Sukses

Cek Fakta: Klarifikasi NU Tentang Jatah Menteri Agama

Viral soal pernyataan PBNU yang kecewa karena Presiden Jokowi tidak memilih kader NU jadi menteri agama. Benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengaku kecewa terhadap sikap Jokowi yang tidak memilih kader NU sebagai Menteri Agama, viral di media sosial.

Kabar ini beredar dimuat situs berita kabarislamnews.com dengan judul artikel, "Kecewa Kader NU Tak Di Jadikan Menteri Agama, PBNU Do'akan Jokowi Kualat".

Dalam artikel tersebut disebutkan bahwa PBNU mendoakan Jokowi kualat karena tidak memilih kader NU sebagai menteri agama.

Berikut isi dari artikel tersebut:

Kecewa Kader NU Tak Di Jadikan Menteri Agama, PBNU Do'akan Jokowi Kualat

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengaku kecewa setelah mengetahui tidak adanya Kader NU yang masuk di Kabinet Jokowi 2019-2024. Kekecewaan itu diungkapkan Pengurus Rabithah Ma"ahid Islamiyah (RMI) PBNU, Ridwan Darmawan.

Dia mengaku heran karena tak satu pun kader NU yang d pilih jokowi, sedangkan, menurutnya banyak kader NU yang dirasa layak dan memiliki kemampuan sebagai menteri di Kabinet Jokowi, Padahal sebelumnya muncul kabar Jokowi bakal menjadikan kader NU sebagai menteri agama.

“Kami merasa kecewa dengan komposisi yang beredar hari ini, apalagi kita menurut informasi yang beredar Menteri Agama (Menag) bukan dari NU,” ujar Ridwa dalam keterangan tertulis Rabu (23/10/2019).

Ridwan mengatakan, warga dan para Masyayikh NU memiliki peran yang sangat besardalam memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Oleh karena itu, sudah seharusnya jika Jokowi berkomitmen memberikan posisi menteri agama kepada kader NU sebagai penghargaan atas kontribusi warga NU saat Pilpres 2019 lalu.

"Di NU sangat banyak pengurus dan tokoh yang berkualitas untuk mengisi pos menteri agama. Pak Jokowi bebas memilih, asal kader NU dan dekat dengan ulama, jika tidak diberikan ke NU saya yakin Presiden Jokowi bisa kualat,” tegas Ridwan.

Ridwan mengatakan, dengan tidak masuknya Kader NU sebagai menteri, berarti Jokowi tidak menghargai keringat yang telah dikeluarkan warga nahdliyin yang telah membantunya menjadikan presiden untuk kedua kalinya. Menurutnya, bagi nahdliyyin, menteri agama dari kalangan NU adalah harga mati.

"Jika tidak, ditunda saja pelantikan menterinya," ucap Ridwan.

Sementara itu, di lain pihak, tokoh muda NU yang merupakan Sekjen Forum Silaturahmi Bangsa (FSB), Taufiq Damas, mengatakan memang sedikit kecewa dengan keputusan Jokowi. Namun demikian ia mengaku tidak marah walaupun kader NU tidak ada yang di lirik pasangan Jokowi- Ma'ruf.

“Ada yang tanya ke saya, setelah kabinet dilantik, apakah NU marah? Saya jawab, enggak. Orang NU itu enggak gampang marah. Kecewa sedikit itu biasa. Namanya punya harapan, kadang senang kadang kecewa,” kata Taufiq Damas.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penelusuran Fakta

PBNU langsung merespons isu tersebut. Dalam situs resminya, nu.or.id. Ridwan Darmawan dari Rabithah Maahid Al-Islamiyyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) menyebutkan bahwa pernyataannya itu merupakan buah pikiran pribadinya dan tidak mengatasnamakan NU.

Fakta ini dimuat di situs nu.or.id dengan judul artikel "Ini Klarifikasi soal Berita Kecewa RMINU atas Pilihan Menag Jokowi".

Jakarta, NU Online Ridwan Darmawan dari Rabithah Maahid Al-Islamiyyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) mengklarifikasi perihal pemberitaan media soal yang menyangkut komentarnya mengenai susunan kabinet Jokowi-Amin terutama perihal Menteri Agama.

Ia menyatakan bahwa komentar tersebut adalah buah pikiran pribadinya dan tidak berkaitan dengan organisasi asosiasi pesantren NU.

"Pemberitaan terkait dengan kekecewaan RMI NU terhadap Presiden Jokowi atas penetapan Menteri Agama tersebut bukan perintah lembaga RMI NU, dan saya tidak punya kapasitas untuk mengatasnamakan RMI NU, namun inisiatif saya sendiri sebagai pribadi sebagai warga NU," kata Ridwan dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (23/10).

Ridwan menjelaskan bahwa pernyataan dalam berita merupakan hasil obrolan santai dan bukan pernyataan tertulis.

Ia pribadi merasa tidak mendapat konfirmasi atas penayangan berita tersebut. Oleh karenya, ia meminta kepada media untuk mencabut berita yang beredar.

"Pernyataan tersebut dikutip oleh teman-teman media pada saat ngobrol santai, bukan pernyataan tertulis yang saya buat atau wawancara khusus mengenai hal itu," kata Ridwan.

Atas kejadian itu, ia dengan segala kerendahan hati meminta maaf kepada warga NU dan terkhusus kepada RMI NU dan Ketua PP RMI NU H Abdul Ghoffarrozin. Pihaknya meminta maaf jika dalam pemberitaan tersebut banyak pihak dirugikan.

"Selamat siang untuk semua kader NU dan masyarakat Indonesia yang saya cintai dan banggakan. Saya Ridwan Darmawan, pengurus RMI NU akan mengklarifikasi dan mengucapkan permintaan maaf yang sebesar-besarnya terkait pemberitaan yang beredar di media massa," kata Ridwan.

Ia juga mengarahkan permohonan maafnya kepada Presiden Jokowi dan seluruh masyarakat Indonesia apabila dalam pemberitaan tersebut membuat tidak nyaman.

"Terakhir, saya meminta dengan sangat kepada media atau jurnalis yang menaikkan berita tanpa konfirmasi dan membawa-bawa nama RMI NU untuk mencabut pemberitaan tersebut," kata Ridwan.

 

3 dari 3 halaman

Kesimpulan

Pernyataan Pengurus Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PBNU, Ridwan Darmawan yang dimuat situs kabarislamnews.com adalah pernyatan pribadi dan bukan mewakili PBNU.

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini