Sukses

[Cek Fakta] Anak Laki-Laki Alami Gangguan Jiwa Karena Main Game Online, Faktanya?

Beredar sebuah video anak laki-laki sedang berobat di Puskesmas yang mengalami gangguan jiwa karena kecanduan main game online. Cek dulu faktanya.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video tentang anak yang kecanduan bermain game online beredar di sosial media Facebook. Video itu diunggah akun Facebook bernama Bospedia.com pada Rabu, 21 Agustus 2019.

Dalam video tersebut, terlihat seorang anak laki-laki yang sedang duduk.

[Cek Fakta] Viral Video Anak Laki-Laki Alami Gangguan Jiwa Karena Main Game Online, Faktanya?

"korban main game , sdh ada di kec. Dukun , muntilan , ..bs di sampaikn ke siswa2 kalo sdh kena syaraf seperti ini bagaimana coba ? Masa depan masih panjang 😟 ....himbauan untuk siswa agar HP/ smartphone digunakan secara bijak dan untuk hal positif .

# peringatan jg untuk kita sbg orangtua untuk anak2 kita 🙏" tulis Bospedia.com menyertai unggahan videonya.

Hingga saat ini, video tersebut sudah ditonton 1,1 juta kali. Kolom komentar sudah mencapai 1.000 dan mendapat tanda suka 2.100. Unggahan itu juga sudah dibagikan 25.395 kali oleh pengguna Facebook lainnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Dalam video tersebut, tidak jelas di mana lokasi pastinya. Selain itu, tidak bisa dipastikan juga apakah anak laki-laki yang ada di dalam video benar mengalami gangguan jiwa karena kecanduan main game online.

Namun rupanya, hal tersebut tidak benar. Pihak dokter Puskesmas Dukun, tempat video diambil, tidak mengeluarkan rujukan dengan diagnosa akibat game online.

Berita soal anak laki-laki ini sudah diunggah oleh www.turnbackhoax.id pada Sabtu, 24 Agustus 2019. Artikel itu berjudul [SALAH] “Korban main game, kalo sudah kena syaraf seperti ini bagaimana coba?”.

[Cek Fakta] Viral Video Anak Laki-Laki Alami Gangguan Jiwa Karena Main Game Online, Faktanya?

"Bukan karena kecanduan game, pihak dokter Puskesmas Dukun tidak mengeluarkan rujukan dengan diagnosa akibat game online.

FYI ; POSTINGAN INI AKAN TERUS DIUPDATE DENGAN TAMBAHAN KLARIFIKASI DARI PIHAK TERKAIT.

Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI

=============================================Kategori : Konten yang Menyesatkan =============================================

Beredar video yang dengan narasi sebagai berikut :

“korban main game , sdh ada di kec. Dukun , muntilan , ..bs di sampaikn ke siswa2 kalo sdh kena syaraf seperti ini bagaimana coba ? Masa depan masih panjang ….himbauan untuk siswa agar HP/ smartphone digunakan secara bijak dan untuk hal positif .# peringatan jg untuk kita sbg orangtua untuk anak2 kita”

Salah satu sumber : Akun facebook Bospedia.com (fb.com/bospedia) – https://perma.cc/72WE-A93E – Sudah dibagikan 21245 kali saat tangkapan layar diambil.

=============================================

PENJELASAN

Berdasarkan klarifikasi dari Kepala Puskesmas Dukun, dr. Didik Guntur Saputra menyatakan bahwa pihak dokter Puskesmas tidak mengetahui ada perekaman video dan pihak dokter Puskesmas tidak mengeluarkan rujukan dengan diagnosa akibat game online

Pada saat video yang viral tersebut direkam, baik keluarga atau perekam video tersebut belum mengetahui penyebab kondisi pasien tersebut sehingga muncul dugaan kondisi pasien tersebut karena terlalu sering bermain game online.

Pihak Puskesmas Dukun dan keluarga memohon kepada masyarakat agar video ini tidak disebarkan karena dikhawatirkan akan merusak psikis anak tersebut.

Dihubungi terpisah, dr Kristiana Siste Kurniasanti, SpKJ, Kepala Departemen Medik Kesehatan Jiwa RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), mengatakan bahwa kecanduan bermain video game tidak secara langsung berdampak pada tubuh, seperti menyebabkan kejang-kejang.

“Mungkin ada kerentanan atau faktor lain yang bisa menyebabkan anak tersebut kejang-kejang,” jelas dr Siste pada detikHealth, Jumat (23/8/2019).

dr Siste mengatakan, jika dari sisi kejiwaan, kecanduan bermain video game akan lebih berpengaruh pada konsisi emosional. Seseorang akan sulit mengendalikan emosi dan kondisi kejiwaannya.

