Sukses

Cek Fakta: Pemerintah Australia Sebar Sosis Beracun untuk Bunuh 2 Juta Kucing? Ini Faktanya

Pemerintah Australia dikabarkan membunuh 2 juta kucing dengan menyebar sosis beracun, benarkah informasi tersebut?

Liputan6.com, Jakarta - Beredar kabar Pemerintah Australia akan melakukan pembunuhan masal terhadap 2 juta kucing, dengan cara meracun dengan menggunakan sosis beracun yang disebar melalui udara. Kabar ini diunggah akun instagram @infoduniaa_ 31 Januari 2020 lalu.

"Pemerintah Australia menjatuhkan sosis yang sudah dibubuhi racun dari udara di lokasi seluas ribuan hektar untuk membunuh jutaan ekor kucing liar.

Ini adalah salah satu cara yang digunakan pemerintah untuk memenuhi target membunuh 2 juta ekor kucing liar pada 2020 untuk melindungi spesies hewan asli Australia.

Selain menggunakan makanan beracun, pemerintah juga memerangkap dan menembak kucing-kucing liar.

Menurut harian The New York Times, kucing-kucing liar itu akan mati dalam waktu 15 menit setelah menyantap sosis beracun yang dibuat dari campuran daging kanguru, lemak ayam, bumbu, rempah, dan tentu saja, racun,".

Konten tersebut mendapat beragam komentar, bahkan ada yang tidak mempercayai kabar tersebut sebab dianggap tidak logis. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penelusuran Fakta

Berdasarkan penulusuran kabar tersebut ternyata benar, informasi ini dikutip dari Kompas.com dengan judul "Australia Bunuh Jutaan Kucing Liar Pakai Sosis Beracun".

CANBERRA, KOMPAS.com - Pemerintah Australia menjatuhkan sosis yang sudah dibubuhi racun dari udara di lokasi seluas ribuan hektar untuk membunuh jutaan ekor kucing liar. Ini adalah salah satu cara yang digunakan pemerintah untuk memenuhi target membunuh 2 juta ekor kucing liar pada 2020 untuk melindungi spesies hewan asli Australia.

Selain menggunakan makanan beracun, pemerintah juga memerangkap dan menembak kucing-kucing liar. Menurut harian The New York Times, kucing-kucing liar itu akan mati dalam waktu 15 menit setelah menyantap sosis beracun yang dibuat dari campuran daging kanguru, lemak ayam, bumbu, rempah, dan tentu saja, racun.

Pesawat yang membawa sosis beracun buatan sebuah pabrik di dekat kota Perth, menjatuhkan 50 sosis di setiap kilometer tempat kucing biasa berkeliaran. Dr Dave Algar, yang ikut membantu mengembangkan resep sosis maut itu, mengatakan bahwa dia menggunakan kucing peliharaannya untuk mencicipi sosis itu. Setelah kucing peliharaannya terlihat suka dengan sosis racikannya, barulah racun ditambahkan ke dalam resepnya.

"Sosis ini harus enak rasanya. Mereka adalah makanan terakhir para kucing," ujar Algar.

Sejak dibawa para imigran dari Eropa, kucing bertanggung jawab atas punahnya 20 spesies asli Australia. Demikian dijelaskan Gregory Andrews, komisioner nasional untuk spesies terancam punah kepada harian Sydney Morning Herald.

Menurut Gregory, fakta itu membuat kucing liar menjadi ancaman terbesar terhadap spesies asli Australia. "Kita harus memilih menyelamatkan hewan yang kita cintai dan menjadi ciri khas negara ini seperti bilby, warru, atau burung betet malam," ujarnya.

Diperkirakan, kucing liar membunuh 377 juta burung dan 649 juta reptil di Australia setiap tahun. Angka ini diperoleh dari hasil sebuah studi pada 2017 yang diterbitkan jurnal Biological Conservation. Saat pemerintah Australia mengumumkan rencana pembunuhan massal kucing liar pada 2015, langkah ini banyak mendapat kecaman dari komunitas internasional.

Lebih dari 160.000 orang menandatangani petisi untuk mendesak pemerintah Australia membatalkan rencana itu. Rencana ini juga dikecam para aktivis konservasi yang menyebut pemerintah hanya fokus terhadap kucing tanpa memperhatikan faktor lain seperti ekspansi manusia, penebangan hutan, dan pertambangan.

"Ada kemungkinan kucing dijadikan pengalih perhatian dari hal lain," kata Tim Doherty, pakar ekologi konservasi dari Universitas Deakin kepada CNN.

"Kita membutuhkan pendekatan yang lebih holistik dan mengatasi semua ancaman terhadap keanekaragaman hayati," tambah Tim.

Menurut The Royal Melbourne Institute, di samping berbagai cara yang digunakan pemerintah untuk membunuh kucing, penembakan individual sejauh ini menghasilkan 83 persen kematian kucing liar.

Sementara, penelusuran menggunakan kata kunci 'australia feral cat sausage' di Google Search juga mengarah ke sejumlah artikel.

Salah satunya artikel berjudul Feral Cats in Australia Sentenced to Death by Sausage yang diunggah situs LiveScience pada 30 April 2019.

Artikel tersebut dijelaskan, sosis yang dijatuhkan dari udara berisi daging kanguru yang diberi bumbu-bumbu dan lemak ayam. Dan, ada satu lagi bahan tambahan yang bisa berdampak mematikan yakni sodium fluoroacetate.

Zat itu berbahaya bagi kucing dan hewan karnivora pendatang, namun tak berbahaya bagi hewan asli Australia yang telah resisten dengan racun tersebut.

 

3 dari 3 halaman

Kesimpulan

Kabar yang diunggah akun instagram @infoduniaa_ mengenai aksi Pemerintah Australia akan melakukan pembunuhan masal 2 juta kucing menggunakan sosis beracun yang disebar melalui udara adalah benar.

Pemerintah menganggap, kucing liar menjadi ancaman terbesar terhadap spesies asli Australia.

 

KESIMPULAN: BENAR

 

Data: Eka M

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini