Sukses

Mau Terhindar dari Hoaks, Remaja Harus Baca 5 Tips Ini

Tak semua informasi yang remaja dapatkan di dunia maya adalah benar. Bahkan kebanyakan berisi hoaks, berita palsu, hingga teori konspirasi.

Liputan6.com, Jakarta - Hoaks menjadi momok bagi seluruh lapisan masyarakat saat ini. Tak terkecuali bagi remaja yang memang mayoritas untuk mengonsumsi informasi dari dunia maya.

Menariknya tak semua informasi yang remaja dapatkan di dunia maya adalah benar. Bahkan kebanyakan berisi hoaks, berita palsu, hingga teori konspirasi.

Hal ini tentu sangat berbahaya dalam penerapan di dunia nyata. Terlebih saat ini di dunia sedang dilanda pandemi covid-19.

Literasi media menjadi senjata untuk berpikir kritis dan memerangi hoaks. Lalu apa saja pertanyaan yang harus dibenamkan ke benak para remaja saat menerima informasi atau konten sehingga terhindar dari hoaks? Berikut ulasannnya seperti dilansir Teen Vogue.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tips untuk Remaja

1. Darimana Anda menerima artikel?

Saat menerima konten atau informasi maka kita harus menggali lebih dalam darimana artikel itu bisa sampai ke kita. Meskipun informasi itu dapat dari lingkaran keluarga atau pertemanan maka bukan jaminan isinya fakta.

Anda juga harus melihat tautan yang disertakan dalam informasi yang diterima, apakah valid atau tidak. Jika dari media pastikan dari media yang memiliki reputasi yang bagus.

Namun jika informasi tersebut tanpa sumber yang jelas maka Anda harus lihat lagi kapan waktu penerbitan aslinya. Pasalnya hoaks terkadang dibuat berulang sehingga sudah tidak relevan lagi dengan keadaan sekarang.

2. Apa respons Anda saat pertamakali menerima informasinya?

Hoaks atau berita palsu biasanya bertujuan membuat Anda sedih, takut atau emosi. Jika Anda merasakan salah satu dari ketiga rasa itu maka itu adalah tanda hoaks atau informasi palsu.

"Untuk alasan tertentu hoaks memang didesain seperti itu. Selain itu jangan lupa untuk baca isinya, karena judul saja terkadang menipu dan tidak sesuai dengan narasi yang disampaikan," ujar Brooke Gladstone, Redaktur Pelaksana dari WNYC.

3 dari 4 halaman

Tips Selanjutnya

3. Siapa yang mendapatkan untung?

Siapa yang mendapatkan untung dari konten atau artikel yang Anda terima? Pertama lihat website atau perusahaan media yang menerbitkannya. Jika Anda tidak familiar maka pasti ada agenda terselubung yang ingin dicapai.

Hal sama juga bisa diterapkan saat menerima informasi di media sosial. Cari tahu siapa orang atau organisasi dari informasi yang beredar. Jangan sampai Anda sebarkan begitu saja tanpa tahu isi dan sumbernya.

4. Bagaimana Anda menempatkan bias?

Sarah Murphy, Kepala Perpustakaan di Browning School, New York City selalu menerapkan pada pelajar untuk bagaimana cara berpikir bukan untuk apa berpikir.

Mengetahui bias merupakan langkah awal yang besar untuk menghindari hoaks. "Hoaks bukan berarti berita yang tidak Anda sukai. Mungkin terasa mudah menuding suatu informasi hoaks karena berasal dari seseorang atau organisasi yang tidak Anda sukai, padahal tidak seperti itu," ujarnya.

4 dari 4 halaman

Tips Terakhir

5. Apakah Anda sudah memeriksa dengan sumber lain?

Memeriksa dari berbagai sumber saat menerima informasi adalah hal yang krusial. Informasi yang benar biasanya tersebar di media-media yang kredibel.

Jika Anda masih ragu maka tidak ada salahnya untuk bertanya pada petugas perpustakaan sekolah atau kampus. Mereka merupakan juara untuk membedakan informasi palsu dan tidak.

Salah satu yang menjadi contoh terbaik adalah Perpustakaan Harvard. Mereka bahkan merilis panduan untuk melawan hoaks seperti dalam link berikut ini...

Tak lupa selalu kunjungi website seperti Cek Fakta Liputan6.com untuk mencari informasi terpercaya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.