Sukses

Cek Fakta: Viral Foto Anak-Anak Palestina Korban Pembunuhan Pasukan Israel, Faktanya?

Beredar foto di Facebook yang diklaim sebagai anak-anak Palestina yang dibunuh hidup-hidup oleh pihak Israel. Jangan buru-buru percaya, cek dulu faktanya!

Liputan6.com, Jakarta - Foto yang diklaim menggambarkan jasad anak-anak Palestina korban pembunuhan tentara Israel beredar di media sosial. Dalam foto tersebut terlihat sejumlah jasad bocah terbaring dalam kondisi memprihatinkan.

Foto tersebut diunggah oleh situs welcomehowto2.blogspot.com, dalam artikel berjudul, "Pasukan-Pasukan Israel Membnh anak-anak Palestina Hidup Hidup".

Berikut isi narasinya:

Apa yang ada dalam benak hati anda setelah melihat foto diatas, apakah mendiami ataukah hanya diam saja mulut serta telinga serta berpura-pura tidak paham, mari sebar luaskan informasi ini supaya semua orang di semua dunia tahu kebiadabannya.

ASTAGFIRULLAH. Tidak ada yang memiliki kesangsian mengenai aktivitas tiran pasukan Israel di Palestina di semua dunia. Mereka mulai tingkatkan itu 10-20 th. paling akhir. Dalam rekaman harian Anda dapat memiliki contoh aktivitas tiran pasukan-pasukan israel di mana mereka yang mengubur anak-anak muslim hidup-hidup.

tidak ada organisasi disini untuk menutupi kesibukan tiran seperti yang pasukan Israel. Di sisi lain, organisasi internasional yang cocok manusia peroleh diaktifkan waktu mereka saksikan satu hal di negara-negara Muslim. Mereka diaktifkan waktu mereka saksikan salah di Asia.

Organisasi-organisasi internasional yang terkait dengan hak asasi manusia juga tidak diaktifkan waktu mereka memiliki kesibukan kekejam pada Muslim di Birma. Mereka tetaplah tenang dan nikmati partai mereka di Eropa dan Amerika. Mereka hanya memiliki tanggung jawab untuk mengambil aksi pada negara-negara Muslim. Mereka tidak diijinkan untuk menyampaikan satu hal pada negara-negara yg tidak Muslim.

Mereka juga diperintahkan untuk mengambil aksi pada negara-negara yg tidak melibatkan keperluan Eropa dan Amerika. Sampai Anda bisa menyampaikan organisasi internasional tidak untuk manusia mereka telah di buat hanya untuk kebutuhan mereka sendiri, bukanlah untuk kesejahteraan manusia.

Sistem diskriminasi telah diawali dari hari pertama waktu mereka mempunyai kemampuan tetapi sesudah 9/11, peroleh keras. Mereka mulai maksud Muslim terutama dan tidak mau menolong mereka dalam tiap-tiap masalah. Hal yang sama berjalan di Palestina, anak-anak yang mati demikian banyak tetapi tidak ada respon dari semua organisasi yang dimaksud.

MARI KITA DOAKAN BERSAMA SEMOGA SAUDARA KITA DIPALESTINA DIBERI KESABARAN DAN KEMANANGAN ((AMIIIN) ((TOLONG BAGIKAN AGAR SEMUA MUSLIM TAHU INI))

 

Benarkah foto itu menampilkan jasad anak-anak Palestina korban pembunuhan oleh tentara Israel? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Penelusuran Cek Fakta Liputan6.com menggunakan perangkat Google Reverse Images mengarahkan ke kata kunci 'syria children death' dan sejumlah situs berita yang mengabarkan anak-anak Suriah yang menjadi korban jiwa di tengah perang dan konflik berkepanjangan.

Salah satunya situs The Guardian dalam artikel berjudul, Don’t call them Syria’s child casualties. This is the slaughter of the innocents yang dimuat pada 4 Agustus 2019.

The Guardian tidak ikut memuat foto yang menampilkan foto memprihatinkan tersebut.

Pemberitaan soal itu juga dimuat situs Middle East Monitor dalam artikel berjudul, Over 29,000 children killed in Syria since 2011 pada 21 November 2019.

Foto yang sama muncul dalam sejumlah cuitan di Twitter. Salah satunya oleh akun @al_saab pada 14 Desember 2016.

"This is what's happening in our world, what did they do to deserve this ? #PrayForAleppo #Alepp حلب_تبادي#." tulis dia.

Kami sengaja tidak menayangkan Twitter tersebut karena foto yang ditampilkan terlalu mengerikan.

Foto yang sama juga digunakan dalam petisi Save Humanity!Save Aleppo! Declare Bashar-al-Asad & Omar al-Bashir Criminals of War Crimes di Change.org.

Penelusuran menggunakan Tin Eye, gambar tersebut telah beredar pada tahun 2013. Salah satunya dalam artikel berjudul Syrian Rebels Massacre Christian Village yang dimuat situs bsnews.info pada 31 Mei 2013.

Penelusuran menggunakan Google Reverse Images untuk wilayah Indonesia mengarah ke kata kunci 'Suriah'. 

Tak hanya di luar negeri, foto serupa juga muncul di sejumlah situs di Indonesia, misalnya saja seperti yang dimuat oleh situs goriau.com dengan judul artikel "Biadab, 7500 Wanita Diperkosa Tentara Suriah" pada 2013 lalu.

 

Gambaran Tragis Perang Suriah

Perang di Suriah terjadi sejak 2011 silam. Menurut laporan Syrian Observatory for Human Rights pada 2016 lalu, jumlah korban akibat perang di Suriah ini mencapai 312 ribu orang.

Informasi ini dikutip dari situs cnnindonesia.com dengan judul artikel "Perang Suriah Sudah Tewaskan 312 Ribu Jiwa Sejak 2011".

Jakarta, CNN Indonesia -- Setidaknya 312 ribu orang tewas selama perang di Suriah berlangsung sejak 2011 lalu, menurut laporan kelompok pemerhati perang Suriah, Syrian Observatory for Human Rights yang dirilis pekan ini, seiring dengan keberhasilan tentara pemerintah merebut Kot Aleppo dari para pemberontak.

Lembaga pemerhati HAM berbasis di Inggris ini mengatakan sekitar 90 ribu dari total 312 orang yang tewas itu merupakan warga sipil, termasuk 16 ribu korban anak-anak.

Melansir AFP, kelompok ini mencatat setiap korban yang jatuh dalam perang Suriah sejak protes anti-pemerintah berlangsung pada Maret 2011. Selain warga sipil, sekitar 53 ribu pemberontak, 110 ribu pejuang pro-rezim termasuk 60 ribu tentara Suriah, dan puluhan ribu milisi lainnya seperti anggota gerakan Hizbullah Syiah dari Libanon turut menjadi korban dalam perang sejak lima tahun lalu itu.

Lembaga pemerhati HAM ini juga mengatakan sekitar 55 ribu jihadis tewas dalam pertempuran itu. Sebagian besar jihadis berasal dari kelompok ISIS, Al-Qaidah dan kelompok jihadis lainnya.

Observatory mencatat sekitar 3.683 korban tewas tak dapat teridentifikasi.

Konflik berkepanjangan di Suriah awalnya dipicu oleh gerakan oposisi pemerintah yang berubah menjadi perang saudara brutal menyusul tindakan represif pemerintah terhadap kelompok oposisi.

Konflik internal ini kemudian memancing keterlibatan kekuatan asing, termasuk jihadis asing, yang semakin memperumit konflik.

Upaya negosiasi politik guna menyudahi pertempuran ini berturut-turut gagal meskipun pemerintahan Bashar Al-Assad pekan ini berhasil merebut kembali Aleppo dari pemberontak.

Digempur habis-habisan oleh tentara Suriah yang dibantu Rusia selama beberapa bulan, pertahanan kelompok pemberontak di timur Aleppo runtuh.

Para pemberontak diperkirakan mulai meninggalkan wilayah tersebut pada hari ini, Rabu (14/12) pagi hari waktu setempat. Kekalahan di salah satu kota terpenting di Suriah ini jelas menjadi pukulan bagi pemberontak yang selama ini ingin menggulingkan Assad.

Namun, pertempuran perebutan Aleppo ini membuat keadaan warga sipil di wilayah itu semakin terpuruk. Tentara Suriah dilaporkan mengeksekusi sekitar 82 orang di timur Aleppo dalam beberapa hari terakhir.

Selain itu, ribuan warga yang melarikan diri dari Aleppo juga semakin memperbesar gelombang pengungsi dari Suriah.

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Foto yang disebarkan situs welcomehowto2.blogspot.com bukan merupakan foto bocah Palestina korban pembunuhan tentara Israel.

Narasi yang disampaikan dalam isi artikel di situs welcomehowto2.blogspot.com tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.

 

Data: Eka M

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini