Sukses

4 Tokoh Indonesia Diklaim Meninggal pada Februari 2021, Saatnya Bangkit Melawan Hoaks

Melihat fenomena kabar hoaks meninggalnya tokoh Indonesia sepanjang Februari 2021, pakar komunikasi dari Universitas Gajah Mada Zainuddin Muda Z Monggilo ikut berbicara.

Liputan6.com, Jakarta - Sepanjang Februari 2021, sudah ada empat tokoh terkenal di Indonesia yang dikabarkan meninggal dunia, tiga di antaranya berasal dari dunia hiburan. Mereka yang terkena hoaks meninggal dunia adalah Dahlan Iskan, Armand Maulana, Ashanty, dan Uya Kuya.

Dahlan Iskan, Ashanty, dan Uya Kuya disebut meninggal karena penyakit. Sementara kasus hoaks Armand Maulana menjadi yang paling lucu. Klaim hoaks vokalis bank Gigi ini bermula dari artikel di media Pikiran Rakyat dengan judul: "Salah Satu Musisi Tanah Air Meninggal Dunia, Armand Maulana: Ya Allah..."

Namun, segelintir netizen tidak membaca isi artikel tersebut sampai tuntas. Netizen pun langsung menyimpulkan kalau isi artikel tersebut menjelaskan Armand Maulana sudah meninggal dunia.

Padahal, dalam artikel tersebut, Armand Maulana mengungkapkan dirinya ikut berbelasungkawa atas kepergian vokalis band KSP, Marthin Enrico Saba.

"Dari berita ini, kita harus tau baca dulu. Budayakan membaca. Coba deh baca baik-baik. Bukan saya yang meninggal, tapi saya punya teman baik, waktu zaman di Bandung, dia juga musisi dan meninggal," kata Armand Maulana dalam video di Instagram pribadinya, 11 Februari 2021.

"Beginilah kalau baca hanya selewat dan langsung disebar. Please budayakan membaca supaya tidak banyak berita-berita yang salah," ujar Armand Maulana menyikapi kabar hoaks yang menimpa dirinya.

 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hoaks Tidak Pandang Bulu

Melihat fenomena kabar hoaks meninggalnya tokoh Indonesia sepanjang Februari 2021, pakar komunikasi dari Universitas Gajah Mada Zainuddin Muda Z Monggilo ikut berbicara. Dia menyebut hoaks ini tidak pandang bulu.

"Dari kasus ini kita bisa melihat bahwa hoaks bisa menargetkan siapa saja sebagai sasarannya. Apalagi ketika kabar simpang siur itu menempel pada figur publik tertentu, magnitudenya akan lebih besar."

"Olehnya itu, ketika menerima kabar yang belum jelas kebenarannya, kita tetap harus mengedepankan sikap skeptis dan verifikasi, sebelum percaya dan ikut menyebarkannya," kata Zainuddin melalui WhatsApp, Minggu (21/2/2021).

Lebih lanjut, Zainuddin memaparkan, mengacu pada hasil survei indeks literasi digital yang dirilis oleh Kominfo dan Katadata Insight Center tahun 2020, kemampuan literasi digital masyarakat Indonesia masih berada di level sedang.

Salah satu yang disoroti adalah kecakapan masyarakat yang masih belum merata dalam mengolah informasi dan data dari berbagai platform digital serta menggunakannya untuk sebesar-besar manfaat bagi dirinya dan orang lain.

"Oleh karena itu, giat literasi perlu terus digalakkan oleh semua pihak. Dengan sinergi dan optimisme bersama, kita bisa membendung persebaran hoaks dan menciptakan dunia iklim komunikasi dan informasi yang kondusif untuk semua," ujarnya menjelaskan.

 

3 dari 4 halaman

Bangkit Melawan Hoaks

Dengan maraknya informasi-informasi simpang siur beredar di media sosial, Zainuddin pun mengajak netizen untuk bijak dalam berinternet. Dia mengajak masyarakat Indonesia untuk bangkit melawan hoaks dengan mengecek informasi yang beredar di media-media mainstream.

"Kita semua juga perlu mengetahui bahwa selayaknya tingkat literasi kita, hoaks ini juga terus berkembang. Ia bisa semakin rigid dan menyaru seperti informasi faktual didukung dengan kecanggihan teknologi. Sebut saja deepfakes," ucap Zainuddin menegaskan.

Dalam virtual class bersama Liputan6.com, tahun lalu, Zainuddin pernah memaparkan tentang cara tepat untuk melawan hoaks. Salah satunya, mengindari media yang tidak berbadan hukum.

Hoaks biasanya juga diawal dengan judul yang heboh hingga profokatif dan menggunakan huruf kapital. Bahkan, foto yang digunakan untuk dijadikan bahan hoaks dalam kualitas buruk atau buram.

"Kita perlu mulai membiasakan diri sendiri untuk skeptis dan kritis dan jangan asal sebar. Jika tahu kebenarannya, maka sampaikan verifikasinya dengan cara yang baik," katanya mengakhiri.

 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.