Sukses

Cek Fakta: Hoaks Video Viral Kerusuhan di Inggris yang Diklaim Dampak Lockdown COVID-19

Video kerusuhan di Inggris viral di grup-grup percakapan, disertai narasi yang menyebutnya sebagai dampak lockdown akibat Corona Covid-19. Faktanya?

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah kehawatiran soal dampak pandemi COVID-19, sebuah video dibagikan dan viral di sejumlah grup aplikasi percakapan WhatsApp. 

Video tersebut menggambarkan kerusuhan yang terjadi: bus merah yang rusak, kaca-kaca bangunan yang pecah, ambulans melaju kencang, aksi lempar batu dan pembakaran, penjarahan toko-toko, serta pasukan polisi anti huru-hara yang bersiaga di lokasi. 

Rekaman berdurasi 5 menit 30 detik itu kemudian dikaitkan dengan keputusan karantina wilayah atau lockdown. Berikut salah narasi yang menyertai video tersebut: 

"Inggris mulai rusuh, Akibat Lockdown, Rakyat mulai Kelaparan & bertindak secara brutal, penjarahan dimana mana, demi mengisi perut lapar."

Benarkah video tersebut menggambarkan kerusuhan di Inggris sebagai dampai lockdown?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang Inggris yang rusuh akibat lockdown dan video yang beredar di aplikasi percakapan whatsApp.

Penelusuran salah satunya dilakukan menggunakan petunjuk dari tulisan 'peckham high street' yang ada pada menit ke 1:51 dalam video. 

Pencarian menggunakan Yandex diarahkan ke 'peckham high street riot' kerusuhan yang terjadi pada 2011 di Inggris. Sejumlah gambar yang ditemukan mirip dengan apa yang ada terpampang dalam video. 

Misalnya saja yang dimuat situs stevepafford.com dalam artikel berjudul, "It Was Seven Years Ago Today: The night I feared for my life". Jika foto diperbesar, nomor '232' yang ada di balik jendela bus yang rusak, sama dengan yang tertera dalam video. 

 

Gambar Tangkapan Layar Penelusuran dengan Google Images

 

Artikel yang diunggah pada 8 Agustus 2018 menyebut, kerusuhan di Inggris pada 2001 terjadi pada tanggal 6 hingga 11 Agustus. Ketika itu, kerusuhan melibatkan ribuan orang dan terjadi di beberapa wilayah London serta kota-kota Inggris lainnya.

Kerusuhan ini juga berbuntut pada aksi penjarahan dan pembakaran. Lima orang dinyatakan tewas setelah kerusuhan.

Kerusuhan diawali dengan aksi protes warga atas kematian seorang pria bernama Mark Duggan. Pria tersebut tewas ditembak polisi pada 4 Agustus 2011 lalu.

Selain itu, video identik terkait kerusuhan juga ditemukan di situs berbagi video, YouTube. Video tersebut diunggah akun YouTube skynewsyourvideos dengan judul "Peckham High Street Riots" pada 9 Agustus 2011 silam. Akun ini juga menambahkan sebuah narasi yang menjelaskan mengenai video tersebut.

"Peckham High Street Riots shot around 6-9. NOTE: SOME STRONG LANGUAGE," tulis akun YouTube skynewsyourvideos.

Akun YouTube skynewsyourvideos menjelaskan bahwa video yang diunggahnya merupakan kerusuhan yang terjadi di Peckham High Streets pada Agustus 2011 silam.

 

Hoaks yang Sama Menyebar di India

Klaim dusta soal video kerusuhan dampak lockdown di Inggris tak hanya menyebar di Indonesia, tapi juga di India. 

Dalam artikel berjudul, Fact Check: Truth behind video of people rioting on London streets fearing coronavirus lockdown, situs India Today juga membantah klaim tersebut.

Hasil pencarian yang dilakukan terkait isu rusuh di Inggris akibat lockdown mengarah ke sejumlah insiden panic buying, yang intensitasnya jauh dari apa yang digambarkan dalam video.

Salah satunya seperti dimuat The Telegraph dalam artikel berjudul, Watch: Scuffle breaks out at London supermarket as shoppers fear Coronavirus lockdown.

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Klaim yang menyebut video kerusuhan di Inggris adalah dampak lockdown, sama sekali tidak benar.  

Video tersebut merupakan rekaman peristiwa kerusuhan di Inggris pada Agustus 2011 dan tidak ada kaitannya dengan lockdown yang terjadi di tengah pandemi COVID-19. 

Kabar dusta tersebut juga menyebar di India, yang membuktikan hoaks bisa melintasi batas negara. 

 

Data: Eka M

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.