Sukses

Ditemukan Motif Ekonomi di Balik Informasi Hoaks Covid-19

Ditemukan fakta di balik informasi hoaks Covid-19

Liputan6.com, Jakarta- Peredaran kabar bohong atau hoaks semakin meningkat di tengah pandemi virus corona baru (Covid-19), tentunya ada pihak yang memiliki tujuan tertentu atas tersebarnya hoaks tersebut.

Dilansir dari poynter.org, Luiza Bandeira, asisten peneliti di Lab Penelitian Forensik Digital Dewan Atlantik, menemukan sekumpulan halaman dan profil Facebook yang mirip. Semuanya diciptakan di Afrika Selatan dalam beberapa hari. Semua akun tersebut memuat konten virus corona yang menakutkan dan mereka semua menjual masker.

Luiza dan timnya di Dewan Atlantik menyelidiki hubungan antara halaman dan profil akun tersebut, dapat disimpulkan di antara mereja ada hubungan yang lebih luas.

Mereka berbagi manajer yang sama dan beberapa dari mereka terhubung ke profil palsu yang baru dibuat. Semuanya menyebarkan informasi yang salah tentang Covid-19 ke ribuan pengguna Facebook di seluruh dunia.

Logika di balik 33 halaman itu, dibuat oleh sebuah perusahaan pemasaran digital cukup sederhana dan berdasarkan psikologi. Pengguna Facebook yang sudah sangat khawatir dan takut dengan virus corona baru akan dengan mudah bergabung dengan halaman-halaman itu, untuk membagikan kecemasan mereka.

Dalam beberapa jam atau hari, mereka akan menerima tautan dengan informasi seperti: "Dua Rumah Pemakaman Wuhan Mengkremasi 300+ Jenazah Sehari", “Undang-Undang Pembuat Senjata Biologi AS Mengatakan Coronavirus Adalah Senjata Perang Biologis” dan “Dokter Hubei Memperingatkan Infeksi Virus Corona Yang Lebih Mematikan Yang Menyebabkan Serangan Jantung Mendadak”. Semua dirancang untuk meningkatkan kepanikan mereka.

Setelah membuat khawatir para pengikut mereka, halaman dan profil yang berbasis di Afrika Selatan ini kemudian menawarkan keajaiban satu set masker seharga 179 rand Afrika Selatan atau setara USD 10.

“Apa yang kamu lakukan hari ini untuk melindungi dirimu dan keluargamu?” kata pesan itu, pada saat yang tepat.

Atas temuan tersebut, Atlantic Council pun telah memita penyedia platform media sosial untuk mengambil tindakan. Dalam kasus Afrika Selatan, itu adalah Facebook.

"Kami menghapus halaman dan grup ini karena menyesatkan orang tentang tujuan mereka dan berusaha menghindari larangan kami atas penjualan peralatan medis," kata juru bicara perusahaan Facebook dalam pernyataan yang dikirim ke Atlantic Council.

Tapi, menurut Luiza, masalah terus berlanjut. Motif keuangan mendorong penyebaran kebohongan.Beberapa hari yang lalu, Luiza menemukan halaman Facebook dan grup WhatsApp di Brazil dengan karakteristik yang mirip.

Sekali lagi, informasi yang salah tentang Covid-19 digunakan untuk menimbulkan kepanikan dan mendorong pengguna untuk membeli generator ozon.

“Saya menjual generator ozon. Mereka yang tertarik, tolong kirimkan saya pesan secara pribadi. Ozon memerangi virus baik di lingkungan maupun di dalam tubuh, "tulis anggota grup WhatsApp dalam bahasa Portugis yang disebut" Virus Corona yang Mendesak ".

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini