Sukses

Cek Fakta: Kampus STAN Ditutup karena Isu Radikalisme? Ini Faktanya

Beredar kabar kampus STAN ditutup karena isu radikalisme. Benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang kampus STAN ditutup 4 tahun ke depan karena isu radikalisme beredar di media sosial. Kabar ini disebarkan akun Facebook Kazuto pada 14 Juli 2020.

Akun Facebook Kazuto menuliskan narasi bahwa kampus STAN ditutup dan tidak menerima mahasiswa selama 4 tahun karena radikalisme.

"Gara2 isu radikalisne di kampus STAN, maka selama 4 tahun kedepan kampus itu di tutup dan tidak menerima mahasiswa baru. Rupanya sekarang mahasiswa yg rajin shalat dan pengajian di Masjid dianggap pemerintah sebagai embrio radikalisme shg membahayakan keamanan negara Semakin kacau saja nih pemerintah main tuduh2 saja. 😇😇😇

#bubarkanPKIperjuangan," tulis akun Facebook Kazuto.

Konten yang disebarkan akun Facebook Kazuto telah 5 kali dibagikan dan mendapat 7 komentar warganet.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang kampus STAN ditutup 4 tahun ke depan karena isu radikalisme. Penelusuran dilakukan menggunakan situs pencari Google Search dengan memasukkan kata kunci "stan ditutup radikalisme".

Hasilnya terdapat beberapa artikel yang meluruskan mengenai isu tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Beredar Kabar Kampus STAN Tutup karena Radikalisme, Ini Faktanya" yang dimuat situs finance.detik.com pada 6 Agustus 2020.

Jakarta - Beredar kabar di media sosial, kampus Politeknik Keuangan Negara (STAN) ditutup. Dalam sebuah gambar yang tersebar, kampus STAN disebut ditutup dan tidak menerima mahasiswa baru karena ada isu radikalisme di dalam kampus.Ditektur PKN STAN Rahmadi Murwanto menegaskan bahwa informasi mengenai kampus yang ditutup tidak benar adanya.

Apalagi membawa-bawa isu radikalisme sebagai alasan utamanya. Dia menegaskan bahwa info tersebut sudah pasti salah.

"Kalau ada yang mengarahkan bahwa ditutup, sudah pasti tidak benar dan tidak berbicara dalam konteks punya otoritas untuk membicarakannya. Apalagi kalau itu dikaitkan dengan alasan radikalisme. Sudah pasti salah," ungkap Rahmadi kepada detikcom, Kamis (6/8/2020).

Rahmadi sendiri mengatakan bahwa pendaftaran mahasiswa baru STAN ditutup karena kekhawatiran penyebaran COVID-19 pada saat seleksi mahasiswa baru. Pendaftaran ditutup hanya untuk tahun ini, bukan 4 tahun seperti postingan yang beredar.

Dia mengatakan proses seleksi mahasiswa baru bisa menimbulkan kerumunan. Maka dari itu, pihaknya saat ini sedang menyiapkan protokol kesehatan untuk seleksi penerimaan mahasiswa baru, yang minimal dibuka tahun depan.

Di sisi lain, dia mengatakan ada perubahan komposisi kebutuhan sumber daya manusia di dalam tubuh Kementerian Keuangan akibat virus Corona. Soal kebutuhan sumber daya manusia ini masih didiskusikan jumlahnya oleh Kemenkeu. Maka dari itu, STAN tidak membuka pendaftaran.

"Kemudian, akibat COVID-19, ada perubahan komposisi kebutuhan SDM sehingga angka-angka yang sudah disiapkan pra pandemi COVID-19 tidak valid. Saat ini sedang dilakukan diskusi mendalam di Kemenkeu untuk memastikan kebutuhan tersebut," ungkap Rahmadi.

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Kabar tentang kampus STAN ditutup 4 tahun ke depan karena isu radikalisme yang beredar di media sosial telah diluruskan oleh pihak STAN.

Ditektur PKN STAN Rahmadi Murwanto menegaskan bahwa informasi mengenai kampus yang ditutup tidak benar. Rahmadi sendiri mengatakan bahwa pendaftaran mahasiswa baru STAN ditutup karena kekhawatiran penyebaran COVID-19 pada saat seleksi mahasiswa baru. Pendaftaran ditutup hanya untuk tahun ini, bukan 4 tahun seperti postingan yang beredar.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini