Sukses

Cek Fakta: Hoaks Kabar Mahasiswa Tewas Usai Demo Tolak Omnibus Law Cipta Kerja di Pekanbaru

Beredar kabar hoaks seorang mahasiswa tewas usai demo menolak Omnibus Law di DPRD Pekanbaru.

Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang seorang mahasiswa tewas setelah berunjuk rasa di DPRD Pekanbaru, Riau beredar di media sosial. Kabar ini disebarkan oleh akun Facebook Tauhid pada 9 Oktober 2020.

Akun Facebook Tauhid mengunggah gambar seorang mahasiswa yang tengah digotong oleh sejumlah orang. Wajah mahasiswa tersebut tampak berdarah. Terdapat juga narasi dalam gambar tersebut.

"Demo di DPRD Pekanbaru..

Mahasiswa riau sudah meningga 1 karna kebijakan mementingkan cukong..

Rezim Jokowi Haus Darah..."

"Tumbal dari rezim otoriter...

"Mau berapa nyawa lagi yang harus di serahkan kepada rezim biadab ini ?Ayooo... revolusi, tumbangkan rezim jahanam ini 😠," tulis akun Facebook Tauhid.

Konten yang disebarkan akun Facebook Tauhid telah 195 kali dibagikan dan mendapat 19 komentar warganet.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang seorang mahasiswa tewas setelah berunjuk rasa di DPRD Pekanbaru, Riau.

Penelusuran dilakukan menggunakan situs pencari Google Search dengan memasukkan kata kunci "mahasiswa meninggal demo di pekanbaru". Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah kabar tersebut.

Satu di antaranya artikel berjudul "Sempat Jadi Korban Hoaks Meninggal Saat Demo Tolak Omnibus Law, Kondisi Dody Membaik" yang dimuat situs Liputan6.com pada 12 Oktober 2020.

Liputan6.com, Pekanbaru - Beberapa hari lalu, Dody Wahyudi viral karena video wajahnya yang berdarah-darah beredar luas setelah mengikuti protes pengesahan Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja atau Omnibus Law. Saat itu, dia digotong beberapa mahasiswa lainnya karena demonstrasi di DPRD Riau itu ricuh.

Malam harinya, pembuat hoaks berseliweran di media sosial dan menyatakan Dody meninggal dunia. Kenyataannya, Dody masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Awal Bross Panam, Kota Pekanbaru.

Lima hari menjalani rawat inap, kondisi Dody mulai membaik. Namun demikian, perban masih membalut bagian hidungnya. Selama dirawat, Dody selalu ditemani sang ibu.

Pada Kamis siang, 12 Oktober 2020, Dody mendapatkan kunjungan dari Kabid Humas Polda Riau Komisaris Besar Sunarto, Kabid Dokkes Komisaris Besar Priyo Kuncoro, Kapolresta Pekanbaru Komisaris Besar Nandang Mu'min Wijaya dan pejabat Polda Riau lainnya.

Baik Sunarto hingga Nandang terlihat berbincang dengan Dody dan ibunya. Sang ibu menceritakan bagaimana pertama kali mendapat kabar anaknya itu mendapat luka saat demonstrasi.

"Awalnya saya ditelepon sama kawannya, katanya, Dody jatuh," ucap sang ibu.

Penuh kekhawatiran, ibu Dody langsung bergegas ke Pekanbaru. Dia mengajak adik Dody karena mendapat kabar anaknya itu sudah dirujuk ke Rumah Sakit Awal Bross Pekanbaru.

"Alhamdulillah kondisinya membaik, semoga bisa pulang secepatnya," kata ibu Dody.

Ibu Dody menceritakan, anaknya itu nyambi bekerja di salah satu rumah potong di Pekanbaru. Hal itu dilakukannya karena punya tanggung jawab terhadap adik-adiknya di kampung.

"Belum menikah anak saya ini," kata ibu Dody.

Sementara Komisaris Besar Nandang menjelaskan, rencana menjenguk Dody sudah dijadwalkan beberapa hari lalu. Nandang juga senang melihat kondisi Dody sudah membaik.

"Tadi dia sudah berkomunikasi dengan baik, baik dengan kami ataupun tim medis," ucap Nandang.

Saat demonstrasi, Nandang mendengar kabar Dody meninggal dunia karena luka yang dialami. Pihaknya langsung mengecek informasi dimaksud dan dinyatakan hoaks karena diembuskan pihak tak bertanggung jawab.

Sebelum pulang, Nandang menyerahkan tali asih kepada Dody melalui ibunya.

Sementara itu, Humas Awal Bross Pekanbaru dr Rumatha Sihaloho menjelaskan, Dody kini masih menjalani pemulihan. Dody selama dirawat ditangani dokter spesialis mata dan telinga, hidung serta tenggorokan.

"Kalau rekam medis itu sifatnya rahasia, namun kami sampaikan proses pemulihannya sangat baik, kami optimistis pasien bisa kembali seperti semula," kata Rumatha.

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Kabar tentang seorang mahasiswa tewas setelah berunjuk rasa di DPRD Pekanbaru, Riau ternyata tidak benar alias hoaks.

Foto pria bagian wajahnya penuh darah ternyata adalah Dody. Dia salah satu mahasiswa yang ikut berunjuk rasa menolak Omnibus Law Cipta Kerja di DPRD Pekanbaru, namun Dody tidak meninggal dunia.

 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.