Sukses

Fakta-Fakta di Balik Hoaks terkait Vaksin Sinovac Sejak Program Vaksinasi Dimulai

Presiden Joko Widodo atau yang sering disapa Jokowi menjadi orang pertama di Indonesia yang mendapat suntikan vaksin Sinovac untuk melawan covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Program vaksinasi untuk melawan virus corona covid-19 di Indonesia sudah berjalan sejak Rabu (13/1/2021). Presiden Joko Widodo atau yang sering disapa Jokowi menjadi orang pertama di Indonesia yang mendapat suntikan vaksin Sinovac untuk melawan covid-19.

Namun, sejak berlangsungnya program vaksinasi, banyak hoaks yang menyerang Sinovac sebagai satu-satunya vaksin melawan covid-19 yang diperbolehkan di Indonesia. Berikut fakta-fakta di balik hoaks yang menyerang vaksin Sinovac.

1. Hoaks Jarum Suntik dalam Kemasan Vaksin Sinovac Diklaim Berbeda

Ada klaim dari seorang pengguna Facebook yang menyebut jarum suntik dalam kemasan vaksin Sinovac saat Jokowi divaksinasi berbeda. Netizen ini membandingkan kalau jarum suntik yang dipakai Jokowi berbeda dengan pertama kali beredar. Foto yang diberikan netizen itu merupakan kemasan vaksin saat uji klinis.

"Jadi gini, Vaksin Sinovac yang dipakai pada uji klinis menggunakan PFS (Prefilled Syringe). Vaksin dan alat suntiknya dikemas dalam satu wadah dosis tunggal," ujar Juru Bicara PT Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto.

Lebih lanjut, Bambang mengatakan, vaksin Sinovac yang digunakan untuk program vaksinasi dikemas dalam vial. "Jarum suntiknya sesuai yang ditampilkan video saat penyuntikan (vaksin kepada Jokowi)," ucapnya.

"Jarum suntik terpisah, nanti akan mengambil vaksin ke dalam vial, baru disuntikan," kata Bambang melanjutkan.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Fakta Lainnya

2. Hoaks Jokowi dan Pejabat Disuntik Vitamin Bukan Sinovac

Ada lagi klaim yang mengatakan kalau Jokowi dan para pejabat bukan suntik vaksin Sinovac saat vaksinasi secara live. Netizen menyebut Jokowi dan para pejabat disuntik vitamin.

Namun kalim ini dibantah Juru Bicara Vaksin Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi. Dia memastikan klaim netizen itu tidak benar.

"Ya tidak benarlah. Kami memastikan itu bukan vitamin. Cairan itu adalah vaksin sinovac/coronavac," ucapnya ketika menjawab pertanyan Cek Fakta Liputan6.com melalui WhatsApp, Jumat (15/1/2021).

3. Hoaks Jokowi Divaksin Buatan Eropa, bukan Sinovac

Segelintir netizen menyebut vaksin covid-19 yang disuntikan ke Jokowi merupakan buatan Eropa, buka Sinovac. Namun, klaim ini dibantah Juru Bicara PT Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto.

Dijelaskan oleh Bambang, tidak ada vaksin selain Sinovac yang mendapat izin penggunaan di Indonesia.

"Buktinya apa kalau itu dari Eropa? Itu kan hanya komentar dan omongan yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Kalau tidak bisa dibuktikan, ya termasuk hoaks. Kalau Pak Jokowi divaksin Sinovac sudah jelas buktinya," ucapnya.

"Memangnya sudah ada vaksin dari Eropa yang sudah mendapatkan persetujuan EUA dari BPOM?" kata Bambang melanjutkan.

 

3 dari 4 halaman

Perbedaan 3 Kemasan Vaksin Sinovac

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by PT Bio Farma (Persero) (@biofarmaid)

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.