Sukses

Cek Fakta: Tidak Benar Video Ini Kegembiraan Tim Medis Usai Rusia Umumkan Vaksin Covid-19

Cek Fakta Liputan6.com mencari kebenaran soal video tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan video soal kegembiraan tim medis di sebuah Rumah Sakit. Video itu ramai dibagikan sejak akhir pekan lalu.

Salah satu akun yang membagikannya adalah akun @EGiorado pada 14 Agustus 2020. Hingga kini postingan video tersebut sudah mendapat 2700 retweet dan lebih dari 6.600 likes.

Dalam postingan video tersebut disertai dengan narasi:

"Breaking News... Akhirnya Rusia jadi pemenang pembuatan Vaksin C19..dan akan di eksport ke negara2 pemesan dengan harga satuan Rp 35.000.."

Lalu benarkah video tersebut merupakan video kegembiraan tim medis usai Rusia meluncurkan vaksin covid-19?

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran fakta:

Dilansir dari website turnbackhoax.id ada artikel berjudul "[SALAH] Video Rusia Jadi Pemenang Pembuatan Vaksin C19" yang tayang 16 Agustus 2020.

Di artikel disebutkan video merupakan unggahan oleh Dr. Khaled Al-Dahmashi, konsultan penyakit dalam dan Direktur Rumah Sakit King Saud, Riyadh.

Video itu telah diunggah Dr. Khaled sejak 11 Agustus 2020. Dalam unggahannya, Dr. Khaled menjelaskan video tersebut adalah bentuk kegembiraan staf medis dan perawat rumah sakit RS King Saud setelah adanya penurunan jumlah kasus virus corona covid-19 dan peningkatan laju pemulihan dengan menutup bangsal isolasi kesehatan.

 

Selain itu Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kebenaran harga vaksin Sputnik V yang diklaim dalam postingan. Sejauh ini belum ada artikel yang menyebutkan berapa harga vaksin tersebut.

Seperti dalam artikel Liputan6.com dengan judul "Rusia: Vaksin COVID-19 Sputnik V Gelombang Pertama Telah Diproduksi" yang tayang 16 Agustus 2020. Berikut isinya:

"Liputan6.com, Moskow - Rusia, pada Sabtu 15 Agustus 2020 mengatakan telah memproduksi gelombang pertama vaksin Covid-19 baru buatannya.

"Gelombang pertama vaksin virus corona yang dikembangkan oleh Gamaleya Research Institute telah diproduksi," Kementerian Kesehatan Rusia mengatakan dalam pernyataan, sebagaimana diwartakan Kantor Berita Interfax, dikutip dari Antara, Minggu (16/8/2020).

Rusia sebelumnya mengatakan bahwa gelombang pertama vaksin COVID-19 mereka akan diluncurkan akhir Agustus ini, dengan dokter dan tenaga medis akan diprioritaskan menjadi penerima pertama secara luas.

Gamaleya, yang mengembangkan vaksin, sebelumnya mengatakan bahwa Rusia akan memproduksi sekitar lima juta dosis dalam skala industri selama sebulan pada Desember-Januari, menurut Interfax.

Vaksin COVID-19 buatan Rusia dinamai "Sputnik V", yang mengacu pada satelit pertama dunia yang diluncurkan oleh Uni Soviet.

Presiden Rusia Vladimir Putin meyakinkan masyarakat bahwa vaksin tersebut aman, menambahkan bahwa salah satu putrinya telah menggunakan vaksin tersebut dan merasa baik-baik saja sesudahnya.

Namun, sejumlah ilmuwan mengaku khawatir dengan persetujuan regulator kilat ini, dengan menilai bahwa Rusia lebih mementingkan gengsi negara ketimbang keamanan di tengah perlombaan global penemuan vaksin COVID-19.

Padahal, persetujuan vaksin dikabulkan sebelum uji coba yang biasanya melibatkan ribuan peserta yang dikenal sebagai Tahap / Fase III. Uji coba semacam itu biasanya dianggap sebagai prekursor penting bagi vaksin untuk mengantongi persetujuan.

Sejumlah kritik dan tuduhan menyasar Rusia setelah mengumumkan vaksin Virus Corona COVID-19 pertama di dunia yang telah didaftarkan. Salah satunya disebutkan vaksin COVID-19 buatan Rusia tak aman karena tak melewati uji klinis fase 3.

Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko menyatakan tudingan itu tidak berdasar.

"Tuduhan bahwa vaksin Virus Corona kami tidak siap dan tidak aman itu tak berdasar dan lebih didorong atas rasa persaingan," ujar Murashko, seperti dilaporkan Kantor Berita Interfax, Rabu (12/8/2020).

Presiden Vladimir Putin mengumumkan bahwa Rusia menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui vaksin COVID-19 setelah kurang dari dua bulan uji coba pada manusia."

Selain itu ada artikel dari Kompas.com berjudul "Rusia Mulai Produksi Vaksin Corona Sputnik V" yang tayang 15 Agustus 2020. Berikut isinya:

"MOSKWA, KOMPAS.com – Rusia telah memproduksi gelombang pertama vaksin virus corona yang mereka klaim telah temukan. Hal itu dilaporkan oleh kantor berita Interfax mengutip pernyataan Kementerian Kesehatan Rusia, Sabtu (15/8/2020). Padahal sebelumnya, Rusia menyatakan vaksin yang mereka beri nama Sputnik V tersebut sedianya akan mulai diproduksi pada akhir Agustus sebagaimana dilansir dari Reuters.

Vaksin tersebut diberi nama Suptnik V sebagai penghormatan terhadap satelit pertama di dunia yang diluncurkan oleh Uni Soviet.

Sejumlah ilmuwan khawatir atas keputusan Rusia yang dengan cepat menyetujui vaksin tersebut.

Pasalnya, Rusia menyetujui vaksin tersebut sebelum dilakukan uji klinis fase ketiga sebagaimana dilansir dari Reuters.

Uji klinis fase ketiga, yang melibatkan ribuan sukarelawan, dianggap sebagai penilaian penting bagi kandidat vaksin untuk mendapatkan persetujuan regulasi. Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (11/8/2020) mengumumkan bahwa negaranya telah menciptakan vaksin virus corona pertama.

Ia menerangkan, vaksin Covid-19 tersebut menawarkan "kekebalan berkelanjutan" terhadap virus corona.

"Untuk pertama kalinya di dunia, vaksin untuk melawan virus corona baru saja didaftarkan di Rusia," katanya dalam penggilan video dengan para menteri yang disiarkan televisi. "Salah satu putriku sudah disuntik vaksin ini. Saya pikir ini membuatnya ikut serta dalam percobaan," ujar Putin dikutip dari AFP.

Dilansir dari Sputnik News, vaksin tersebut memiliki dua komponen yang disuntikkan secara terpisah. Komponen kedua harus disuntikkan selang tiga pekan setelah komponen pertama disuntikkan. Menurut pejabat Rusia, negara tersebut akan mampu memproduksi 500 juta dosis vaksin Sputnik V dalam 12 bulan ke depan."

Dua artikel di atas sama sekali tidak menyebutkan harga vaksin Sputnik V asal Rusia. Demikian juga artikel-artikel lain yang ditelusuri Cek Fakta Liputan6.com, belum ada yang menjelaskan soal harga vaksin tersebut.

3 dari 4 halaman

Kesimpulan:

Postingan video yang mengklaim itu merupakan kegembiraan tim medis setelah Rusia meluncurkan vaksin covid-19 adalah salah. Itu merupakan video tim medis di RS King Saud, Arab Saudi setelah menutup bangsal isolasi kesehatan.

Selain itu klaim yang menyebut harga vaksin Sputnik V adalah Rp. 35 ribu juga tidak berdasar. Belum ada harga resmi yang disampaikan Pemerintah Rusia sejauh ini.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.