Sukses

Cek Fakta: Tak Benar China Keluarkan 10 Rekomendasi Ini Usai Autopsi Jasad Korban COVID-19

Viral kabar yang menyebut China mengeluarkan rekomendasi setelah memahami ciri-ciri virus pemicu COVID-19 dari hasil autopsi. Benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Pada 23 Maret 2020, akun Facebook bernama Echa D'Lemonie Mdf mengunggah foto petugas medis mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap sedang memegang brankar pasien COVID-19.

Selain itu, ia juga menambahkan narasi dalam unggahannya itu. Berikut isinya:

PENTING..!!!

Sekarang pihak China sudah mengerti ciri-ciri dari virus COVID-19 berkat berbagai otopsi yang telah mereka lakukan. Ciri khas virus ini adalah menyumbat saluran-saluran pernafasan dengan lendir kental yang mengeras dan memblokir saluran pernafasan dan paru-paru. Jadi sebelum menggunakan obat, harus terlebih dahulu membuka sumbatan saluran pernafasan, agar pengobatan dapat berfungsi maksimal.

Namun, ini semua memakan waktu beberapa hari. Rekomendasi mereka untuk menjaga diri diri adalah:

1. Minum banyak cairan yang panas (kopi, sup, teh, air hangat). Selain itu, menyeruput sedikit air hangat setiap 20 menit, supaya rongga mulut tetap lembab, dan ini juga mengusir semua virus yang telah masuk ke mulut hingga ke perut, di mana ia akan dinetralkan oleh asam di lambung, sehingga tidak bisa sampai ke paru-paru.

2. Berkumur dengan bahan antiseptic dalam air hangat, seperti cuka, garam atau lemon. Kalau bisa lakukanlah ini setiap hari.

3. Virus ini menempel di rambut dan pakaian. Bisa dibunuh oleh deterjen atau sabun, tetapi anda harus langsung mandi/shower setelah setiap pulang dari perjalanan. Jangan duduk dulu tetapi langsung pergi ke kamar mandi. Kalau tidak bisa mencuci pakaian setiap hari, digantung supaya kena sinar matahari, yang juga akan menetralkan virus.

4. Mencuci semua permukaan yang terbuat dari logam dengan baik, karena virus bisa bertahan hingga sembilan hari di situ. Berhati-hati sehingga tidak menyentuh rel pegangan tangan, gagang pintu, dst. Pastikan di rumah benda-benda itu tetap bersih, dibersihkan dan dilap secara teratur.

5. Jangan merokok.

6. Mencuci tangan setiap 20 menit dengan sabun yang berbusa. Lakukan ini selama 20 detik dan mencuci tangan secara menyeluruh.

7. Makan buah-buahan dan sayuran. Coba menaikkan jumlah zat besi, bukan hanya sekedar vitamin C.

8. Hewan tidak menyebarkan virus ini kepada manusia. Hanya ada transmisi antar manusia.

9. Menghindari terkena flu. Ini bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh. Menghindari makanan atau minuman dingin.

10. Apabila anda mengalami rasa tidak nyaman dalam tenggorokan, atau merasa tanda-tanda akan sakit tenggorokan, langsung dilawan dengan metode-metode diatas. Virus ini biasa masuk ke dalam sistem tubuh melalui mulut, dan bertahan di tenggorokan selama 3 atau 4 hari sebelum pindah ke paru-paru.

Semoga berhasil, jaga diri kalian, dan silahkan bagikan informasi ini, katanya. Saya juga mendengar informasi yang mirip dari sumber-sumber lain, dan rupanya ini adalah nasihat yang kredibel yang bisa digunakan masyarakat untuk menjaga diri.

Unggahan itu viral di Facebook. Sejak kali pertama diunggah telah dibagikan setidaknya sebanyak 3.800 kali dan dilihat 661.800 kali.

Benarkah klaim yang ia unggah? Mari kita cek fakta bersama.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

 

Cek Fakta Liputan6.com memulai penelusuran dan proses autopsi yang dilakukan China dan temuan saja yang dihasilkan dari pemeriksaan post-mortem itu. 

Seperti dikutip dari First coronavirus autopsy highlights how illness targets lungs yang dimuat situs South China Morning Post pada 28 Februari 2020, proses autopsi pertama dilakukan pada seorang pria 85 tahun dari Wuhan, yang dirawat di rumah sakit pada Januari 2020 karena stroke dan dites positif COVID-19 13 hari kemudian.

Lima belas hari setelah dinyatakan positif, ia meninggal dunia akibat 'pneumonia akibat virus corona baru dan gagal napas'.

Uji post mortem dilakukan tim dari Huazhong University of Science and Technology Wuhan.

Ditemukan bahwa ciri patologis COVID-19 ditemukan menyerupai yang terlihat pada penyakit severe acute respiratory syndrome (SARS) dan Middle Eastern respiratory syndrome (MERS), yang juga dipicu virus corona, famili yang sama tapi jenis berbeda. Temuan tersebut dipublikasikan di jurnal Journal of Forensic Medicine. 

Sementara itu, situs media China www.xinhuanet.com dalam artikel berjudul, Autopsy results show virus remains in COVID-19 patient bodies, damages immune system yang dimuat pada 24 Maret 2020 mengungkap temuan dari hasil autopsi 29 jasad pasien.

Dalam artikel itu disebutkan, berdasarkan uji post-mortem, virus pemicu COVID-19 masih ada dalam paru-paru bahkan setelah kematian.

Autopsi juga menemukan kerusakan parah pada sistem kekebalan tubuh atau imun pasien, yang bisa jadi adalah "faktor yang sangat penting" yang mengarah pada kematian mereka, demikian menurut Wang Guiqiang, pakar penyakit menular dari Peking University First Hospital dalam sebuah konferensi pers di Beijing.

Wang menambahkan, infeksi tak hanya menyebabkan perubahan patologis yang parah di paru-paru pasien, tetapi juga menghasilkan sekresi dalam tabung bronkial kecil, yang membuat pasien lebih sulit untuk bernapas.

Hasil uji post-mortem terhadap jasad pasien COVID-19 dimuat dalam artikel Pathological study of the 2019 novel coronavirus disease (COVID-19) through postmortem core biopsies yang dimuat situs ilmiah Nature.com pada 14 April 2020.

Benarkah dari hasil autopsi yang dilakukan kemudian China memberikan 10 rekomendasi seperti dalam klaim?

Dari asil penelusuran, sejak autopsi pertama yang dilakukan Februari 2020 hingga yang dimuat di situs jurnal ilmiah Nature pada 14 April 2020, tak ada yang menyebut 10 rekomendasi yang tertera dalam klaim. 

Penelusuran lebih lanjut di mesin pencarian mengarah ke artikel berjudul These 10 tips for preventing COVID-19 contain false information yang dimuat AFP Fact Check. 

Klaim serupa juga menyebar dalam Bahasa Inggris. 

Postingan dalam Bahasa Inggris juga menawarkan 10 metode untuk mencegah infeksi virus corona baru atau SARS-CoV-2, yang diklaim sebagai rekomendasi dari hasil autopsi pada korban COVID-19, termasuk di China.

 

Pengecekan 10 Klaim

Sejumlah poin dalam rekomendasi yang diklaim berasal dari hasil autopsi korban COVID-19 sudah pernah dibahas sebelumnya dalam artikel Cek Fakta Liputan6.com.

Mari kita cek satu per satu:

1. Minum banyak cairan yang panas dan air hangat mengusir virus

Klaim tersebut pernah dibahas dalam artikel berjudul Cek Fakta: Mengonsumsi Minuman Panas Tidak Terbukti Bisa Usir Virus Corona COVID-19 yang dimuat Liputan6.com. 

Klaim itu juga dibantah Bloomberg School of Public Health, Johns Hopkins dan artikel berjudul, Coronavirus: Will hot drinks protect you from Covid-19? yang dimuat BBC Future 

 

2. Berkumur dengan bahan antiseptik dalam air hangat, seperti cuka, garam atau lemon.

Klaim ini pernah dibahas dalam artikel Cek Fakta: Berkumur Air Hangat dengan Garam dan Cuka Bisa Hilangkan Covid-19? Ini Faktanya yang dimuat Liputan6.com. Kesimpulannya: SALAH

WHO juga pernah membantah berkumur dengan antiseptik bisa mencegah virus corona pemicu COVID-19.

WHO Bantah Hoax (Sumber: WHO)

 

3. Virus pemicu COVID-19 menempel di rambut dan pakaian. Jemur pakaian di bawah sinar matahari akan menetralkan virus.

WHO menjelaskan, tidak ada bukti virus pemicu COVID-19 tidak mati karena paparan sinar matahari. Semenatara berdasarkan anjuran Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pakaian disarankan dicuci dengan air hangat.

4. Mencuci semua permukaan yang terbuat dari logam dengan baik, karena virus bisa bertahan hingga sembilan hari di situ.

Dalam artikel berjudul Here’s how long the coronavirus will last on surfaces, and how to disinfect those surfaces. yang dimuat situs sains Live Science disebutkan, berdasarkan analis terbaru, virus dapat tetap hidup di udara hingga 3 jam, pada tembaga hingga 4 jam, pada kardus hingga 24 jam dan pada plastik dan stainless steel hingga 72 jam.

Penelitian ini pada awalnya diterbitkan dalam database preprint medRxiv pada 11 Maret, dan sekarang versi revisi diterbitkan 17 Maret di The New England Journal of Medicine.

5. Jangan merokok.

Dalam artikel Cek Fakta Kesehatan: Benarkah Asap Rokok Bisa Membunuh Virus Corona? yang dimuat Liputan6.com, Prof. Dr. Amin Soebandrio, Kepala Lembaga Biologi dan Pendidikan Tinggi Eijkman Kementerian Ristekdikti mengatakan bahwa merokok meningkatkan reseptor ACE 2, yang oleh para peneliti, ditemukan menjadi reseptor bagi virus corona penyebab COVID-19.

Dia mengibaratkan, reseptor tersebut seperti sebuah pelabuhan yang jika menjadi lebih banyak tempat berlabuhnya, maka kapal yang akan datang akan semakin banyak pula.

"Karena ACE 2 ekspresinya meningkat, otomatis dalam data menyebutkan sel paru perokok itu menjadi lebih rentan terhadap infeksi saluran napas. Jadi memfasilitasi masuknya virus," kata Amin dalam kesempatan yang sama.

6. Cuci tangan setiap 20 menit dengan sabun

Cuci tangan dengan sabun adalah cara efektif mencegah penularan virus corona pemicu COVID-19, seperti diungkap dalam artikel berjudul Tips Mencuci Tangan yang Benar Menurut WHO demi Cegah Virus Corona Covid-19. Namun tak ada anjuran yang menyebut kita harus mencuci tangan tiap 20 menit. 

7. Makan buah-buahan dan sayuran menaikkan jumlah zat besi, bukan hanya sekedar vitamin C.

Mengonmsumsi buah dan sayur diajurkan, khususnya di tengah pandemi COVID-19. Seperti dalam artikel 5 Imbauan Terkait Corona: Banyak Makan Buah dan Sayur hingga Jaga Jarak 2 Meter yang dimuat Liputan6.com.

8. Hewan tidak menyebarkan virus ini kepada manusia. Hanya ada transmisi antar manusia.

Menurut World Organisation for Animal Health, rute dominan penularan COVID-19 adalah dari manusia ke manusia.

Namun, bukti terkini menunjukkan virus COVID-19 muncul dari sumber hewani. Data sekuens genetik mengungkapkan bahwa virus COVID-19 adalah kerabat dekat CoV (virus corona) lain yang ditemukan bersirkulasi pada populasi kelelawar Rhinolophus (Horseshoe Bat).

Namun, hingga saat ini belum ada bukti ilmiah cukup untuk mengidentifikasi sumber virus COVID-19 atau untuk menjelaskan rute asli penularan ke manusia, yang mungkin melibatkan inang perantara.

9. Menghindari terkena flu. Menghindari makanan atau minuman dingin.

Menurut WHO, belum ada bukti ilmiah yang mendukung klaim mengonsumsi makanan beku atau es krim yang diolah secara higienis busa menyebarkan virus corona.

10. Virus bertahan di tenggorokan selama 3 atau 4 hari sebelum pindah ke paru-paru dan harus dilawan dengan metode di atas.

Menurut Bloomberg School of Public Health, Johns Hopkins, Meskipun benar bahwa coronavirus dapat menyebabkan sakit tenggorokan dan berkumur dengan air hangat dapat membuatnya terasa lebih baik, itu tidak memiliki efek langsung pada virus

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Sepuluh metode yang diunggah dalam klaim ada yang benar, sebagian benar, lebih banyak yang salah. Namun, yang pasti, tidak bukti bahwa rekomendasi itu dikeluarkan berdasarkan hasil autopsi yang dilakukan China.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini