Sukses

Cek Fakta: Wabup Nganjuk Tetap Positif Covid-19 Meski Sudah 2 Kali Vaksin, Begini Penjelasannya

Beredar di media sosial kabar postingan soal Bupati Nganjuk yang positif covid-19 meski sudah dua kali divaksin.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial kabar postingan soal Bupati Nganjuk yang positif covid-19 meski sudah dua kali divaksin. Postingan tersebut ramai dibagikan sejak awal pekan ini.

Salah satu akun yang mengunggahnya bernama Rafie Rabbani. Dia mempostingnya di Facebook pada 22 Februari 2021.

Dalam postingannya terdapat cuplikan layar berita terkait Wabup Nganjuk yang positif covid-19 setelah divaksin dua kali. Namun ia menambahkan narasi:

"Sekali lagi dapet piring..Anggaran penanggulangan covid19 tembus 1000 Trilyun, Kenapa harus vaksin wkwkwk ?Klu hasil akhirnya Herd Imunity juga...?Data menunjukkan...Cuma punya 3 Pilihan ketika anda di vaksin

1. Positif Covid

2. Resiko Tertular

3. Mati"

Selain itu ada juga akun Rap Faiqa Hamda yang menuliskan postingan pada 23 Februari 2021 dengan narasi:

"Ramai positif setelah dienjus vaksin. Alasannya, wajar. Karena belum dapat suntikan kedua. Eh sekarang, Wabup Nganjuk malah jadi positif juga setelah dua kali divaksin. Maka, jika hati telah tertutup, selalu banyak alasan membela produk penghasil cuan dan iklan. Mudah-mudahan umat disadarkan. Diselamatkan. Shalaallahu alaa Muhamamad"

Lalu benarkah Wabup Nganjuk atau seseorang bisa positif covid-19 karena divaksin covid-19?

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan berikut ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan meminta penjelasan dari dr. Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan RI. Ia menyebut vaksin covid-19 yang diberikan pada masyarakat aman.

"Vaksin asal Sinovac adalah vaksin berisi virus mati (inactivated) jadi hampir tidak mungkin menyebabkan seseorang terinfeksi. Selain itu vaksin ini telah dinyatakan aman dan bermutu serta sudah ada EUA dari BPOM. Sehingga penyuntikan vaksin ini tidak akan menimbulkan penyakit bagi orang yang sudah divaksinasi," kata dr. Nadia, Selasa (23/2/2021).

"Antibodi butuh waktu untuk melawan virus setelah suntikan kedua. Rentang waktunya hingga 28 hari agar antibodi kita optimal melawan virus," katanya menambahkan.

Dr. Nadia menambahkan orang yang sudah disuntik vaksin covid-19 pun masih bisa tertular virus. "Risiko terpapar masih ada namun diharapkan tidak sampai sakit dengan gejala berat. Itu sebabnya kewajiban menerapkan protokol kesehatan harus terus dijalankan."

Selain itu Cek Fakta Liputan6.com juga meminta penjelasan dari dr. Muhamad Fajri Adda'i. Ia menjelaskan bahwa vaksin covid-19 bukan menjadikan seseorang bebas dari risiko terpapar virus.

"Respons orang dalam menerima suntikan lalu menimbulkan antibodi berbeda-beda, ada yang cepat ada yang lamban, intinya butuh waktu pasca vaksinasi. Vaksin memang melindungi tapi tidak 100 persen, untuk mencegah penyakit masuk ya hanya dengan jalan menerapkan protokol kesehatan," ujar dr Fajri, sapaan akrabnya ketika dihubungi, Selasa (23/2/2021).

"Untuk vaksin Sinovac sendiri tidak didesain untuk tidak menularkan jika seseorang terinfeksi. Vaksin Sinovac dan juga vaksin covid-19 lainnya saat ini hanya untuk mencegah seseorang jika terinfeksi mengalami gejala," katanya menambahkan.

"Makna efikasi 65 persen artinya ketika seseorang divaksin covid-19 risiko jika dia mengalami sakit covid-19 dengan gejala berat berkurang sepertiga kali lipat ketimbang orang yang tidak divaksin. Atau risikonya tiga kali lebih rendah dia menderita sakit covid-19 bergejala berat ketimbang yang tak divaksin."

"Memang benar vaksin Sinovac belum terbukti menekan tingkat transmisi tetapi studinya saat ini sedang berjalan di Brasil. Studi untuk vaksin lain seperti Astra Zeneca juga sedang dijalankan terkait vaksin bisa menghentikan laju penularan."

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Postingan yang menyebut seseorang bisa positif covid-19 karena divaksin covid-19 adalah tidak benar.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.