Sukses

Cek Fakta: Tidak Benar Video Ali Mochtar Ngabalin Nangis Terbirit-birit Takut Ditangkap KPK

Beredar video yang diklaim Ali Mochtar Ngabalin menangis dan lari terbirit-birit karena takut ditangkap KPK saat OTT Edhy Prabowo. Benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang Ali Mochtar Ngabalin menangis dan lari terbirit-birit karena takut ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat OTT Edhy Prabowo beredar di media sosial. Kabar tersebut beredar lewat sebuah video yang disebarkan akun Facebook Gerakan Indonesia pada 17 November 2020.

Dalam video berdurasi 14 menit itu, berisi potongan gambar Edhy Prabowo dan Ali Mochtar Ngabalin. Terdapat juga narasi yang tertulis dalam video tersebut.

"BERITA TERBARU HARI INI ~ TAKUT DITANGKAP JUGA.! NGABALIN NANGIS TERBIRIT BIRIT |VIRAL HARI INI NEWS".

Video yang disebarkan akun Facebook Gerakan Indonesia telah 4.700 kali dibagikan dan mendapat 2.900 komentar warganet.

Benarkah kabar Ali Mochtar Ngabalin menangis dan lari terbirit-birit karena takut ditangkap KPK saat OTT Edhy Prabowo? Berikut penelusurannya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelurusan Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar yang diklaim Ali Mochtar Ngabalin menangis dan lari terbirit-birit karena takut ditangkap KPK saat OTT Edhy Prabowo.

Penelusuran dilakukan menggunakan situs berbagi video YouTube dengan memasukkan kata kunci "ott kpk novel baswedan". Hasilnya terdapat video yang menjelaskan mengenai peristiwa OTT terhadap Edhy Prabowo.

Adalah video berjudul "LEGENDA KPK, Novel Baswedan KEMBALI "UNJUK GIGI" - KARNI ILYAS CLUB" yang dimuat Channel YouTube Karni Ilyas Club. Dalam video tersebut, Novel Baswedan mengatakan, Ngabalin tidak ikut ditangkap karena dia bukan orang yang diduga sebagai pelaku. Ngabalin, lanjut Novel, juga bukan orang yang perlu ditangkap untuk dimintai keterangan sebagai saksi.

Gambar Tangkapan Layar Video dari Channel YouTube Karni Ilyas Club

"Ya memang setiap proses upaya penangkapan, itu orang yang diduga pelaku, orang yang diperlukan keterangannya sebagai saksi untuk menjelaskan sebuah peristiwa. Selain itu (terduga pelaku dan saksi,-Red) tentu tidak (ditangkap). Siapapun dia, bukan karena dia pejabat, bukan. Namun memang karena kepentingan diperlukan apa tidak," jelas Novel," tutur Novel.

Liputan6.com juga menemukan artikel yang memuat pernyataan Ngabalin tentang peristiwa OTT terhadap Edhy Prabowo. Adalah artikel berjudul "1 Rombongan, Ngabalin Ungkap Saat Edhy Prabowo Ditangkap KPK" yang dimuat situs Liputan6.com paa 25 November 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Pembina Komisi Pemangku Kepentingan dan Konsultasi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Ali Mochtar Ngabalin melihat langsung saat Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo diamankan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ngabalin satu rombongan dalam kunjungan kerja Edhy ke Hawaii, Amerika Serikat.

Setibanya di Terminal III Bandara Soekarno Hatta, Ngabalin mengatakan tim penindakan KPK sudah ada dan menunggu kedatangan Edhy Prabowo dan rombongan. Menurut dia, tim KPK sempat memberikan penjelasan kepada Edhy Prabowo.

"Kan mereka (KPK) datang, saya ada di situ. Tapi awalnya abang tidak tahu itu KPK. Penjelasannya kami juga tidak tahu karena dari belakang jalan. KPK datang. Yang bilang KPK itu orang-orang di (Bandara) situ," kata Ngabalin kepada wartawan, Rabu (25/11/2020).

Setelah itu, Ngabalin mengaku diminta untuk berpisah dan tak ikut dengan Edhy Prabowo. Dia mengatakan bahwa Politisi Partai Gerindra itu bersikap kooperatif saat dibawa tim KPK.

"Pak Edhy juga bagus, Pak Edhy juga sangat koperatif. Kemudian juga menunggu. Teman-teman KPK juga melaksanakan tugas dengan baik," jelasnya.

Ngabalin menegaskan, dia tidak ikut dibawa ke KPK bersama Edhy Prabowo dan beberapa pegawai di KKP lainnya. Usai menyelesaikan urusan imigrasi di Bandara Soekarno Hatta, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden itu langsung pulang ke rumah dan beristirahat.

"Iya langsung ke rumah," ucap Ngabalin.

 

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Kabar tentang Ali Mochtar Ngabalin menangis dan lari terbirit-birit karena takut ditangkap KPK saat OTT Edhy Prabowo ternyata tidak benar. Video yang disebarkan akun Facebook Gerakan Indonesia  tidak menggambarkan peristiwa OTT terhadap Edhy Prabowo dan Ngabalin menangis dan lari terbirit-birit karena takut ditangkap.  

Faktanya, Ngabalin tidak ikut ditangkap karena dia bukan orang yang diduga sebagai pelaku. Konten yang disebarkan akun Facebook Gerakan Indonesia masuk kategori palsu.

 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini