Sukses

Tiga Poin Penting untuk Hindari Hoaks dan Jaga Privasi

 Lebh baik tidak menanggapi pesan-pesan hoaks guna melindungi data pribadi.

Liputan6.com, Jakarta - Era dalam jaringan alias daring saat ini membuat informasi seperti mengalir tanpa henti. Karena arusnya yang tidak bisa dihindari, maka ragam informasi dapat diterima dengan bebas.

Hoaks atau berita palsu juga termasuk diantaranya. Seiring pandemi COVID-19, informasi yang beredar tentang penanganan dan vaksin juga menjadi sasaran empuk bagi pembuat berita hoaks.

Dikutip dari Antara, Kementerian Komunikasi dan Informatika serta penyedia layanan pesan instan WhatsApp memberikan tiga poin penting tentang menghindari berita hoaks dan tidak terprovokasi.

Direktur Tata Kelola Direktorat Jenderal Aplikasi dan Informatika Kominfo, Mariam F Barata mengatakan, poin pertama, cek dan pastikan apakah informasi tersebut masuk akal atau tidak.

Mariam juga mengatakan bahwa modus sejenis itu sudah banyak ditemukan dan digunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk mendapatkan data pribadi korban. Ada baiknya untuk tidak menanggapi pesan-pesan jenis tersebut guna melindungi data pribadi.

“Contoh, misalnya tiba-tiba ada pihak tidak dikenal mengirimkan pesan via WhatsApp dengan mengatakan kamu dapat mobil karena ikut acara masak padahal kamu gapernah masak. Hal seperti itu tentu masuk kategori yang tidak masuk akal,” ujarnya, dilansir Antara.

Manajer Kebijakan Publik WhatsApp, Esther Samboh menambahkan, perlu bagi kita untuk memeriksa sumber pengirim informasi. Hal ini berguna agar sebagai penerima pesan secara garis besar dapat mengetahui informasi yang diterima merupakan informasi benar atau hoaks .

Saksikan Video Cek Fakta di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Cara Mengetahuinya

Cara mengetahuinya dengan mudah mengecek nomor dari si pengirim pesan. Ia juga mengingatkan bahwa jika adanya permintaan data pribadi, sebaiknya mengecek tujuan dari permintaan data tersebut terlebih dahulu guna menghindari penyalahgunaan data yang diberikan.

“Jangan percaya kepada informasi itu saja. Cek nomor atau sumber pengirim pesan. Kalua tidak termasuk dalam kontak kita, bisa menjadi indikator kecurigaan informasi yang didapatkan belum tentu benar” kata Esther.

Ketiga, sebaiknya lakukan pengecekan fakta. Jika sebagai penerima pesan tidak yakin dengan informasi yang diterima, lebih baik melakukan pemeriksaan informasi yang diterima ke situs-situs resmi dan terpercaya, seperti milik pemerintah. Situs-situs resmi milik pemerintah atau media-media terverifikasi saat ini dapat dengan mudah diakses daring.

 

(MG/Jihan Fairuz)

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.