Sukses

Cek Fakta: Hoaks BMKG Imbau Warga Tinggalkan Mamuju Usai Gempa Magnitudo 6,2

Beredar kabar bahwa BMKG mengeluarkan imbauan agar warga meninggalkan Mamuju usai dilanda gempa magnitudo 6,2

Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan imbauan agar warga meninggalkan Mamuju usai dilanda gempa magnitudo 6,2 beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan akun Facebook Mellisa Hardianty pada 17 Januari 2021.

Akun Facebook Mellisa Hardianty mengunggah konten berisi imbauan yang diklaim dari BMKG agar warga meninggalkan Mamuju usai gempa magnitudo 6,2.

"Ya Allah sepagi ini sudah dapay berita seperti ini 😭😭😭

[17/1 00:50] Ahmad Riyadi BPTP Sul Bar: Sdh tepat bu kabalai menginstruksikan kami utk keluar mamuju....hasil rakor malam ini bbrapa jam yg lalu yg dihadiri Gub, forkopimda, BMKG pusat, Kepala BNPB pusat.....semua yg mngikuti rapat trsebut trmasuk insan pers berubah tegang setelah mndengar pnjelasan Jubir BMKG pusat bahwa bencana ini akan lbh brpotensi melebihi Palu.....jd mmang dihrapkan tmn2 bisa mninggalkan mamuju sesegera mngkin.....

[17/1 00:53] Ahmad Riyadi BPTP Sul Bar: Bhwa BMKG menarget akan ada gempa 7.0 SR atau bisa lebih.....dan ada potensi tsunami dan likuifaksi......

[17/1 00:55] Ahmad Riyadi BPTP Sul Bar: Maaf bu kabalai dan tmn2 skalian bhwa tdk ada maksud sy membuat rasa cemas atau menakut2i tp sy merasa info ini wajib sy share utk kewaspadaan dan bahan prtimbangan tmn2.....," tulis akun Facebook Mellisa Hardianty.

Konten yang disebarkan akun Facebook Mellisa Hardianty telah 90 kali dibagikan dan mendapat 62 komentar warganet.

Benarkah BMKG mengeluarkan imbauan agar warga meninggalkan Mamuju usai dilanda gempa magnitudo 6,2? Berikut penelusurannya.

 

 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan imbauan agar warga meninggalkan Mamuju usai dilanda gempa magnitudo 6,2.

Penelusuran dilakukan dengan mengunjungi situs resmi dari BMKG, bmkg.go.id. Di situs tersebut, terdapat artikel yang membantah kabar bahwa BMKG mengimbau warga meninggalkan Mamuju usai gempa magnitudo 6,2.

Artikel tersebut berjudul "BMKG: Evakuasi ke Tempat Aman, Bukan Eksodus" yang dipublikasikan pada 17 Januari 2021 lalu.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan tidak pernah menginstruksikan warga untuk meninggalkan Mamuju pascagempa bumi Magnitudo 6,2 yang mengguncang wilayah tersebut pada Jumat (15/1).

"BMKG hanya mengeluarkan imbauan terkait arahan evakuasi untuk menyelamatkan diri, bukan eksodus meninggalkan Mamuju," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Mamuju.

Imbauan tersebut disampaikan saat rakor Gempa Mamuju-Majene Sabtu (16/1) malam sehingga tidak benar jika beredar teks percakapan WhatsApp yang berisi informasi seolah BMKG menginstruksikan meninggalkan Mamuju sesegera mungkin.

"Informasi ini tidak benar dan dapat dikategorikan sebagai berita bohong (hoax)," tegas Dwikorita.

Namun ia mengingatkan bahwa gempa susulan masih dapat terjadi seperti lazimnya pasca terjadinya gempa kuat, untuk itu masyarakat diminta mewaspadai kemungkinan gempa susulan dengan kekuatan yang signifikan.

Masyarakat yang tempat tinggalnya sudah rusak atau rusak sebagian, diimbau untuk tidak menempati lagi karena jika terjadi gempa susulan signifikan dapat mengalami kerusakan yang lebih berat bahkan dapat roboh.

Selain itu, warga yang tinggal di pesisir pantai juga diimbau untuk segera melakukan evakuasi mandiri menjauhi pantai jika terjadi gempa kuat di pantai, mengingat pesisir Majene pernah terjadi tsunami pada tahun 1969.

"Segera melakukan evakausi mandiri dengan cara menjauh dari pantai, dengan cara menjadikan gempa kuat yang dirasakan di pantai sebagai peringatan dini tsunami. Hal ini akan efektif menyelamatkan masyarakat pesisir jika sumber gempa kuat yang terjadi berada dekat pantai, karena waktu emas penyelamatan tsunami sangat singkat," tambah dia.

Begitu pula dengan masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan atau yang melewati jalan di tepi tebing curam, perlu waspada karena gempa susulan signifikan dapat memicu terjadinya longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rock fall).

Kondisi tersebut juga sangat berisiko terlebih lagi saat ini musim hujan yang dapat memudahkan terjadinya proses longsoran karena kondisi tanah lereng perbukitan basah dan labil setelah diguncang dua kali gempa kuat.

Untuk itu masyarakat diminta agar tidak percaya dengan berita bohong (hoax), tetapi terus memantau dan mengikuti informasi resmi yang bersumber dari lembaga resmi seperti BMKG dan arahan dari BNBP/BPBD.

 

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Kabar tentang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan imbauan agar warga meninggalkan Mamuju usai dilanda gempa magnitudo 6,2 ternyata tidak benar.

Faktanya, BMKG tidak pernah mengeluarkan imbauan tersebut. BMKG hanya meminta warga untuk menyelamatkan diri bukan eksodus meninggalkan Mamuju.

 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.