Sukses

[Cek Fakta] Video Viral Proses Pembuatan Beras dari Kantung Plastik, Faktanya?

Viral video yang diklaim sebagai pembuatan beras palsu dari bahan plastik. Mari kita cek kebenarannya.

Liputan6.com, Jakarta - Pada 12 November 2016, akun Facebook Ida Idha mengunggah video yang diklaim sebagai proses pembuatan beras dari kantung plastik. Belakangan, unggahan tersebut kembali viral.

"Sereem iiiiih beras dari kantong plastik....penjahat bnget nieeh orng..," tulis dia dalam narasi yang menyertai unggahan tersebut.

Sejak kali pertama diunggah, video tersebut telah ditonton sebanyak 2.816.748 kali, dibagikan sebanyak 98.100 kali, dan menuai lebih dari 3.800 komentar.

Tak semua netizen mempercayai unggahan tersebut. "Itu biji plastik bukan beras plastik," kata salah satu pengguna Facebook.

"Biji plastik sekilo mahal broo klw dijual 10 rb 1 ltr rugi besar lah," tulis warganet lain.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Kabar mengenai beras plastik yang dicampurkan ke beras asli sejatinya isu lama yang kerap berulang di banyak negara.

Seperti dikutip dari BBC Indonesia, dalam artikel berjudul Beras plastik, sekedar rumor atau memang nyata? pada 6 Juli 2017, rumor beras plastik berasal dari China dan ramai menjadi perbincangan para pengguna media sosial sejak tahun 2010. 

Berikut isi artikel tersebut:

Meski tak ada bukti yang kuat, rumor beras plastik terus saja beredar, kali ini ramai dibahas di tiga negara Afrika: Senegal, Gambia, dan Ghana.

Maraknya isu terbaru mengenai beras plastik dipicu oleh video viral yang menunjukkan bola nasi 'yang memantul' saat dilempar ke lantai. Sedemikian hebohnya sehingga pihak berwenang di Ghana melancarkan investigasi.

Mereka mengundang warga dan pedagang untuk mengirim beras yang dicurigai terbuat plastik. Namun setelah melakukan penyelidikan disimpulkan bahwa tidak ada beras plastik yang dijual di pasar Ghana.

Rumor beras plastik berasal dari Cina dan ramai menjadi perbincangan para pengguna media sosial sejak tahun 2010. Biasanya, rumor menyebutkan bahwa beras asli dicampur dengan beras plastik.

Isu ini masuk ke kawasan Afrika pada 2016 ketika petugas bea cukai Nigeria menyita 2,5 ton beras. Awalnya para pejabat bea cukai di negara tersebut mengklaim bahwa beras yang disita tersebut terbuat dari plastik.

Tapi kemudian Kementerian Kesehatan menegaskan klaim tersebut salah dan tidak ada bukti bahwa beras plastik telah masuk Nigeria. Meski demikian hasil uji menunjukkan beras yang disita mengandung bakteri dalam jumlah besar.

Wartawan France 24 yang banyak menulis berita soal ini, Alexander Capron, mengatakan banyak pihak sengaja menyebar rumor beras plastik untuk 'mendorong masyarakat membeli atau mengonsumsi beras hasil produksi dalam negeri'.

"Rumor ini populer terutama di negara-negara yang menggantungkan diri pada beras impor, seperti Pantai Gading atau Senegal," kata Capron. Sering kali rumornya menghebohnya yang mendorong pemerintah mengeluarkan bantahan.

Tapi Hassan Arouni, editor program BBC Focus on Africa, mengatakan tak yakin apakah rumor sengaja disebar untuk melawan negara-negara penghasil beras seperti Cina.

Terlepas dari siapa yang memulai, Arouni mengatakan langkah yang diambil negara-negara Barat dalam menghadapi rumor beras plastik sudah benar, yaitu dengan melakukan penelitian dan menyampaikan bantahan resmi.

Lalu siapa yang menyebar rumor beras plastik? "Mungkin ada orang-orang yang iseng yang menyebar berita palsu di internet," kata Arouni.

Kabar beras plastik mengemuka di Indonesia pada 2015, seperti dimuat dalam artikel Liputan.com berjudul, Cerita Terungkapnya Misteri Beras Plastik di Indonesia. 

Situs anti-hoaks Snopes.com, dalam artikel berjudul, Plastic Rice from China pada 26 Oktober 2016 menyebut bahwa rumor beras palsu, yang menyebar sejak 2011 hingga 2016, tidak didasari fakta.

cek fakta - isu beras diduga dari plastik (www.cfs.gov.hk)

 

Sementara itu, lembaga keamanan pangan atau Centre for Food Safety (CFS) Hong Kong mengeluarkan penjelasan terkait isu beras palsu, merujuk pada keluhan yang disampaikan warga, dan beberapa klip video di media sosial menunjukkan bahwa nasi dari beras palsu membal atau bisa memantul.

Departemen Bea dan Cukai dan CFS kemudian mengumpulkan barang bukti terduga beras palsu untuk diuji laboratorium. Hasilnya, semua sampel yang diteliti berasal dari beras asli dan lolos uji analisis kimia.

Lantas, benarkah video yang beredar menunjukkan proses pembuatan beras plastik?

Situs berbahasa Mandarin, sohu.com pada 8 Mei 2017 memberikan penjelasan terkait video yang viral, yang mirip dengan apa yang diunggah akun Facebook Ida Idha.

Cek Fakta - isu beras plastik dari China (sohu.com)

 

Dalam artilkel tersebut dijelaskan bahwa apa yang terpampang dalam video bukan menunjukkan proses produksi beras plastik.

Mesin yang terlihat dalam video adalah granulator plastik yang menghasilkan pelet plastik daur ulang.

"Butiran tersebut adalah bahan baku setengah jadi untuk membuat kembali produk plastik. Alasan mengapa dibuat menjadi butiran adalah untuk memudahkan penyimpanan dan transportasi," demikian dimuat sohu.com.

Juga disebutkan dalam artikel bahwa harga pelet plastik itu lebih mahal dari beras.

 

 

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Rumor soal beras palsu atau beras plastik dari China ditengarai muncul sejak 2010 atau 2011 dan kerap berulang di media massa atau media sosial. 

Hingga saat ini belum ditemukan bukti sahih bahwa isu beras plastik benar adanya. Sementara, yang ditampilkan dalam video bukan lah proses produksi beras palsu, melainkan pembuatan pelet plastik. 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.