Sukses

Cek Fakta: Video Anak-Anak di China Diculik, Dibekukan dan Dijual Organ Tubuhnya, Faktanya?

Beredar video yang mengklaim anak-anak di China diculik, dibekukan, kemudian dijual organ tubuhnya. Jangan buru-buru percaya, cek faktanya!

Liputan6.com, Jakarta - Pada 15 Oktober 2019, laman Facebook bernama Rangkaian Berita & Hiburan mengunggah sebuah video berjudul 'Anak -anak diculik dan di jual organ tubuhnya'.

"Anak2 di China diculik dibekukan organ tubuhnya dijual belikan... sekitar 300 dus anak kecil yang di bekukan.... sangat kejam!!!!

awasi selalu anak anda....," demikian narasi yang menyertai unggahan tersebut.

Tayangan video tersebut dibuka dengan sejumlah orang yang berkerumun di sekitar sebuah mobil berwarna perak. Lalu, ada potongan gambar yang menunjukkan dua orang sedang ditendangi.

Kemudian, muncul gambar sejumlah orang yang berada di pinggir perairan, seorang pria yang terbaring di atas tanah, kemudian muncul gambar peti jenazah berisi seorang anak laki-laki yang mengenakan kaus kuning.

Seorang perempuan terlihat sedang menyingkirkan es batu di dalam peti tersebut. Ia terlihat menangis.

Sejak kali pertama diunggah, video tersebut telah dibagikan setidaknya 2.400 kali.

Benarkah video tersebut menggambarkan kejadian sadis 300 anak di China yang diculik, dibekukan, dan dijual organ tubuhnya?

 

Mari, kita cek kebenarannya!

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Salah satu yang bisa dilakukan untuk mencari fakta di balik foto atau video adalah menelusurinya dengan bantuan sejumlah alat (tools) yang tersedia di internet, misalnya Google Reverse Images, TinEye, atau Yandex. 

Penelusuran gambar tangkapan layar video menggunakan Yandex menghasilkan temuan berikut ini: 

 

[Cek Fakta] Video Anak-Anak di China Diculik, Dibekukan dan Dijual Organ Tubuhnya, Faktanya?

 

Sejumlah tautan mengarah pada video yang berjudul 'bocah ditemukan di dalam box dipenuhi es diduga korban penculikan'. 

Namun, tautan lain mengarah pada artikel berjudul The tragic truth behind the 'kidnapped child in ice box' story yang diunggah situs sg.theasianparent.com pada 20 Juli 2017.

Berikut isi artikel tersebut:

You might have come across many Facebook posts and WhatsApp messages about a dead child in an ice box with the message, "Kidnapped children boxed in ice to be transported and sold for their organs. Common in inhumane and materialistic China. So cruel and barbaric just to get rich quick."

The video, shows a woman crying her heart out, as she unpacks the box, and removes the ice, piece by piece, from the dead child's body. It is a heart-wrenching scene, and the post got shared on Facebook over 7,500 times.

Except, it's a hoax. People have been misinformed and fooled yet again.

The true story behind the child in the ice box however, remains sad and tragic.

Truth behind the 'kidnapped child in ice box' storyAccording to Channel NewsAsia, police in Yiyang city, Hunan, China, have confirmed that the incident has nothing to do with organ trafficking. In fact, it is not a criminal case.

The sad truth is that, the little boy had drowned while at a relative's house in Guangdong, and was packed in a box of ice to be transported back home, due to fears of his body decomposing in the summer heat.

There were many other bizarre stories related to this boy's death. One rumour claimed that he was carelessly placed in the box for a nap, and got accidentally frozen to death.

Unfortunately, we are now living in the post-truth era, where lines between real and fake are slowly blurring. Let's be responsible, and verify any information before forwarding them on to others. Don't believe everything you read online.

 

Dalam artikel itu disebutkan, seperti dikutip dari Channel News Asia, polisi di Kota Yiyang, Hunan, China mengonfirmasi bahwa insiden peti berisi jenazah seorang bocah yang dipenuhi es tak ada kaitannya dengan perdagangan organ tubuh manusia. 

Faktanya, yang juga tragis, anak laki-laki itu tewas akibat tenggelam saat berkunjung ke rumah kerabat di Guandong. 

Jenazahnya kemudian dimasukkan ke dalam peti berisi es untuk dipulangkan ke rumahnya. Sebab, dikhawatirkan, terik matahari di musim panas akan membuat jasad korban terdekomposisi dengan cepat. 

Lantas, apa bagaimana dengan potongan adegan orang-orang yang dihakimi massa?

 

Adegan dari Insiden Berbeda

Dalam artikel berjudul Were 300 Children Found Frozen Alive for Organ Harvesting?, situs anti-hoaks Snopes.com menyebut, seperti dikutip dari Zhejiang Online pada 2017, potongan video yang menggambarkan dua pria dipukuli dan ditendang massa tak ada kaitannya dengan peristiwa tenggelamnya korban.

Insiden itu terjadi di kota Shaojiaqiaozhen di provinsi Guizhou. Kala itu, Desember 2017, dua pria dihakimi massa atas tuduhan berupaya menipu orang-orang lanjut usia.

Seseorang mengambil video saat keduanya dihakimi, mengunggahnya ke internet, dan mengklaim bahwa "para gangster yang merampok anak-anak dikepung warga."

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Video yang menunjukkan jasad seorang bocah di dalam peti jenazah yang dipenuhi es batu tak ada kaitannya dengan dugaan perdagangan organ tubuh. Ia tewas akibat tenggelam. 

Es batu sengaja dimasukkan ke dalam peti jenazah untuk mencegah jasad terurai dengan cepat di tengah musim panas yang terik. 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini