Sukses

Ragam Hoaks Seputar Vaksin Covid-19 Bisa Sebabkan Kematian

Isu hoaks yang sering muncul terkait vaksin covid-19 adalah vaksin tersebut bisa menyebabkan kematian.

Liputan6.com, Jakarta - Program vaksinasi covid-19 telah dijalankan di seluruh dunia sejak beberapa bulan lalu. Namun hoaks terkait vaksin covid-19 terus saja beredar di masyarakat.

Isu hoaks yang sering muncul terkait vaksin covid-19 adalah vaksin tersebut bisa menyebabkan kematian. Lalu apa saja hoaks terkait vaksin covid-19 yang diklaim bisa memicu kematian, berikut beberapa di antaranya:

1. Cek Fakta: Tidak Benar Anggota Brimob di Maluku Meninggal Dunia karena Disuntik Vaksin AstraZeneca

Kabar tentang seorang anggota Brimob di Maluku meninggal dunia karena disuntik vaksin Covid-19 AstraZeneca beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan akun Facebook Aron pada 9 April 2021 lalu.

Akun Facebook Aron mengunggah sejumlah foto seorang pria yang terbaring di atas ranjang rumah sakit. Foto tersebut kemudian dikaitkan dengan meninggalnya seorang anggota Brimob di Maluku karena disuntik vaksin Covid-19 AstraZeneca.

"Setelah menerima vaksin astrazaneca, anggota brimob maluku meninggal," tulis akun Facebook Aron.

Konten yang disebarkan akun Facebook Aron telah 7 kali dibagikan dan 28 kali direspons warganet.

Benarkah seorang anggota Brimob di Maluku meninggal dunia karena disuntik vaksin Covid-19 AstraZeneca? Simak dalam artikel berikut ini...

 #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan berikut ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hoaks Lainnya

2. Cek Fakta: Tidak Benar 10 Orang di Jerman Meninggal karena Vaksin Covid-19

Pada 26 Januari 2021, pengguna Facebook atas nama Bro Jade mengunggah klaim 10 orang di Jerman meninggal dunia karena vaksin covid-19 Pfizer.

"Kasus kematian lainnya di Jerman setelah menerima vaksin covid-19 Pfizer," tulis Bro Jade.

Akun ini juga mengunggah sebuah tangkapan layar berupa artikel dengan judul: "10 Dead in Germany after Receiving Prizer COVID-19 Vaccine."

Judul artikel itu, bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi:

"10 Orang Meninggal di Jerman setelah Menerima Vaksin COVID-19 Pfizer".

Lalu, benarkah ada 10 orang meninggal dunia karan vaksin covid-19 Pfizer di Jerman? Simak dalam artikel berikut ini...

3. Cek Fakta: Tidak Benar Penerima Vaksin Perdana Covid-19 dari Pfizer Meninggal Dunia

Kabar tentang penerima vaksin Covid-19 perdana dari Pfizer meninggal dunia beredar di media sosial. Kabar ini disebarkan akun Facebook Tra pada 7 Januari 2020.

Akun Facebook Tra mengunggah artikel berjudul "Innalilahi, Penerima Vaksin Perdana Meninggal Dunia Usai Disuntik Pfizer" yang dimuat situs kapanviral.com.

"Innalilahi, Penerima vaksin perdana kini telah meninggal dunia," tulis akun Facebook Tra.

Konten yang disebarkan akun Facebook Tra telah 251 kali dibagikan dan mendapat 157 komentar warganet.

Benarkah kabar tentang penerima vaksin Covid-19 perdana dari Pfizer meninggal dunia? Simak dalam artikel berikut ini...

3 dari 4 halaman

Hoaks Selanjutnya

4. Cek Fakta: Tidak Benar Video Perawat Meninggal Dunia Usai Disuntik Vaksin Covid-19

Sebuah video yang diklaim seorang perawat meninggal dunia usai disuntik vaksin virus corona Covid-19 beredar di media sosial. Video tersebut tersebar lewat pesan berantai di aplikasi percakapan WhatsApp pada Senin (21/12/2020).

Dalam video berdurasi 3 menit 3 detik itu, tampak seorang perawat tengah diwawancarai oleh sejumlah wartawan. Di tengah wawancara tersebut, si perawat tampak memegang keningnya.

Ia kemudian mengeluh sakit di kepala dan lemas. Tak lama berselang, ia jatuh ke lantai. Sejumlah dokter dan petugas kesehatan lain yang melihat kejadian itu langsung menolong si perawat.

Video tersebut kemudian dikaitkan dengan meninggalnya seorang perawat usai disuntik vaksin Covid-19.

"berita terhangat..... suster di amrik baru disuntik vaksin dan beberapa menit sesudahnya diwawancara stlh menerima vaksin, kemudian langsung meninggal saat wawancara tsb," berikut narasi dalam pesan berantai tersebut.

Benarkah perawat tersebut meninggal dunia usai disuntik vaksin Covid-19? Simak dalam artikel berikut ini....

5. Cek Fakta: Tidak Benar Pemberian Obat Bius usai Vaksinasi Covid-19 Bisa Akibatkan Kematian

Beredar melalui aplikasi percakapan informasi terkait larangan mendapatkan anestesi (obat bius) setelah divaksin covid-19. Informasi itu beredar sejak awal pekan ini.

Dalam informasi yang beredar disebutkan jika seseorang yang mendapat anestesi setelah divaksin covid-19 akan membuat orang itu meninggal dunia. Berikut narasi selengkapnya:

"Peringatan

Siapapun yang telah divaksinasi virus corona dilarang menggunakan segala jenis anestesi (bius), baik anestesi (bius) lokal maupun anestesi (bius) dokter gigi, karena hal ini sangat membahayakan nyawa orang yang divaksinasi, sangat berbahaya, dan dapat langsung meninggal. .

Oleh karena itu, orang yang divaksinasi harus menunggu 4 minggu setelah divaksinasi, Jika dia terinfeksi dan sembuh, dia hanya dapat menggunakan anestesi 4 minggu setelah dia sembuh dari infeksi coronavirus.

Seorang kerabat dari seorang teman divaksinasi dua hari yang lalu, pergi ke dokter gigi kemarin, dan meninggal segera setelah diberi anestesi (bius) lokal ! Setelah membaca peringatan tentang vaksinasi coronavirus, pada kotak vaksin, kami menemukan bahwa setelah menyelesaikan vaksin coronavirus, ada peringatan untuk tidak menggunakan anestesi ! (obat bius).

Mohon sebarkan informasi ini untuk melindungi keluarga, saudara, teman dan semua orang"

Lalu benarkah pesan berantai berisi informasi seseorang yang sudah divaksin covid-19 tidak boleh diberikan anestesi atau obat bius karena bisa mengakibatkan kematian? Simak dalam artikel berikut ini...

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.