Sukses

Cek Fakta: Tidak Benar Angka Bunuh Diri Meningkat Tajam Akibat Lockdown

Beredar di media sosial tentang angka bunuh diri meningkat tajam setelah diterapkan lockdown selama pandemi covid-19. Postingan ini ramai dibagikan sejak pertengahan bulan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial tentang angka bunuh diri meningkat tajam setelah diterapkan lockdown selama pandemi covid-19. Postingan ini ramai dibagikan sejak pertengahan bulan ini.

Salah satu yang mempostingnya adalah akun bernama Coach Big Pete. Dia mengunggahnya di Facebook pada 13 November 2020.

Berikut isi narasinya:

"Suicide figures are up 200% since lockdown. Could 2 friends please copy and re-post this post? We’re trying to demonstrate that someone is always listening. Call 1-800-273-8255 (USA hotline) Just two. Any two. Copy, Paste"

atau dalam Bahasa Indonesia

"Angka bunuh diri naik 200% sejak lockdown. Bisakah 2 orang teman menyalin dan memposting ulang postingan ini? Kami mencoba menunjukkan bahwa seseorang selalu mendengarkan. Hubungi 1-800-273-8255 (hotline AS) Hanya dua. Dua saja. Salin, Tempel"

Lalu benarkah angka bunuh diri meningkat tajam setelah lockdown diterapkan selama pandemi covid-19?

Saksikan video pilihan berikut ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri fakta dan menemukan artikel dari AFP Fact Check berjudul "Claims of pandemic spike in suicides are not backed by data" yang tayang 21 November 2020.

Dalam artikel itu, AFP Fact Check meminta penjelasan dari The National Suciede Prevention Lifeline, yang nomornya tercantum dalam postingan yang viral tersebut.

"Kami bersyukur kampanye untuk tidak bunuh diri menjadi viral. Namun kami tidak punya bukti kalau angka bunuh diri di AS meningkat selama setahun belakangan," bunyi pernyataan The National Suciede Prevention Lifeline pada AFP Fact Check melalui email.

Selain itu ada penjelasan dari Rajeev Ramchand, penasihat senior untuk epidemiologi pskiatri dan pencegahan bunuh diri di National Institute of Mental Health.

"Saya belum melihat data apapun di tingkat nasional yang mengamati kematian akibat bunuh diri selama pandemi, ataupun jumlah orang yang ingin bunuh diri. Masih terlalu prematur untuk membuat kesimpulan apapun terutama tentang kematian karena bunuh diri," ujar Ramchand.

"Kematian akibat bunuh diri membutuhkan waktu lama untuk diidentifikasi dan biasanya kami tidak memiliki data nasional tentang kematian akibat bunuh diri selama 13 bulan hingga setelah akhir tahun kalender. Artinya data yang mencerminkan selama pandemi tidak akan ada hingga Januari 2022."

Hal sama juga disampaikan oleh Chris Maxwell, Direktur Hubungan Masyarakat dan Media di American Association of Suicidology.

"Pada dasarnya, kami tidak memiliki data yang menunjukkan bagaimana pandemi telah memengaruhi tingkat bunuh diri nasional. Data itu tidak akan kami miliki dalam waktu dekat."

Peneliti dari Inggris dan Australia dalam penelitian yang dirilis di jurnal medis Inggris, The BMJ pada 12 November 2020 menjelaskan,

"Secara keseluruhan, literatur tentang efek covid-19 pada bunuh diri harus ditafsirkan dengan hati-hati. Apalagi publikasi terkait efek covid-19 pada angka bunuh diri belum melalui peer-review, pracetak, dan datanya berasal dari berita saja."

Link penelitian tersebut bisa dilihat di laman berikut ini...

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Postingan yang menyebut angka bunuh diri melonjak akibat lockdown adalah salah. Faktanya belum ada data yang mendukung klaim tersebut.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.