Sukses

Pesan Berantai Hoaks Sepekan: Paracetamol Mengandung Virus Berbahaya hingga Daftar Obat dari RS untuk Pasien Covid-19

Beberapa kabar hoaks melalui pesan berantai masih bermunculan. Berikut rangkumannya.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah kabar hoaks masih beredar di media sosial selama sepekan terakhir. Beberapa di antaranya menyebar dalam bentuk pesan berantai.

Satu di antaranya paracetamol mengandung virus berbahaya. Kabar tersebut disebarkan akun Facebook Alex Alfaro pada 10 Juni 2021.

Akun Facebook Alex Alfaro mengunggah gambar tangkapan layar dari pesan berantai berisi tablet Paracetamol P-500. Dalam gambar tersebut terdapat narasi sebagai berikut.

PERINGATAN URGENT! Hati-hati untuk tidak menggunakan parasetamol yang datang ditulis P / 500. Ini adalah parasetamol baru, sangat putih dan mengkilap, mengandung "Machupo" virus, dianggap salah satu virus yang paling berbahaya di dunia.

Namun setelah ditelusuri, kabar tentang obat Paracetamol mengandung virus berbahaya ternyata tidak benar. Faktanya, BPOM memastikan tidak ada virus berbahaya di dalam obat paracetamol. Kabar serupa pernah viral pada 2018, kemudian muncul kembali pada 2021.

Selain klaim paracetamol mengandung virus berbahaya, terdapat pesan berantai hoaks lain yang telah ditelusuri. Berikut rangkumannya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Daftar Obat dari RS untuk Pasien Covid-19

Beredar di media sosial postingan berisi daftar obat dari Rumah Sakit (RS) yang bisa digunakan oleh pasien covid-19. Postingan tersebut ramai dibagikan sejak pekan lalu.

Salah satu yang mempostingnya adalah akun bernama Tati Virgo. Dia mengunggahnya di Facebook pada 26 Juni 2021.

Ia juga menambahkan narasi: "Ini obat nya cari di apotek"

Setelah ditelusuri, postingan berisi daftar obat dari RS yang bisa digunakan oleh pasien covid-19 adalah tidak benar.

Faktanya obat yang disebutkan dalam postingan tidak boleh sembarangan dikonsumsi dan harus dalam pengawasan dokter.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.