Sukses

Cek Fakta: Tidak Benar Mahasiswa STKIP BIMA yang Ikut Demo UU Cipta Kerja Bernama Ufron Meninggal Dunia

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri informasi mahasiswa STKIP BIMA yang ikut demo bernama Ufron meninggal dunia.

Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati informasi mahasiswa STKIP BIMA yang ikut demo bernama Ufron meninggal

Informasi mahasiswa STKIP BIMA yang ikut demo bernama Ufron meninggal diunggah akun Facebook Nidhia Rifdah Utari, pada 17 Oktober 2020.

Unggahan tersebut berupa video yang menampilkan cuplikan foto seorang yang mengenakan almamater kuning, kemudian diberi keterangan identitas sebagai berikut:

"Kami segenap keluarga besar almamater kuning turut beduka citas atas meninggalnya saudara kami#BEM BEM STKIO BIMA|BEM STIKP BIMAABEM STKIP BIMAduka "Nama: UFRON ALAMAT: kec.Lambu Desa.Hidi rasa

BERKULIAH DI: STKIP Bima ANGGOT: KMLB (Kerukunan Mahasiswa Lambu Bima)."

Dalam video tersebut juga terdapat cuplikan video penangkapan seorang oleh sejumlah anggota polisi dengan situasi saat demonstrasi.

Unggahan video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Innaalillaahi wa innaa ilaihi rooji'uun... Perjuangan mu akan selalu kami kenang dan tercatat jd sejarah dngn tinta emas bangsa ini..smoga perjuangan mu jd ladang amal bekal akhiratmu..Aamiin YRA 🙏😢 .#muslimcyberarmy#infokomando #tnibersamarakyat #tolakomnibuslaw"

Benarkah informasi mahasiswa STKIP BIMA yang ikut demo bernama Ufron meninggal? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri informasi mahasiswa STKIP BIMA yang ikut demo bernama Ufron meninggal, menggunakan Google Search dengan kata kunci 'mahasiswa stkip bima meninggal dunia'.

Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Sebar hoaks massa aksi meninggal dunia, mahasiswa di Bima ditangkap polisi" yang dimuat situs mataram.antaranews.com, pada 10 Oktober 2020.

Situs mataram.antaranews.com menyebutkan, seorang mahasiswa asal Kota Bima AR (27) warga Rite, Kecamatan Raba, harus berurusan dengan polisi karena menyebarkan berita bohong atau hoaks di media sosial facebook tentang adanya korban aksi massa penolakan UU Omnibus Law yang dilakukan di Kota Bima, Jumat (9/10).

Ia memposting video durasi pendek yang menyatakan salah satu masa aksi GERAM Bima yang menggelar aksi tolak Undang-Undang Omnibus Law telah meninggal dunia.

"AR mengunggah video sekitar pukul 10.00 Wita, Jumat (9/10) usai menggelar aksi unjuk rasa di Kota Bima," kata Kapolres Bima Kota AKBP Haryo Tejo Wicaksono SIK, Sabtu.

Dalam postingan itu, menyebutkan salah satu masa aksi yang diamankan oleh pihak kepolisian pasca aksi unjuk rasa terkait penolakan pengesahan UU Omnibus Law yang berlangusung pada hari Kamis tanggal 8 Oktober telah meninggal dunia.

AR menyebarkan video berisi mahasiswa STISIP BIMA bernama Gufran (21) asal Desa Hidirasa, Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima meninggal dunia. Video itu kemudian viral di media sosial dan banyak dibagikan.

Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "[HOAKS] Alat Vital Mahasiswa Ditendang Polisi Sampai Meninggal"  yang dimuat situs kominfo.go.id, pada 15 Oktober 2020.

Situs kominfo.go.id menyebutkan, beredar unggahan di media sosial cuitan berupa narasi dengan disertai video hasil perekaman layar unggahan yang menginformasikan meninggalnya mahasiswa STKIP BIMA bernama Ufron saat aksi unjuk rasa tolak UU Cipta Kerja.

Berdasarkan hasil penelusuran, narasi tersebut tidak benar. Mengutip dari portal berita Kabar Harian Bima, Korlap Aksi GERAM, Asmudiyanto menyampaikan bahwa unggahan video itu merupakan hoaks yang dapat meresahkan seluruh warga Bima, khususnya pihak keluarga Ufran. Pada kenyataannya, kondisi Ufran dalam kondisi sehat dan berada di Polres Bima pada 9 Oktober 2020.

 

 

 

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, informasi mahasiswa STKIP BIMA yang ikut demo bernama Ufron meninggal tidak benar.

Polisi telah menangkap penyebar informasi bohong tersebut.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini