Sukses

Cek Fakta: Viral Video Buaya Makan Orang di Serpong BSD, Ini Faktanya

Pada 6 Oktober 2019, akun YouTube bernama Alesha Channel mengunggah video berjudul, 'Buaya makan orang di Serpong BSD tangsel'. Ini faktanya

Liputan6.com, Jakarta - Pada 6 Oktober 2019, akun YouTube bernama Alesha Channel mengunggah video berjudul, 'Buaya makan orang di Serpong BSD tangsel'.

Dalam rekaman berdurasi 25 detik itu terlihat buaya yang membawa jasad manusia. Tulisan 'Kecamatan Serpong' terlihat di layar.

Sejak kali pertama diunggah, video tersebut telah disaksikan sebanyak 6.170 kali.

Video yang sama, dengan judul 'Buaya makan orang' juga diunggah akun YouTube bernama BeritaNgakak pada 9 September 2019. Sejak kali pertama diunggah, rekaman itu telah ditonton sebanyak 2.364 kali.

Benarkah peristiwa tersebut terjadi di Serpong?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Penelusuran foto menggunakan alat Google Reverse Images mengarahkan ke sejumlah artikel berbahasa Inggris. 

[Cek Fakta] Hoaks Video Buaya Makan Orang di Serpong BSD

Salah satunya artikel berjudul, Chilling moment crocodile surfaces in a murky river holding a missing snorkeller in its jaws - after it bit the man's groin and dragged him under, yang dimuat Daily Mail pada 22 April 2019. 

Berikut isi artikel tersebut:

This is the chilling moment a crocodile emerged from the water carrying a missing man in its jaws the day after dragging him down by biting his crotch.

Darlin Uti, 30, was snorkelling in the river to fix an underwater pipe near his home in Sulawesi, Indonesia, when the river beast attacked.

The victim's sister, who was on the river bank, tried to help Darlin by pulling the hose he was using to breathe underwater.

But the crocodile thrashed around in the water and disappeared into the depths having plunged its razor-sharp teeth into Darlin's crotch.

Indonesian authorities immediately began searching for the missing man from the Kinapani Village alongside the Malaoge river.

The Search and Rescue Team spotted Uti's body the next day when the crocodile appeared on the surface with its jaws still clamped around Darlin's body.

The man's lower legs and feet can be seen in the video sticking out of the water as the huge crocodile floats past before submerging again.

Rescuers boarded boats and eventually retrieved Uti's body intact and was returned to his family for a funeral.

Team member Usmanudin said: 'There was a huge bite wound in Darlin's groin which could have caused him to bleed and die, but his body was still intact inside the crocodile's mouth.'

Usmanudin also said the Malaoge River is a thriving habitat for crocodiles in the area and warned locals to be cautious if they have to go into the water.

Darlin's death came just two day afters another man, Subli, 35, was killed by a crocodile while he was washing his hands in a canal in the Indragiri Hilir regency.

According to the Natural Resources Conservation Centre, there has been a rise in crocodile attacks in Indonesia in the last year.

Locals have been told to report any crocodile sighting to authorities immediately.

Dalam artikel disebutkan, kejadian dalam video itu berada di Sulawesi (Sulawesi Tenggara). Korban, Darlin Uti, diserang buaya saat memperbaiki pipa bawah air di dekat rumahnya. 

Dalam artikel berjudul, Viral 'Video Buaya Seret Mayat Manusia di Serpong', Dipastikan Hoax yang dimuat pada 10 Oktober 2019, situs Detik.com mengabarkan bahwa Kapolres Tangerang Selatan AKBP Ferdi Irawan memastikan bahwa informasi yang menyebut, lokasi dalam rekaman berada di wilayahnya, adalah hoaks.

Ada juga yang mengklaim, penampakan buaya membawa jasad manusia itu ada di Pangandaran.

Namun, hal itu telah dibantah dalam artikel berjudul Warga Heboh, Ada Buaya Makan Manusia, Ternyata Bukan di Pangandaran yang dimuat situs Pikiran Rakyat pada 14 Mei 2019. 

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan Klaim

Klaim yang menyebut penampakan buaya membawa jasad manusia, dalam video yang viral berada di Serpong BSD, sama sekali tak didukung bukti. 

Hasil penelusuran foto menggunakan Google Reverse Images menunjukkan, kejadiannya di Sulawesi Tenggara, bukan di Serpong BSD maupun Pangandaran. 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini