Sukses

Ragam Hoaks yang Catut Nama Rusia, dari Pidato Putin Hingga Klaim Kementerian Kesehatan soal Covid-19

Hoaks bisa menyerang negara mana saja tak terkecuali Rusia. Hoaks ini menyebar melalui aplikasi percakapan maupun media sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Hoaks bisa menyerang negara mana saja tak terkecuali Rusia. Hoaks ini menyebar melalui aplikasi percakapan maupun media sosial.

Lalu apa saja hoaks yang menyangkut negara Rusia. Berikut beberapa di antaranya:

1. Cek Fakta: Tidak Benar Covid-19 adalah Bakteri yang Terpapar Radiasi

Klaim tentang Covid-19 adalah bakteri yang terpapar radiasi beredar di media sosial. Klaim tersebut beredar lewat pesan berantai di aplikasi percakapan WhatsApp pada 5 April 2021.

Pesan berantai tersebut berisi narasi bahwa Rusia adalah negara pertama yang melakukan otopsi terhadap jenazah korban Covid-19. Hasilnya ditemukan bahwa Covid-19 bukan merupakan virus tetapi bakteri yang terpapar radiasi.

Berikut narasinya:

Rusia menjadi negara pertama di dunia yang melakukan otopsi (post mortem) terhadap jenazah Covid-19. Setelah dilakukan penyelidikan menyeluruh, ditemukan bahwa Covid-19 tidak ada dalam bentuk virus, melainkan bakteri yang telah terpapar radiasi dan menggumpal melalui darah hingga menyebabkan kematian.

Penyakit Covid-19 telah ditemukan menyebabkan pembekuan darah, yang menyebabkan pembekuan darah manusia dan pembekuan darah vena, yang membuat orang sulit bernapas karena otak, jantung, dan paru-paru tidak dapat menyerap oksigen, menyebabkan orang mati dengan cepat.

Guna mengetahui penyebab kurangnya energi pernapasan, dokter Rusia tidak mendengarkan kesepakatan WHO, melainkan melakukan otopsi terhadap COVID-19. Setelah dokter membuka lengan, kaki, dan bagian tubuh lainnya dan memeriksanya dengan cermat, mereka menemukan bahwa pembuluh darah melebar dan berisi gumpalan darah, yang menghalangi aliran darah dan mengurangi aliran oksigen. Hal tersebut dapat menyebabkan kematian pada tubuh.

Setelah mengetahui penelitian tersebut, Kementerian Kesehatan Rusia segera mengubah rencana pengobatan Covid-19 dan menggunakan aspirin untuk pasien positif. Mulailah mengonsumsi 100 mg dan Imromac. Hasilnya, para pasien mulai pulih dan kesehatan mereka mulai membaik.

Setelah periode penemuan ilmiah, dokter Rusia menjelaskan bahwa penyakit ini adalah tipuan global, dan metode pengobatan ini menjelaskan, "Ini tidak lain adalah gumpalan di pembuluh darah (bekuan darah) dan metode pengobatan.

Tablet antibiotik

Anti-inflamasi dan Minum antikoagulan (aspirin).

Untuk tujuan ini, kesepakatan telah dikeluarkan di Rusia.

Bagikan informasi ini dengan keluarga, tetangga, kenalan, teman, dan kolega Anda sehingga mereka dapat menghilangkan rasa takut akan Covid-19 dan menyadari bahwa itu bukan virus, melainkan bakteri yang hanya terpapar radiasi.

Hanya orang dengan kekebalan rendah yang harus berhati-hati. Radiasi ini juga dapat menyebabkan peradangan dan hipoksia. Korban harus mengonsumsi Asprin-100mg dan Apronik atau parasetamol 650mg.

Sumber: Kementerian Kesehatan Rusia

Benarkah Covid-19 adalah bakteri yang terpapar radiasi? Simak dalam artikel berikut ini...

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hoaks Selanjutnya

2. Cek Fakta: Tidak Benar Video yang Diklaim Gambarkan Mayat Korban Covid-19 di Rusia

Beredar di media sosial video berisi penurunan mayat yang disebut korban covid-19 dari Rusia. Video tersebut ramai dibagikan sejak akhir pekan ini.

Salah satu akun yang membagikannya adalah Chai Choiku. Sejauh ini video berdurasi 22 detik itu sudah ditonton hampir 600 orang.

Video itu juga mendapat 14 komentar hingga pagi ini. Selain itu video itu juga disertai narasi:

"Di rusia sekali kubur 200 mayat.tuh satu apartement mati semua.tuh mayat direntengin sekali sepuluh.di truk dah penuh mayat ... Ya Tuhan Lindungi lah kami dari wabah covid-19 ini ... Rusia mengakui punya vaksin sputnik, tapi koq corona bertambah terus dan pertambahan harian termasuk tinggi."

Lalu benarkah video tersebut merupakan mayat korban covid-19 di Rusia? Simak dalam artikel berikut ini...

3. Cek Fakta: Ini Bukan Pidato Vladimir Putin soal Islam di Rusia

Pada 1 Desember 2020, akun Facebook atas nama Steve Roberts mengunggah postingan yang diklaim sebagai pidato Presiden Rusia, Vladimir Putin. Pidato Vladimir Putin itu berisi tentang kehidupan Islam sebagai masyarakat minoritas di Rusia.

Disebutkan dalam klaim, Vladimir Putin berpidato pada 2013 soal kehidupan Islam sebagai masyarakat minoritas di Rusia Begini narasinya:

"Ucapan Vladimir Putin

Saya akan menyarankan bahwa tidak hanya pemimpin kita tetapi setiap warga Kanada harus memperhatikan nasihat ini.

Pidato Putin 04 Agustus 2013

Inilah satu kali pemimpin kita yang terpilih harus memperhatikan nasihat Vladimir Putin....Betapa menakutkan itu?

Pada tanggal 04 Agustus 2013, Vladimir Putin, presiden Rusia, berbicara kepada Duma, (Parlemen Rusia), dan memberikan pidato tentang ketegangan dengan minoritas di Rusia:

'Di Rusia hidup seperti orang Rusia. Minoritas mana pun, dari mana pun, jika itu ingin tinggal di Rusia, bekerja dan makan di Rusia, harus berbicara bahasa Rusia, dan harus menghormati hukum Rusia.

Jika mereka lebih memilih Hukum Syariah, dan menjalani kehidupan umat Muslim maka kita sarankan mereka untuk pergi ke tempat-tempat di mana itulah hukum negara. Rusia tidak membutuhkan minoritas Muslim. Minoritas membutuhkan Rusia, dan kami tidak akan memberikan hak istimewa kepada mereka, atau mencoba mengubah hukum kita agar sesuai dengan keinginan mereka, tidak peduli seberapa keras mereka berteriak 'diskriminasi'. Kami tidak akan mentolerir ketidakpedulian terhadap budaya Rusia kami.Sebaiknya kita belajar dari bunuh diri Amerika, Inggris, Belanda, dan Prancis, jika kita harus bertahan sebagai negara. Muslim mengambil alih negara-negara itu dan mereka tidak akan mengambil alih Rusia. Adat dan tradisi Rusia tidak kompatibel dengan kurangnya budaya atau cara primitif Hukum Syariah dan Muslim.

Ketika badan legislatif yang terhormat ini berpikir untuk membuat undang-undang baru, seharusnya perlu diingat kepentingan nasional Rusia terlebih dahulu, mengamati bahwa Muslim Minoritas Bukan Rusia. Para politisi di Duma memberikan Putin waktu lima menit untuk berdiri ovasi."

Lalu, benarkah itu pidato Vladimir Putin pada 2013 tentang minoritas Islam di Rusia? Simak dalam artikel berikut ini....

3 dari 4 halaman

Hoaks Lainnya

4. Cek Fakta: Tidak Benar Foto Wanita yang Sedang Divaksin adalah Putri Presiden Rusia Vladimir Putin

Beredar postingan foto dan video di media sosial foto putri Presiden Rusia, Vladimir Putin sedang divaksin. Postingan tersebut ramai dibagikan sejak pekan ini.

Salah satunya adalah akun Egon Ronk. Dia mempostingnya di Facebook pada Kamis (13/8/2020).

Postingan tersebut mendapat sembilan komentar dan tiga kali dibagikan. Dalam postingan tersebut terdapat narasi:

"Putri Presiden Rusia Vladimir Putin. Orang pertama yg sdh di vaksin oleh vaksin yang ditemukan oleh kedokteran Rusia. Bukan vaksin Cina, dan ini keteladanan pemimpin negara berani ambil resiko Putrinya di vaksin terlebih dahulu hasil temuan ilmuwan kedokteran Rusia. Sebelum di vaksinkan ke rakyatnya."

Di postingan tersebut akun Egin Ronk menambah kalimat "Contoh PEMIMPIN". Lalu benarkah foto tersebut merupakan putri Presiden Rusia, Vladimir Putin? Simak dalam artikel berikut ini....

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.