Sukses

Simak Lima Cara Tangkal Hoaks Vaksin Covid-19

Hal pertama yang bisa dilakukan untuk menangkal hoaks yakni dengan menjaga emosi.

Liputan6.com, Jakarta Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi yang berada di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memberikan cara untuk menangkal misinformasi atau hoaks terkait vaksinasi Covid-19.

Co-Founder & Fact-Check Specialist MAFINDO/Siberkreasi, Aribowo Sasmito mengungkapkan, saat ini informasi terkait vaksinasi Covid-19 sangat berlimpah di media sosial. Namun beberapa di antaranya justru tidak benar atau hoaks.

"Infodemik ini tidak kalah berbahaya dengan pandemik itu sendiri karena banyak terdapat informasi-informasi tidak tepat (hoaks) yang dapat menggiring opini publik terhadap vaksinasi, dan semakin parah dapat menggagalkan program vaksinasi yang menjadi solusi penanganan pandemi saat ini," kata Aribowo seperti dilansir dari Antara, Selasa (23/2/2021).

Menurut Aribowo, hal pertama yang bisa dilakukan untuk menangkal hoaks adalah dengan menjaga emosi. Emosi sangat mempengaruhi seseorang dalam menerima informasi.

Setinggi apapun jabatan dan intelektual seseorang, jika menerima informasi dengan emosi maka intelektualitas mereka hilang. Jadi sangat mudah terpengaruh dengan berita yang tidak benar.

Kedua, tidak hanya wartawan atau media yang harus memahami dengan benar apa itu 5W1H (What, Where, When, Why, Who & How - Apa, Dimana, Kapan, Kenapa, Siapa, & Bagaimana), tetapi sebagai masyarakat, sudah saatnya untuk memahami konsep 5W1H ini guna memperoleh informasi yang berimbah dan akurat dan tidak mudah termakan oleh hoaks.

Ketiga, perbaiki literasi atau jangan malas membaca setiap informasi yang diterima. Teliti dengan sumber informasinya dan jangan hanya sekedar menyebarkan informasi tanpa menyaring dulu pesan yang ada di dalamnya.

Keempat cek fakta. Jika mendapatkan foto, video atau tautan berita, jangan malas untuk mengecek keaslian foto dan video serta sumber berita tersebut.

"Kamu bisa bisa menggunakan google atau pencarian gambar dan video untuk memastikan video dan foto yang kamu dapatkan merupakan kejadian yang sebenarnya," ucap Aribowo.

Untuk tautan berita, lihatlah dengan teliti apakan berita tersebut berasal dari media yang benar bukan abal-abal.

Kelima, hati-hati dengan kalimat pembuka yang provokatif. Kalimat pembuka provokatif menjadi salah satu penyebab penyebaran informasi hoaks semakin luas di masyarakat.

"Kata-kata yang marak digunakan adalah 'viralkan', 'sebarkan', 'bagikan' bahkan ada yang menggunakan kata ancaman," ujar Aribowo.

Aribowo menambahkan, mencari informasi mengenai Covid-19 saat ini semakin mudah. Masyarakat cukup membuka situs resmi pemerintah dan media mainstream lain yang menyajikan informasi valid seputar Covid-19.

"Saat ini situs resmi Covid-19 dari pemerintah telah memiliki fitur pencarian dimana masyarakat bisa mendapatkan informasi akurat mengenai vaksinasi dan juga perkembangan kasus Covid-19 di situs tersebut," ujar Aribowo.

"Selain itu saat ini sudah ada fiturs mesin pencari anti hoax untuk mencari hoax yang sudah dibantahkan. Masyarakat juga bisa bertanya di chat bot anti-hoaks MAFINDO dengan menggunakan kata kunci dan kirim ke nomor 085921600500," dia menambahkan.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.