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan memerintahkan menyegel semua masjid beredar di media sosial. Kabar tersebut diunggah oleh akun Facebook Politik indonesia pada 31 Juli 2021.

Akun Facebook Politik indonesia mengunggah sebuah video berdurasi 11 menit 23 detik. Video tersebut berisi ceramah dari ustaz Abdul Somad terkait penutupan masjid untuk mencegah virus corona Covid-19.

Akun Facebook Politik indonesia kemudian mengaitkan video tersebut dengan sikap Luhut yang memerintahkan menyegel semua masjid.

"VIRAL HARI INIBI*D*B !! LUHUTPERINTAHKAN SEMUA MASJID WAJIB DSEGEL! LUHUT PKI ~ NEWS

Sumber : poros tengah," tulis akun Facebook Politik indonesia.

Benarkah Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyegel semua masjid? Berikut penelusurannya.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, kabar tentang Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi memerintahkan menyegel semua masjid ternyata tidak benar. Tidak ada informasi valid mengeni kabar tersebut. Ketika PPKM Darurat diberlakukan Juli 2021, Luhut memang menyebut bahwa tempat ibadah ditutup sementara, bukan disegel.

 

6. Vaksin Covid-19 AstraZeneca Dibuat Sejak Tahun 2018

Beredar di media sosial postingan berisi gambar kardus kemasan vaksin covid-19 buatan AstraZeneca yang diklaim sudah dibuat pada tahun 2018. Postingan ini ramai dibagikan sejak pekan lalu.

Dalam postingannya terdapat gambar kardus kemasan vaksin covid-19 AstraZeneca. Di sisi kardus kemasan itu terdapat tulisan "2018.07.15"

akun tersebut menambahkan narasi:

"Kotak vaksin AstraZeneca Covid-19 tanggal rilis 15/07/2018. Covid-19 diluncurkan pada akhir 2019.

Vaksin AstraZeneca Covid-19, box isi 10 botol. Bagi yang tidak bisa melihatnya, tanggal produksinya adalah 15/7/2018 (15 Juli 2018)."

Lalu benarkah postingan gambar yang mengklaim vaksin covid-19 AstraZeneca dibuat pada 15 Juli 2018? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Postingan gambar yang mengklaim vaksin covid-19 AstraZeneca dibuat pada 15 Juli 2018 adalah tidak benar. Faktanya gambar dalam postingan itu sudah dimanipulasi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputa6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.