“Orang yang sudah kecanduan akan sesuatu, termasuk bermain video game ini biasanya akan mengalami depresi,” katanya."

Selain itu, akun Facebook bernama Shifara Branded Kids mengaku sebagai keluarga anak laki-laki yang ada di dalam video. Tulisan itu diunggahnya pada Jumat, 23 Agustus 2019.

Dia menjelaskan, berita yang disebarkan tidak benar. Karena, pihak keluarga belum mengetahui sakit sebenarnya yang diderita.

[Cek Fakta] Viral Video Anak Laki-Laki Alami Gangguan Jiwa Karena Main Game Online, Faktanya?

"Assalamu'alaikum wr.wb..Sy disini selaku salah satu keluarga dari adek sepupu sy(pasien yg ada di video tsb),ingin mengklarifikasi berita yg sdh ada tentang adek saya tersebut. Bahwa dlm video yg viral tertulis adek sy sakit karena game online.Sehabis dari puskesmas video tersebut tersebar. Sedangkan vihak keluarga blm mengetahui sakit yg sebenarnya disebabkan oleh apa. Tapi video sdh terlanjur tersebar. Dan mjd viral.

Fihak keluarga mengetahui video tersebut viral disaat pihak keluarga sedang dalam proses mau memeriksakan adek sy ke dokter spesialis. Setelah kita periksakan ke dokter spesialis. Adek saya ini sakit bukan krn game online.

Adek sepupu sy ini,sy tegaskan sakit bukan karena kecanduan game online ataupun terkena radiasi hp.Memang,dia senang bermain game online,tp penyebab sakit yg dideritanya bukan dikarenakan game online.alhamdulillah saat ini adek sy sudah ditangani oleh dokter spesialis,sudah di cek kondisi kejiwaannya alhamdulillah normal semua,bahkan makan,sholat pun seperti biasa..

Hasil pemeriksaan dokter sdh keluar,dokter menyatakan adek sy ini sakit " HEMIBALLISMUS'". singkat penjelasan dokter,Hemiballismus adalah infeksi bakteri yg menyerang sistem saraf,akibatnya menimbulkan gerakan ditangan dan kakinya tanpa bisa dikendalikan.

👉Kronologinya(awal mulanya direkam salah satu petugas puskesmas sebelum diperiksa dokter):Adek sy bersama keluarga mendatangi puskesmas sekitar utk berkonsultasi dan minta pengarahan,harus berobat di dokter spesialis manakah baiknya,utk kesembuhan adek sy ini.keluarga juga bingung,karena awam bagi kami melihat kondisi seperti itu.kami sempat berfikir,apa penyebabnya krn sering main game?dan dikonsultasikan ke pihak kesehatan.pd saat berkonsultasi,ternyata ada salah satu petugas puskesmas yg merekam,dan menge-share video adek sy tsb tanpa izin dr pihak keluarga.dan mengklaim kalau adek sy itu sakit penyebabnya adl game online(seperti keterangan wawancara di video tsb).Itupun sebelum kami memeriksakan adek sy kpd dokter dibidangnya.belum ada diagnosa apapun dari dokter..

Jadi saya mohon untuk tidak menyebarkan video tersebut. Dengan keterangan yang tidak benar. Dikarenakan akan berimbas ke psikis adek saya nantinya apabila adek saya mengetahui bahwa video tersebut tersebar dan viral. Akan membuat adek saya semakin tertekan. Mohon untuk tidak disebarkan. Apabila ada yang menerima video tersebut untuk segera dihapus jangan diviralkan. Dengan begitu kita sama sama menjaga apapun yang menjadi HAK hidup orang lain.

alhamdulillah,sampai hari ini,berkat penanganan perawat,dokter,dan dukungan keluarga besar kami,kondisi adek sy sudah menunjukan perkembangan yg baik.Sy selaku keluarga,hanya ingin meluruskan dan menyampaikan kebenarannya.Mohon temen2 semuanya,"STOP"utk menyebarluaskan video tsb.Kami mohon do'anya semoga adek sy segera diberi kesembuhan,diberi kesehatan kembali,pulih seperti sedia kala..trimakasih atas perhatiannya

Wassalamu'alaikum wr.wb

#SALAMSEHAT #NOberitaHOAX" tulis Shifara Branded Kids menyertai unggahan fotonya.

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Tidak ada bukti sahih jika anak laki-laki yang ada di dalam video menderita sakit jiwa karena kecanduan bermain game online.

Selain itu, www.turnbackhoax.id juga sudah menjelaskan ketidakbenaran berita yang tersebar.

Laman Facebook bernama Shifara Branded Kids, yang mengaku sebagai saudara anak laki-laki dalam video, juga telah menyampaikan bantahan. 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini