Sukses

Cek Fakta: Viral Foto Eksodus Rakyat Suriah, Benarkah?

Viral foto yang diklaim eksodus besar-besaran rakyat Suriah ketika perang saudara, benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah foto yang diklaim eksodus besar-besaran rakyat Suriah ketika perang saudara viral di media sosial. Foto ini disebarkan akun Facebook Purune Mbah Kamsih pada 25 Agustus 2020.

Dalam foto tersebut, terlihat antrean panjang warga. Mereka tampak berkerumun di antara gedung.

Akun Facebook Purune Mbah Kamsih menambahkan sebuah narasi yang mengaitkan foto tersebut dengan eksudos besar-besaran rakyat Suriah.

"MEREKA HANCUR KARENA TAK ADA CINTA TANAH AIR

sejenak kita merenung... 🙏

"Ini bukannlah gambar cuplikan sebuah Film garapan Sutradara Hollywood,,

"Tetapi ini adalah eksodus besar besaran rakyat Suriah ketika perang saudara berkecamuk dinegara itu.Akibat krisis ideologi dan pemaksakan suatu paham yang bertentangan dgn paham yang telah ada sebelumnya pada bangsa yang juga multi agama di negara itu.

Jangan sampai hal yang sama terjadi pada bangsa kita yang multi kultural, dengan ras, budaya dan agama yang beragam ini..

PERBEDAAN adalah warna yang indah seperti bentangan pelangi di cakrawala nan luas yang di anugerahkan Sang Maha Pencipta bagi makhluk Ciptaan-Nya dialam semesta..

Jaga dan pertahankan warna itu di negeri kita dalam BHINEKA TUNGGAL IKA.yang ME-NUSANTARA...

Jangan biarkan ambisi sekelompok orang untuk menjadi penguasa di negeri ini merampas warna kedamaian dan kerukunan antar umat hanya untuk kepentingan diri mereka sendiri..

Pilih Pemimpin dan bukan Penguasa!

#Indonesia adalah KITA!," tulis akun Facebook Purune Mbah Kamsih.

Konten yang disebarkan akun Facebook Purune Mbah Kamsih telah 99 kali dibagikan dan mendapat 43 komentar warganet.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri foto yang diklaim eksodus besar-besaran rakyat Suriah ketika perang saudara. Penelusuran dilakukan dengan mengunggah foto tersebut ke Google Reverse Image.

Hasilnya terdapat beberapa artikel yang turut memuat foto serupa. Satu di antaranya artikel berjudul "In Syria: Three Years of War" yang dimuat situs theatlantic.com pada 19 Maret 2020.

Gambar Tangkapan Layar Artikel dari Situs theatlantic.com

Foto tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

This picture taken the United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) shows residents of the besieged Palestinian camp of Yarmouk, queuing to receive food supplies, in Damascus, Syria, on January 31, 2014. A United Nations official is calling on warring sides in Syria to allow aid workers to resume distribution of food and medicine in a Palestinian district of Damascus. The call comes as U.N. Secretary General Ban Ki-Moon urged Syrian government to authorize more humanitarian staff to work inside the country, devastated by its 3-year-old conflict. #

Liputan6.com juga menemukan artikel yang menjelaskan mengenai foto tersebut. Satu di antaranya artikel "Antrean Manusia Sejauh Mata Memandang di Suriah demi Bisa Makan" yang dimuat situs Liputan6.com pada 21 Februari 2014 lalu.

Liputan6.com, Damaskus - Ketika Anda merasa tak sabar menanti 3 menit menunggu kopi pagi disiapkan, atau emosi saat makanan yang dipesan di restoran tak kunjung dihidangkan, lihatlah foto ini: adegan rutin di kamp pengungsian Yarmouk di Suriah.

Ribuan pria, perempuan, tak ketinggalan anak-anak di kamp pengungsi Palestina yang terkepung, antre demi bisa makan. Barisan rapat itu terlihat sejauh mata memandang. Foto tersebut diambil pada 31 Januari 2014.

Jika secarik foto mewakili ribuan kata, gambar kondisi pengungsi itu mengungkap jutaan makna seragam: penderitaan.

Kamp pengungsi Yarmouk yang berada di Damaskus, mengalami kekurangan bahan makanan dan obat-obatan sejak perang saudara pecah di Suriah, Desember 2012 -- antara pasukan loyalis Presiden Bashar Assad dan pemberontak yang mencoba menggulingkan sang pemimpin.

Sejak 1957, kamp pengungsi seluas 2,1 kilometer persegi itu menjadi tempat tinggal para pengungsi Palestina yang dipaksa meninggalkan kampung halaman mereka oleh Israel.

Pasukan pemerintah Suriah mengepung kamp Yarmouk karena sejumlah kelompok Palestina bergabung dengan pasukan pemberontak yang memerangi Assad.

PBB telah meminta dua pihak yang berseteru untuk mengizinkan relawan kemanusiaan masuk dan melanjutkan distribusi makanan dan obat-obatan sesegera mungkin.

Filippo Grandi, Komisaris Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina atau The United Nations Relief and Works Agency (UNRWA) mengatakan, para pengungsi Palestina "trauma dengan apa yang telah alami dan membutuhkan bantuan mendesak," demikian dimuat News.com.au, Kamis (27/2/2014).

Lebih dari 100 orang tewas di Yarmouk sejak pertengahan 2013 akibat penyakit yang menjalar yang diperburuk oleh kelaparan. Demikian menurut data PBB. Sekitar setengah dari kamp yang awalnya dihuni 150 ribu orang telah melarikan diri.

Yarmouk termasuk 9 kamp Palestina terbesar di Suriah. Sejak dibangun pada 1957, ia telah berkembang menjadi sebuah distrik pemukiman padat penduduk. Beberapa generasi pengungsi Palestina telah tinggal di sana.

Di Suriah terdapat 540 ribu pengungsi Palestina dan konflik di Suriah dalam beberapa tahun belakangan membuat kondisi mereka makin sulit.

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Foto yang diklaim eksodus besar-besaran rakyat Suriah ketika perang saudara ternyata tidak benar. Foto tersebut menggambarkan pengungsi Palestina yang sedang mengantre untuk menerima persediaan makanan di Damaskus, Suriah pada 31 Januari 2014 lalu.

 

 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.